Reading

You have to read a lot, you will find a wonderful word.

BE HAPPY

If you're happy, you will spread your happiness around you.

BE KIND

The world needs you to be nice and great person.

Grateful

What thing you have know is the best thing for you, be grateful of it.

Never stop traveling

Go to some where with your friends that makes you more relax.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Thursday, November 28, 2019

Sebagai pendengar



Assalamu’alaikum pembaca yang budiman. Hari sabtu kemarin aku pulang kampung lho, alhamdulillah aku masih di pertemukan dengan kedua orang tuaku yang sehat keadaanya. Bagaimana dengan minggu kalian? Apakah kalian yang sedang merantau sudah menghubungi orang tua kalian di rumah? Apakah sudah memastikan bahwa keadaanya baik-baik saja. Jika belum, baiknya segera menghubungi yaa.

Setelah sampai rumah aku disambut hangat oleh senyuman ibuku yang sedang menyapu rumah. Aku segera membereskan barangku dan segera mencari tempat ternyaman dirumah. Iya, aku ingin merebahkan badan, hehe. Agak lelah ya perjalanan dari Surabaya ke Bojonegoro. Seperti biasa, kalau aku pulang kampung, aku sempatkan berkunjung ke keluarga terdekat, memastikan keadaan mereka. Alhamdulillah masih di beri kesempatan Allah untuk berkunjung ke tetangga, ke keluarga dekat rumah.

Dan saatnya untuk balik ke Surabaya, aku balik naik kereta lagi guys. Setelah beberapa menit menunggu kereta tiba, aku bertemu banyak penumpang lainnya, dari nenek-nenek, ibu-ibu, remaja bahkan juga anak-anak kecil. Saat menit-menit teakhir kereta tiba, stasiun mendadak riuh, banyaknya penumpang menjadikanku semakin tak terlihat diantara mereka. Aku tertutupi oleh kesibukan stasiun kereta api.

Okey, saatnya aku naik kereta. Aku hanya mencari bangku yang kosong di antara deretan kursi yang aku lalui. Akhirnya ada bangku kursi kosong yang berlawanan arah ada bapak-bapak menduduki kursi itu sendirian, dan tidak lama kemudian ada mbah-mbah menghampiriku, dia sekarang duduk disebelahku. Dengan berjalannya waktu, bapak depanku bertanya dengan nenek tadi “mau turun mana?” dan nenek itu pun menjawab “turun di pasar turi.  Aku hanya diam dan menjadi pendengar.

Dan aku menyaut percapakan i  tu dengan spontan “turun pundi mbah? Pasar turi?” tanya ku. “iya pasar turi, la sampeyan?”  “tandes, kulo mboten angsal kursi mbah, mangke nek wonten tiang padosi kursine kulo pindah.” Jelasku ke mbah. “podo nduk, aku yo ora oleh kursi” mbah itu menjawab. Dan kita sama-sama ketawa “hahhaha”. Tiba-tiba bapak didepan kami menyaut “kulo nggih sering mboten angsal nomer kursi tapi ten kreta nggih lenggah terus mbah.” Dan kita bertiga ketawa kecil bersama di atas kreta “hahahaha” karena kami bertiga tidak dapat nomer kursi di tiket tapi kami dapat tempat duduk yang nyaman. Alhamdulillah .nikmat Allah.

Setelah beberapa saat kemudian, ada mas-mas yang cari tempat duduk, berhubung tempat dudukku kosong, bapak depanku menawarkan kursi itu ke mas-mas tadi. Dan mas tadi bersedia duduk di samping bapak tadi.

Mulailah dari sini aku berposisi sebagai pendengar. Aku yang sedang membaca novel “Hujan Matahari” dari penulis kondang, kurniawan gunadi, diam diam mendengarkan percakapan bapak-bapak tadi dan mas-mas tadi yang berada di depan pas tempat duduku. Sedangkan mbah-mbah sebelahku sedang terlelap tidur.

Setelah mas ini meletakkan tasnya diatas, dia memainkan handphonenya, ternyata dia sedang menyeting AC dikereta ini dengan gadget canggihnya itu. Dia memposisikan dirinya duduk nyaman di kursinya, dan bapak sebelahnya bertanya “mau turun mana mas?”  mas itu menjawab “ turun gubeng” seingatku seperti itu. Mulailah dari situ banyak pembicaraan yang mereka bicarakan.

Ternyata bapak itu sedang mau mengunjungi anaknya yang sedang sakit di rumah sakit surabaya, anak gadis bapak itu menderita penyakit diabetes dan ginjal, bapak itu terus bercerita kepada mas tadi. Sehingga mas tadi sepertinya semakin penasaran dengan bapak itu.

Aku hanya sebagai pendengar menghembuskan nafas panjang “Ya Allah, berikanlah bapak ini kekuatan” Aamiin,ucapku dalam hati.

Mas tadi bertanya lagi “La penyebab awal niku pripun pak, kok sampai sakit?”
 “penyebab awal nya apa pak, kok sampai sakit seperti itu? . 
bapak tadi menjawab “Ya, dulu itu sering minum-minuman bersoda, minum-minuman yang tidak sehat begitu mas, terus minum air putih e kurang.”

Mas tadi menjawab “ iya menawi niki cobaan njenengan pak, bade dinaikan derajat kaleh Allah.” “iya mungkin ini cobaan dari Allah pak, yang akan menaikkan derajat bapak.”

Bapak tadi menjawab “nggih mas, nggih, saya juga berusaha berdoa, yang penting anak saya sehat kembali.” Ujar bapak.


Adduuuuh, aku tersentuuh banget dengar percakapan bapak dan mas depan ku ini. Aku hanya pura-pura melihat buku yang aku pegang, kelihatanya membaca tapi tidak, aku sedang mendengarkan beliau-beliau ini berbicara. Lagi lagi percakapan itu belum selesai, banyak yang mereka perbincangkan. Aku hanya sebagai pendengar.

Mas itu ternyata memberikan solusi kepada bapak tadi, “sampun nyubi minum jinten cemeng kaleh madu pak putrine?” “sudah pernah coba minum jintem hitam dan madu pak putrinya?” tanya mas itu.  Dan bapak itu menjawab “belum mas, pripun?” bagaimna mas itu?” tanya bapaknya.

“iya pak, jadi Rasululllah sudah pernah berpesan kalu jinten hitam dan madu itu dapat menyembuhkan segala macam penyakit.”
“bagaimana mas cara minumnya?”
“iya bapak kasih kan aja beberapa jinten hitam di minuman putri bapak, teh atau apa ndak apa-apa, biasanya saya tak campurkan di teh pak, jintennya.”
“oh seperti itu...”
“lalu madunya mas? Madu apa?”
“ya seadanya pak, yang penting madu.”
“kan ada, madu hitam itu ya mas?”
“iya ada madu hitam pak, tapi menurut saya madu hitam itu keras pak.”

Mendengarkan perbincangan mereka yang semakin seru. Aku baru tahu guys, kalau selama ini madu itu ada macamnya ya, madu hitam ada juga ternyata. Oke, aku dapat pengetahuan baru dari percakapan mereka. Kita lanjutkan percakapan mereka yaa.

“nggih mas, makasih banyak ya sarannya, nanti saya coba cari jintenya dan madu.”
“iyaa pak, siapa tahu bisa membantu kesembuhan putri bapak.” Ujar mas-mas depanku yang akan merantau ke kalimantan meninggalkan anak semata wayang di rumah.
“kulo crito nggih pak,” “saya crita ya pak”. Ujar mas tadi ke bapak itu.
“iya monggo.”

“jadi dulu itu teman saya menderita penyakit kanker, sudah di vonis dokter masa hidupnya sudah tidak lama lagi. Dia mulai mendekatkan diri ke Allah, ya sholat dan lain-lain, pasti kalau di buat sholat itu waktu sujud itu sakit banget kepalanya katanya, tapi dia bilang ke saya pak, “walaupun sakit saat sholat ndak apa-apa, sholat kan perintah Allah, sesakit apapun tetap dijalani dengan ikhlas.” Ya Allah pak, jarak beberapa bulan begitu ada perubahan yang nyata, teman saya ndak jadi operasi kanker, karena kondisi badannya sudah membaik. Ya seperti itu ya pak, pelajaran yang harus kita ambil, memang mendekatkan diri pada Allah itu salah satu cara untuk mengobati segala macam penyakit.” Jelas mas itu ke bapak sampingnya.

Aku tetap masih sebagai pendengar. Tetap melihat buku, padahal mendengarkan.
Setelah itu bapak tadi bercerita tentang kesholihan anaknya. Yaaa lumrahlah ya, beliau begitu sayang dengan putrinya tadi.

Dan masih banyak cerita menemaniku di kereta menuju Surabaya. Mereka berdua tetap masih asik membicarakan sesuatu di depanku yang sedang memegang buku bacaan. 
Namun, tiba-tiba petugas kereta dari arah depanku berteriak kepada penumpang,

“Ini AC nya ada yang nyetting ya, awalnya ini bukan 16 derajat, makanya panas banget, beda dengan AC yang di luar kereta ini, semakin kecil derajatnya bukan semakin dingin tapi semakin panas. Hayo siapa yang merasa menyetting AC nya?” ujar petugas kereta.

Aku terdiam, ingatanku langsung menuju kejadian awal tadi, iya aku sudah tahu siapa pelaku penyetting AC ini. Sedangkan penumpang yang lain riuh karena kepanasan. “aduh, makanya panas banget yaaa, siapa  yang nyetting ya,..” ujar salah satu penumpang.

Aku mencoba diam, dan memperhatikan tingkah mas depanku itu. Dan petugas kereta pun bersuara lagi “minta tolong yang menyetting AC di kembalikan ke settingan awal, saya tidak akan merubah settingannya, yang nyetting ini Hp Xiomi, yang merasa silakan dikembalikan” kata petugas kereta. #UPS MAAP SEBUT MERK.

Dan mas tadi pura-pura tidak tahu, dan langsung mengalihkan fokusnya ditanya sesuatu hal lain di bapak sampingnya tadi, tanpa merasa bersalah. Seddihh bangetttt sih sederetan panas karena orang ini. Lho nin, kamu nggak tegur? Aduuuh mau negur gimana, orangnya aja no care sama perbuatannya, ketimbang aku tegur si mas tadi enggak ngaku, aku nya nanti yang malu, dan jadi ribut. Lebih baiik aku diam, lebih baik aku teruskan baca buku yang aku pegang. Dan lebih baik lagi doain mas-mas ini sadar kalu perbuatannya, walupun kecil dampaknya besar ke orang-orang. Iya kita jadi kepanasan, walaupun hanya beberapa deret kursi saja yang kena dampaknya.

Okay, mas dan bapak tadi masih meneruskan perbincangan mereka. Dan aku mulai tidak mendengarkan lagi. Tiba-tiba, bapak tadi memanggilku, “mbak boleh pinjam bolpoin?” dan aku jawab “apa pak,” bapak itu jawab “bolpoin mbak,”.. oh okee sebentar saya carikan.” Aku cari bolpoin di tas ranselku. Dan akhirnya ketemu. Bapak tadi pinjam bolpoin untuk mencatat nomer hp mas tadi. Oke setelah bolpoin itu di kembalikan kepadaku aku segera membereskan barang bawaanku. Tidak terasa aku sudah sampai distasiun tandes.

Alhamdulillah, perjalananku lancar. 
Dan aku pesan ojek online. Sampailah aku di Surabaya.

That’s all my short journey in train. Banyak hal yang aku dapat walaupun hanya sebagai pendengar.❤❤❤




Thursday, November 21, 2019

Bertanya tanya ~



“Bapak, kalau aku nanti enggak jadi seperti yang bapak inginkan bagaimana?”  udah di sekolahkan tinggi-tinggi, terus aku nggak tahu nanti endingnya bagaimana,”. Aku curhat sama bapak.

Bapak belum menjawab apa-apa. Bapak menjawab dengan “Ha.. ha.. haa”. Aku menikmati ketawa khas bapak, bapak menertawakan pertanyaan yang mengusik pikiranku akhir-akhir ini.

Aku menyaut “iya bapak, bagaimana?”
Lalu ada beberapa detik terjeda diam, bapak menjawab
“Nduk, bapak nggak mau nuntut kamu apa-apa, bapak cuma bisa kasih bekal kamu ilmu, kalau kamu bapak bekalin uang pasti cepat habis, tapi kalau ilmu, itu akan yang menjaga kamu di masa depan. Dengan bapak menyekolahkan kamu, itu artinya bapak sudah melaksanakan kewajibannya untuk membekali kamu ilmu, semoga bermanfaat.” Jelas bapak.

Aku mendengarkan dengan seksama apa yang bapak ucapakan kepadaku.
“bapak nggak pengen apa-apa, tapi bapak selalu doakan kamu, semoga menjadi orang yang bermanfaat bagi nusa bangsa, dan agama.” Ujar bapak.
“iya bapak.” Ujarku dengan meneteskan air mata.
“ sudahlah, jalanin saja kuliahnya, kamu pasti bisa, dijalanin aja, dinikmati aja ya. Cari ilmu sebanyak-banyaknya, nanti ada waktunya dimana kamu susah cari waktu untuk menuntut ilmu, sekarang waktunya yang tepat untuk kamu cari ilmu, yang semangat seperti bapak gitu lhooo yaa. “ tambahan nasehat bapak panjang.

“iya bapak, InsyaAllah Allah bantu aku dengan doa-doa bapak ibuk, la ibuk dimana sekarang?” ujarku.
“ini lagi disampingku, mendengarkan suaramu.” Ujar bapak.

Diatas percakapan dalam telfon genggam setelah aku menyelesaikan sholat magrib di kosan.

Lewat bapak, Allah menguatkan ku di dalam banyak hal. Allah kirim malaikat tak bersayap bernama orang tua. Ketika down, merekalah yang selalu hadir untuk menyemangati hidup.

Ayooo kawan-kawan, jangans sampai down ya kalian, there are many things that should we get. Let’s learn anything. Semangats.. :D


Kalkulator Allah


“Bapak, hari ini aku pulang ya, aku kangen, aku mau pulang.” SMSku ke bapak.
“Iya pulang nggak apa-apa, lha naik apa?” Balas bapak.
“Naik kereta ya bapak, aku sama dek putri, dia mau ikut bareng pulang.” Balasku.
“Okay, nanti aku jemput di stasiun, nanti kabarin bapak ya.” Jawab bapak.
“Okeee.” Ku tutup pesanku.

      Diatas adalah percakapan singkatku saat aku mau pulang kampung Dua minggu yang lalu.  Dan baliknya ke surabaya dengan sangat senang hati, bapak bersedia mengantarkanku ke kosan. Baginya, aku masih belum siap naik sepeda motor jauh-jauh, ya kalau kalian tahu ceritaku sebelumnya, tahulah, bapak masih gak tega aku sepeda motoran sendiri dalam waktu dekat ini. Padahal udah 3 tahunan lebih, aku selalu naik sepeda motor kalau pulang kampung. Ya, namanya juga orang tua, sayang banget sama anaknya.

Di bawah adalah percakapan saat aku balik ke Surabaya diantar bapak.

“Tak critani yaa.” Bapak mengajak aku bicara tiba-tiba.
“Crita opo?” jawabku.
“Dek usuk ya, enek wong tuwek ndek toko, ngomong ngene nek bapak, “lek e aku kei rokok e,” terus tak kei rokok, terus aku takok “gak kurang mbah?” de e jawab “ora matur nuwun” terus mbah iku langsung mere.” Cerita bapak.
“lha sopo mbah kui bapak?” tanyaku.
“ya wong kui uwes biasa ndek tokone, kadang yo sering gitu, tapi, iki koyo wes sue ra rene, dek esuk rene, moro-moro njaluk rokok, ya wes tak kei.” Ujar bapak.
“ohh.. la terus?” tanyaku.
“rokok seng tak kenakno mbah kui kan Cuma harga seribu, moro ngunu lo ya, beberapa jam kemudian, banyak orang yang beli bahkan jutaan nduk, pesan aqua, pesan apa gitu, langsung Allah kirimkan balasan, nek dipikir lo ora tok.” Tangkas bapak.
“ jal yo, mosok ngekei wong hanya seribu dikasih lebih dari sejuta, itu kalkulator mana yang bisa gitu, udah dilipatkan beberapa kali rezekinya?” tambah bapak.
“ masak bapak??” sahutku dengan terkejut.
“iyaa nduk,, kalkulator Allah itu tidak ada yang menandingi yaa, kalau kita ikhlas ngasih orang, walaupun hanya seberapa, seribu bahkan 500 rupiah, kalau kita sabar, Allah akan ganti apa yang sudah kita berikan kepada orang lain.” Nasihat bapak.
“beetuuul banget bapak.”
“Ya begitulah hidup nduk, kalau ada orang yang susah ya harus kita bantu kalau kita bisa bantu, kalau ada orang minta ya dikasih kalau kita bisa ngasih.” Ujar bapak.
“iya bapak, beneer banget.”
Percakapan itu membuatku merenung lagi.

      Ada banyak kesempatan yang telah aku lewatkan untuk membantu orang lain, padahal ketika aku membantu orang lain, aku yakin Allah pasti akan menggantinya. Di dalam perjalanan bapak mengantarkanku balik ke Surabaya ada hikmah dan makna hidup yang disampaikan bapak. Semua itu tentang kalkukator Allah.

    Kalkulator Allah tidak bisa kita capai angkanya, bahkan perkalian pertambahan di dalam kalkulator yang kita miliki tak akan cukup untuk menandingi kalkulator Allah. Kalkulator Allah besar banget. Dan semua itu memang tentang keikhlasan dalam memberi, selama di dunia kita terus diasah oleh Allah seberapa besar kadar keikhlasan kita membantu orang lain, memberi orang lain, dan lain lain akan berdampak pada bagaimana kalkulator Allah dioperasikan. Ketika kadar keikhlasan kita tinggi, tidak mengharap dibalas, lillahi ta’ala, InsyaAllah, Allah angka yang muncul di kalkukator Allah juga besar.


Yuk selalu besarkan keikhlasan dalam memberi sesuatu kepada saudara kita, karena kalkulator Allah akan lebih besar daripada kadar keikhlasan kita.

Selamat memburu kebaikan. :D


Thursday, November 14, 2019

Bersyukur :)



Aku tidak tahu cara bersyukur yang terbaik kepada Allah SWT itu seperti apa, yang ku tahu cara bersyukur kepada-Nya yaitu meningkatkan ibadah kepada-Nya. Dan ibadah sendiri itu komplek banget maknanya. Selain menunaikan ibadah yang wajib untuk Allah, ibadah-ibadah sunnah juga perlu kita laksanakan untuk berterimakasih dan wujud rasa syukur kita telah diberikan kenikmatan-kenikmatan yang luar biasa oleh Allah. Kita tidak pernah sanggup untuk menghitung nikmatNya kan?  
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18).

Yaa, mulai dari kita masih kecil hingga saat ini, Allah tidak henti-hentinya memberikan rezeki, rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Begitu baiknya Allah itu, begitu sayangnya kepada hamba-hambaNya. Sehingga, Nabi Muhammad pun yang sudah dijamin masuk surga tetap saja menjalankan ibadah dengan khusyuk, karena itu semua bentuk rasa syukur Rasullullah.
Di suatu riwayat mengatakan, ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat, beliau berdiri hingga kedua telapak kaki beliau merekah, lalu ‘Aisyah bertanya, ‘Kenapa engkau melakukan semua ini, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan ampunan bagimu atas dosa-dosa-mu yang telah lalu dan yang akan datang?’ Lalu beliau menjawab,
أَفَلاَ أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا.
‘Apakah tidak boleh jika aku termasuk hamba yang bersyukur.'”[3]
MasyaAllah, begitulah Rasullullah, suri tauladan kita semua. Beliau yang sudah dijamin surga tanpa hisab saja masih beribadah sekuat tenaga, sekusyuk-kusyuknya, dan selalu memberikan yang terbaik untuk Allah, sedangkan kita yang belum tentu dijamin masuk surga, sekarang masih bermalas-malas untuk beribadah, selalu mempunyai alasan untuk meninggalkan suatu yang diwajibkan, dan lain lain. Ya Allah ampuni kami. Semoga kita semua bisa mencontoh apa yang sudah diajarkan Rasullulahh selama hidupnya. Aamiin
Berbicara tentang bersyukur, pasti kalian juga tak lupa setiap saat berucap syukur kan, seperti Alhamdulillahirobbil’alamin. Semoga ya, lisan kita dimudahkan Allah untuk mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin. Karena tidak semua orang Allah izinkan mengucapkan demikian. Semoga kita dituntun Allah selalu. Aamiin.
   Tapi gengs, apa kalian pernah diberikan Allah kenikmatan rahmat atau hidayah yang luar biasa dari Allah, sehingga kalian bersyukur tingkat level tinggi? Pernahkah demikian? Jika pernah, hal apa yang kamu lakukan untuk wujud dari rasa bersyukur. Entahlah ya, semua orang memang mempunyai cara yang berbeda untuk mewujudkan bentuk rasa syukur mereka. Ada yang cara bersyukurnya dengan berinfak, ada yang bersyukurnya dengan membagikan sembako kepada masyarakat, ada yang bersyukur membantu temannya yang kesusahan, ada yang bersyukur dengan membantu orang tuanya dirumah, ada yang bersyukur dengan membelikan sepiring bakso untuk teman-temannya, dan lain-lain. 
   Tapi bukan itu essensinya dari bersyukur yang sebenarnya, kalu tidak salah dari ustad Oemar Mita, beliau berkata cara untuk bersyukur tidak hanya diwujudkan dengan bentuk tasyukuran sekampung, memberikan orang-orang barang-barang, dan lain lain. Akan tetapi beliau lebih menyarankan untuk mewujudakan rasa syukur tingkatkanlah iman dan taqwa kita. Dengan apa meningkatkan iman dan taqwa? yaitu dengan memperbaiki ibadah kepada-Nya.
Dan aku boleh ya cerita dikit dengan dua minggu yang lalu sepertinya, aku kedatangan keluargaku Jogjakarta, setelah beberapa hari menginap di rumahku, tiba-tiba dia menanyakan fi sabillah disini namanya siapa saja, siapa yang di desa ini hidup sendirian, siapa yang mengajari adik-adik ngaji setiap hari, dan lain-lain. Akhirnya aku bersama ibu dan saudara-saudaraku dari jogja menulis daftar nama orang yang berhak untuk di zakati Mall. Ya, saudaraku dari jogja ingin memberikan orang-orang yang berhak mendapat zakat Mall.
Seruu banget deh ceritanya. I will share in the next pembahasan ya..
Jangan lupa bersyukur yaaa dengan meningkatkan ibadah-ibadah untuk Allah.. J