Reading

You have to read a lot, you will find a wonderful word.

BE HAPPY

If you're happy, you will spread your happiness around you.

BE KIND

The world needs you to be nice and great person.

Grateful

What thing you have know is the best thing for you, be grateful of it.

Never stop traveling

Go to some where with your friends that makes you more relax.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Saturday, August 27, 2022

Cara Allah menghibur hambanya

Cara Allah

 

Saat sedang sedih-sedihnya, sumpek-sumpeknya, capek-capeknya, dan kamu hanya berdoa pada Allah “Ya Allah, lapangkanlah dadaku, jangan tinggalkan aku!”

Dan beberapa saat kemudian, mungkin beberapa hari kemudian, Allah mengabulkan doamu lewat orang-orang yang di sekitarmu dengan menanyakan sederet pertanyaan seperti  “Mbak, bagaimana perasaanmu saat ini?” “Apa yang sedang kamu rasakan?” “Nanin, are you OK?” “What’s going on?”.

It was like Allah kirimkan orang-orang untuk mendengarkan ceritamu. Allah sediakan telinga-telinga hambanya untuk berbagi cerita. See… tanpa memberitahu manusia apa yang sedang terjadi pada diri kita. Namun, mereka peka terhadap apa yang sedang terjadi pada diri kita dengan mengucap pertanyaan-pertanyaan atau kata-kata demikian, itu adalah pertanyaan yang sangat berharga bagi seseorang yang sedang butuh di dengarkan. Itu adalah dari sisi manusia, bagaimana di sisi Tuhan kita, manusiapun peka, pasti Allah akan lebih peka terhadap apa yang sedang kita alami, Allah mendengarkan semua isi hati hambanya, diucap atau tidak Allah akan selalu mendengar semua rintihan hambanya. Sehingga ketika manusia-manusia tidak mendengar apa yang sedang kita rasakan, Allah memiliki cara-Nya sendiri, Allah mudah menurunkan kasih sayang-Nya dengan mempekakan hati-hati orang-orang yang ditunjuk langsung untuk mendengarkan saudaranya.

Ya, ketika aku ditanya orang-orang seperti pertanyaan-pertanyaan diatas, itu seperti Allah turunkan langsung kasih sayang-Nya, seperti Dia berkata “Ini lho, ada hamba-hamba-Ku yang aku tunjuk langsung ke kamu, kalau belum puas cerita kepada-Ku, cerita ini pada mereka yang telah aku tunjuk, Aku titipkan kepada mereka apa yang ingin Aku katakana kepadamu”. Waahh kasih sayangnya Allah ngena banget kan!

Dan yang terjadi memang benar, setelah aku share what I felt at that time, it decreased my stress, melegakan hati yang sempit menjadi lapang, meredam panasnya kepala yang sedang berasap.

Dengan adanya orang-orang yang Allah kirimkan, mereka mengingatkanku kembali dengan apa yang menjadi tujuanku, lagi-lagi aku diingatkan dengan kata sabar, do what you like, tidak apa-apa merasa sedih, semua ada pelajaran dan hikmahnya. Inilah hidup yang harus kita jalani, there are many people who want to be us, let’s to be grateful what we have achieved now, kata-kata dari guruku dan juga dari temanku. Dan benar adanya ya, kita harus mensyukuri apa yang sekarang menjadi dari bagian di hidup kita.

Pernahkah kamu mengalami kejadian seperti ceritaku diatas?

Itulah cara Allah menyanyangi hamba-hambanya. Dia mempunyai berbagai cara untuk menghibur hamba-hambanya. Begitu murahnya Dia memberikan kasih sayang-Nya.

Semoga orang-orang selalu ada buat kita, selalu memberikan telinganya buat kita, dan selalu bersedia memberikan waktunya buat kita, semoga Allah jaga mereka dimanapun mereka berada, semoga Allah balas mereka dengan balasan terbaik.. Aamin yarobbal’alamin

 

Saturday, August 20, 2022

Pentingnya Berbaik Sangka

 Pentingnya Berbaik Sangka

 

Beberapa hari ini, aku mengamati kalau Jihan (tetanggaku) menghabiskan waktu liburnya untuk berolahraga lari setiap pagi dan sore. Hingga suatu sore setelah aku dari pasar berpapasan dengan dia yang sedang menuntun sepedanya sendirian, dengan suara lantangku aku panggil dia “Haaann,,,” dan melewatinya dengan wajahku sumriangah dengan kecepatan mengemudi motor yang lumayan tinggi. Tiba-tiba saja dia memanggilku balik dengan suaranya paling keras “Mbak Nanin!!!..... Mbak, balik mbak, balik….”

Akhirnya aku mengerem motorku dan putar balik kearah jihan sampai aku menghampirinya. “Ada apa yan? Tanyaku. “Banku bocor mbak, aku gak bawa uang, pinjami dulu ya..” ujarnya. “Oalah, iya, kamu dari mana lhoo kok sendirian wae?”,, tanyaku.. “olahraga mbak, dari situ lo, eh ternyata tiba-tiba bocor ban sepeda ku” jawabnya. “Oalah, ya ya, ini aku pinjami, berani ta cari tambal ban?” “iya mbk, berani, tuh disitu, makasih ya mbak.” Ujarnya, “oke, aku tak pulang duluan ya..” jawabku. “okee mbak” sahutnya.

Setelah kejadian tersebut, malamnya jihan mengirimiku pesan, “mbak Nanin, besok lari pagi yuk!” Tulisa jihan. “okey yan, jam berapa?” tanyaku. “Jam setengah enam yam bk?” ujarnya. “Okee…” sahutku. Namun, setelah aku pikir-pikir, ternyata hari minggu aku harus ke Tuban untuk kondangan bareng teman-temanku SMA, jadi aku pagi-pagi harus siap-siap untuk Bojonegoro dahulu. Sehingga aku putuskan untuk membatalkan lari pagi bersama Jihan. “Yan, sorry ya aku besok ada acara pagi-pagi harus siap-siap ke Bojonegoro, mau ke Tuban ada temen yang nikahan, jadi tidak bisa ikut lari pagi.” Tulis pesanku kepada Jihan. “Oalah, oke mbak.” Jawab Dia.

Sabtu malam, aku bersama-sama teman-temanku berempat sudah kabar mengabar untuk berangkat bareng di satu titik. Akhirnya kami menyepakati berkumpul di tempat Stefani sebagai titik mengumpul berangkat bareng. Setelah menunggu satu persatu datang kerumah Stefani, kami berbincang-bincang ringan dan kadang ya ke topik yang agak terlalu berat, kadang bahas ini dan kadang bahas itu. Ya biasalah seperti random topic, we shared our stories and it was so happy to do that.

Sesampainya di rumah mempelai, kami bertemu teman-teman kami, kami saling bernostalgia. Dan tak lupa kami foto bersama-sama dengan mempelai. Yang paling penting adalah kami juga mendoakan mereka agar keluarga baru mereka selalu diberkahi Allah, dipermudahkan segala urusannya kedepan. Senyum senang bahagia terpancar dari kedua mempelai yang kebetulan mereka berdua adalah teman kami sekelas. Sungguh, kami semua tidak menyangka bahwa mereka menjadi sepasang kekasih sekarang. MasyaAllah, rencana Tuhan memang sangat indah, selamat yaa untuk kalian.

Setelah kami menikmati jamuan dan berfoto bersama, kami memutuskan untuk pulang karena waktu juga sudah mulai sore, kami kembali lagi ke rumah Stefani untuk rehat sholat dan persiapan untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun, sebelumnya kami ingin makan bersama di café baru dekat rumah Stefani, kami menikmati makanan yang ada di sana dengan berbincang-bincang ria, pada saat itu juga kami bergantian untuk upload foto dari akun Instagram kami masing-masing untuk mengucapkan selamat kepada teman kami yang baru saja menikah. One by one, upload on our Instagram, and me is the first person who uploaded the wedding foto with tagging their Instagram account. Lalu, mungkin dua puluh menit kemudian teman -temanku upload foto wedding diinstagram mereka dengan juga mengetag akun Instagram masing-masing orang yang berada di foto. Setelah beberapa saat kemudian, semua postingan teman-temanku di Instagram satu per satu dibalas oleh temanku yang baru menikah tadi, namun anehnya tidak denganku.

Pada saat itu aku agak panik, dan langsung membicarakan kepada teman-temanku, “eh kenapa ya kalian postingannya dibalas, sedangkan aku belum dibalas, padahal aku yang pertama ngepost!” . lalu mereka saling berucap “ketimbun mungkin Nin, ditunggu aja”. “Masak sih ketimbun?” ucapku.

Dan satu persatu temanku yang lain, juga dibalas, sedangkan aku sampai keesokan paginya belum juga dibalas, dan saat itu hatiku juga gemuruh, apakah aku ada salah dengan dia sehingga dia tidak membalas postingan igku. “Apa ada yang salah?” aku tanya teman-temanku yang lain. Merekapun ada yang menjawab “lupa mungkin Nin, sangking banyaknya.” Ada juga yang menjawab “iya ya Nin, kok gitu ya, jujur aku kalau jadi kamu pasti juga kepikiran kenapa alasannya, tapi yaudah Nin gpp, dilosskan aja, lawong kamu gak ada masalah apa-apa dengan dia.”

Apa yang dikatakan temanku ada benarnya, memag aku tidak ada masalah apa-apa dengan temanku ini. Namun, karena aku adalah manusia biasa, pikirannya pasti kemana-mana, pasti ada lah ya berburuk sangka dengan dia, Aaah dalam keadaan ini mungkin keadaan yang mulai digoda oleh setan untuk mebisikan hal-hal yang tidak-tidak.

Akhirnya saat siang hari, ada pesan masuk dari instagramku, ternyata temanku baru saja membalas postinganku kemarin, dan betul apa adanya memang chatku ketimbun dan baru sempat dibalas karena banyaknya pesan masuknya, itu yang terjadi sebenarnya. Saat itulah segala macam prasangka terhapuskan. Dan percapkan kita panjang setelah dia membalas postingan itu, tidak hanya berterima kasih untuk ucapanku namun dia juga menyampaikan hal lain “Nin, sayang banget kamu kemarin pulang duluan, ada guru les kita datang kemarin, kamu ditanyain, wahhh seru banget, beliau udah punya anak lho, aduh sayang banget kamu nggak ketemu.” Kata dia. Dan kita ngobrol kesana kemari.

Dari kejadian kecil itu, sebenarnya Allah sedang melatihku untuk terus “berbaik sangka”, namun aku keburu memutuskan hal-hal yang tidak baik, hal-hal yang seharusnya tidak aku ucapkan juga. Itulah aku sedang di uji, di saat itulah apakah aku masih tetap berbaik sangka kepadanya atau sebaliknya. Dan apa yang terjadi? Ternyata  memang tidak ada alasan yang buruk. Disinilah aku harus belajar dan  mengutamakan pentingnya berbaik sangka kepada hal-hal yang belum terjadi.

Teman-teman, kejadian yang terjadi dalam kehidupanku diatas adalah satu kejadian yang perlu direnungkan, mungkin juga terjadi di kalian, namun kalian juga tidak menyadarinya. Bahwa setiap haripun kita harus tetap belajar pentingnya berbaik sangka kepada sesama makhluk, apalagi dengan Rabb kita, sudah seharusnya disetiap saat tugas kita adalah berbaik sangka atas segala takdir yang diberikan kepada kita. Apapun yang sudah ditulis Rabb kita untuk kehidupan kita saat ini adalah keputusan dan kondisi yang terbaik untuk kita. Bismillah ya, semoga Allah permudah kita untuk terus berbaik sangka kepada semua keadaan.  Aamiin

RELAWAN

 RELAWAN

Perjalanan 17 agustus tahun ini memang berbeda dengan tahun kemarin, tahun ini aku sudah diberikan amanah dalam sebuah Yayasan. Karena beberapa guru ditugaskan untuk mendamping murid-murid untuk upacara di alun-alun karena sekolah sudah ditunjuk oleh pemkab, mau tidak mau harus dilaksanakan sesuai arahan yang sudah dinyatakan. Salah satu guru pendamping murid adalah aku, disini aku ditugaskan untuk mendampingi upacara penurunan bendera, jadi ke alun-alun pada sore hari.

Sebelum berangkat bersama-sama dari sekolah, aku dan salah satu guru pendamping sudah memastikan bahwa semua dalam keadaan baik-baik saja dan dalam keadaan fit.  Sudah aku tegaskan juga, jika memang kurang enak badan harus bilang ya. Dan ternyata ketika upacara dimulai satu persatu murid tumbang, segeralah aku dan anggota PMI bertindak cepat untuk membawa murid menepi ke tempat yang teduh. Kira-kira ada 5 murid yang tumbang dari sekolah kami. Namun ada satu murid yang kondisinya memang lebih memprihatinkan daripada yang lain.

PMI segera melakukan tindakan pertolongan pertama, segera memberikan bantuan oksigen karena kondisi murid lemah, dan mengecek segala keadaan tubuh murid. Sedangkan aku mendampingi di sebelah dia hanya bisa menenangkan dan memberikan support. Dia masih lemas tidak berdaya namun ketika aku tanya tidak pusing kepalanya, perlahan kondisi murid membaik, namun dia sepertinya cemas, entah karena ada pikiran yang dipendamnya sendiri hingga ada salah satu ibu-ibu dari PMI berkata kepadanya “kamu kenapa? Jangan dipendam sendiri ya masalahnya, saya tahu kamu sepertinya punya masalah yang kamu pendam sendiri, cerita saja ya sama ibu guru, tidak apa-apa cerita habis ini ya, ibu guru itu wakil dari orang tuamu di rumah” jelas ibu-ibu PMI. Dan aku menambahkan “Iya nak, kalau ada apa-apa cerita saja yaa, tidak apa-apa.” Dan dia menganggukkan kepala.

Hingga selesai upacara, kondisi murid masih terasa lemas dan tidak tega ketika dia dia dibiarkan bermotoran sendiri pulang nanti, sehingga kami meminta bantuan PMI untuk mengantarkan dia dengan mobil yang disediakan. Alhamdulillahnya mereka siap sedia untuk mengantarkan, dan aku juga bersedia untuk mendampinginya sampai rumah.

Akhirnya pukul setengah lima aku beserta anggota PMI berangkat dari alun-alun ke rumah murid di daerah Tuban. Di sepanjang perjalanan, aku berpikir profesi yang mereka geluti sekarang. Inginku bertanya banyak hal namun waktu dan keadaan mungkin belum tepat. Akhirnya kami berbincang-bincang ringan di dalam mobil.

Perjalanan ini adalah perjalanan pertamaku berada di dalam mobil PMI yang biasanya hanya lewat saja di jalan raya, sekarang aku berada didalam mobil itu. Dan orang-orang di dalamnya adalah orang-orang pilihan juga. Tidak semua orang memilih dalam posisi itu, namun aku yakin Allah telah menunjuk mereka berada di tempat dan berposisi sebagai RELAWAN PMI.

Disepanjang perjalanan mereka saling bercanda ria, bercerita kesana kemari, sehingga aku hanya mendengarkannya dan sesekali merespon apa yang mereka bicarakan. Setelah sampai di rumah murid, keluarganya beberapa kaget kalau putrinya diantarkan mobil yang biasanya digunakan untuk mengantarkan orang sakit. Sehingga, orang-orang disekitar rumahnya juga ikut penasaran denga napa yan terjadi dengan murid.

Perjalanan hari ini sangat bermakna, dalam perjalanan pulang aku sempat bertanya apakah bapak-bapak ini di PMI sudah lama, dan mereka menjawab satu persatu, ada yang sudah lama dan ada yang baru, ada yang sejak tahun 2011 ada yang 2001, dan mereka berkata “kami ini relawan mbk.” Dan aku yakin mereka dianugerahi hati yang sangat lapang dalam kehidupan ini. Sesampainya di kantor PMI, sayapun mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan tidak lupa aku menanyakan bagaimana dengan transportnya, mereka menjawab “tidak usah mbak, semua biaya sudah ditanggung oleh PMI, kami relawan.” Lalu, saya ucapkan terima kasih kepada satu persatu anggota PMI itu. MasyaAllah orang-orang baik, sungguh beruntung aku dipertemukan dengan mereka.

Di hari itu, aku belajar sebuah arti relawan, diperkenalkan dengan orang-orang yang telah ditunjuk untuk memberikan waktu dan tenaganya untuk membantu orang-orang yang sakit dalam sebuah event-event tertentu. Sungguh sangat mulianya beliau-beliau ini, dan aku tahu mereka adalah orang-orang pilihan. Semoga dari pertemuan yang tidaklah disengaja ini, namun sudah diatur oleh Sang Kuasa, kebaikan-kebaikan yang mereka tunjukan kepadaku akan membuatku semakin bersemangat untuk berbuat kebaikan, semoga otot-otot kebaikannya terus berkembang dan kebaikannya menular kepadaku. Aaamiin

Semangat untuk terus mengasah otot-otot kebaikan yaa..


Saturday, August 6, 2022

Rasa Bersyukur

 BERSYUKUR

 

Lagi-lagi bicara tentang syukur, karena begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita yang harus kita syukuri disetiap harinya. Nikmat yang terkadang kita lupa dan tidak menyadarinya seperti, diberikan nikmat berupa kesehatan, ketenangan, kenyamanan, dan nikmat beribadah kepada-Nya.

Lagi-lagi kami diingatkan oleh Bu susi tentang rasa bersyukur, karena memang bersyukur itu luas sekali, maka tidak bosan-bosannya beliau mengingatkan kami untuk selalu bersyukur, seperti saat ada pengarahan dari beliau untuk semua siswa beliau mengatakan:

“saya itu selalu mengingatkan kepada anak saya, “nduk kalau makan ya fokusnya makan, nikmatilah makanan itu, itu artinya kita mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita, itu artinya kita menghormati dan menerima apa yang Allah berikan kepada kita, dengan cara fokus makan saja tidak maen HP.” Kata bu susi kepada anaknya.

Dan saat itu, tersentillah diriku, merenunglah diriku dan berkata “oh iya iya, selama ini mungkin kalau makan belum terlalu fokus pada makanannya, masih di selingi dengan main HP, ah aku malu, jadi selama ini belum bisa mensyukuri nikmat Allah, apakah Allah tersinggung?” Ya Rabb maafkanlah hamba yang tidak memperhatikan hal-hal sekecil fokus pada saat makan.

Apakah kalian merasakan demikian?

Apakah kalian jika sedang makan juga sedang mengoperasikan HP kalian?

Kalau masih, kita sama-sama malu ya sama Allah, sudah diberikan makanan yang enak, bergizi, mahal, tapi kita tidak menghargai pemberiannya. Karena Allah maha pemaaf, maka ayo sama-sama minta ampun sama Allah ya.

Dan apakah hal demikian bisa kita ubah?

Bisa tentunya, dengan pelan-pelan sekarang merubah kebiasan kita dengan fokus saat makan, dengan dimulai berdoa dengan khusyuk, tidak banyak bicara dan mengoperasikan ponsel kita, dan jangan lupa mengakhirinya dengan doa sesudah makan.  Melakukan yang demikian akan sedikit demi sedikit merubah mindset kita bagaimana bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan.

Jangan lupa bersyukur yaa, seperti hal kecil bersyukur karena Allah pertemukan kamu dengan aku, ehh aku kenal kamu, eh apa sihh, maaf bercanda ya gais ya, maksudnya mari kita bersyukur sudah dipertemukan dengan orang-orang baik, dipertemukan dengan orang-orang yang selalu ada untuk kita.

 

Tidak sabar untuk bercerita hal kecil lain dalam kehidupan ini untuk menambah rasa syukur kita, see you…