Assalamu’alaikum warohmatulllahi wabarokatuh..
Lagi-lagi dipertemukan dengan kejadian tentang
kejujuran, apalagi di dunia perbisnisan. Selalu banyak cerita dan kejadian
bagaimana kejujuran itu sulit untuk ditunjukan dan diterapkan dalam keseharian.
Ya semoga semua ini menjadi pembelajaran, bahwa ketidakjujuran akan
menghilangkan rasa keberkahan dan tidak lama akan ketahuan. Perlu belajar
banget dan konsisten untuk selalu berbuat jujur, sekecil apapun kita tidak
boleh membohongi orang lain demi kepentingan kita, menipu, bahkan berbuat tidak
jujur membuat orang lain terjerumus kepada kesesatan, astagfirullah jangan
sampai yaa.
Contoh kecil saja, aku sudah percaya banget sama
temanku, dia berhutang kepadaku, ya mungkin nominalnya tidak seberapa ya,
tetapi hutang tetaplah hutang yaa, sudah dipinjami ya harus dibayar. Walaupun sudah
aku ingatkan beberapa kali, jawabannya selalu lupa, aku tidak tahu dia
mengatakan lupa atau memang dia belum ada uang, tetapi aku juga sedang
membutuhkan, karena itu hak seorang diri mempertanyakan kapan untuk
membayar. Ya bukannya tidak apa-apa ya,
aku takut saja kelak dia kesulitan dalam mempertanggung jawabkan dihadapan
Rabb. Karena “jiwa-jiwa yang mati rohnya akan terkantung-kantung belum di
terima Allah ketika masih mempunyai hutang-piutang di kehidupan, naudzubillah.”
Cerita lain, tentang bagaimana melakukan perdagangan,
yang awalnya sudah dipercayai untuk menjalankan suatu bisnis, walaupun masih
kecil bisnisnya tetapi kalau tidak mengedepankan kejujuran yaa, aku yakin suatu
hari nanti akan ketahuan apa yang selama ini disembunyikan.
Untuk kita semua, pesan dari tulisan ini adalah kita
harus benar-benar bisa menjaga hati disaat berinteraksi kepada siapapun, kita
tidak tahu orang tersebut jujur atau tidak di hadapan kita, kita tidak tahu
orang tersebut benar-benar apa adanya apa tidak, karena boleh jadi yang di
omongkan A tetapi sebenarnya isinya B, harus pintar-pintar untuk menentukan
siapa yang berhak menerima kepercayaan kita. untuk itu, agar hati kita tidak
mudah untuk sakit hati dan berharap lebih dari orang lain, harusnya diri kita
meniatkan segala hal hanya untuk Allah. Bantu orang untuk Allah, ngutangi orang
karena Allah, melakukan segala sesuatu karena Allah, karena apa? Ketika kita
berharap lebih kepada makhluk, pastinya akan kecewa, berharaplah kepada Allah
yang selalu benar akan janji-janji-Nya.
0 comments:
Post a Comment