Reading

You have to read a lot, you will find a wonderful word.

BE HAPPY

If you're happy, you will spread your happiness around you.

BE KIND

The world needs you to be nice and great person.

Grateful

What thing you have know is the best thing for you, be grateful of it.

Never stop traveling

Go to some where with your friends that makes you more relax.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Thursday, March 15, 2018

Nikmatnya membacaaa yaaaaa....

Nikmatnya membaca...........

Di kala air terjatuh satu persatu, tak hitung jumlahnya, pagi ini ku siapkan secangkir kopi di cendela kamar belajarku, ku nikmati suara burung yang bersautan mengingatkanku bahwa aku sedang berada di rumah, di tempat yang nyaman untuk mendapatkan hal baru dan pengalaman baru dari buku. Yoii guys, aku sedang berproses mengatamkan buku yang penasaran aku dibuatnya, karya-karya apik nan menggugah gairah untuk gerak adalah karya tulisan dari Ustad Salim A.Fillah. setelah menyelesaikan menikmati dan mengambil pelajaran dari buku berlapis-lapis keberkahan dan dalam dekapan ukhuwah kini sedikit lagi aku akan menyelesaikan buku beliau yang berjudul jalan cinta  para pejuang ....Aaaaah lagi lagi ku terenyuh dengan kata-kata yang terangkai menjadi kalimat dan paragrap, menceritakan kisah-kisah Rasullullah dan para alim, sahabat-sahabat Nabi, dan keluarganya menjadikan diri ini memiliki pandangan yang agaknya lebih luas dari sebelumnya yang tak tahu apa-apa, yang menemani kebodohan.


Yaa... nikmatnya membaca menjadikan aku lebih mengaktifkan kembali sel-sel otak yang mungkin lama sudah tak terbiasa dengan membaca. Namun, ketika sudah diberikan Allah rasa bagaimana nikmatnya membaca, aaah ku tak kuasa menahan untuk mengulurkan tangan, meraih buku itu, dan segera untuk menyelesaikannya. Namun tak untuk menyelesaikannya saja, akan tetapi mengetahui hal-hal yang tak ku ketahui sebelumnya, menjadi tahu cerita dan kisah yang penuh teladan, membuka mata hati untuk terbuka mengiyakan ilmu yang baik masuk ketubuh dan segala jiwa ini.
Iya... nikmatnya membaca buku yang mengaitkan dengan kehidupan menjadikan diri lebih melek akan segala ilmu yang harus terus dikejar dan pelajari. Dan sadar, bahwa tujuan utama membaca buku adaalah bukan untuk menyelesaikannya, mengatamkannya secepat mungkin, akan tetapi makna yang tersirat dalam tulisan itu adalah tugas pembaca untuk mengamalkannya. Iya ku membaca bukannya hanya mengoleksi banyaknya buku, akan tetapi lebih dari itu, aku membaca untuk didik diriku, pikiranku, dan hatiku agar hidayah-hidayah diberikah Allah lewat apa yang aku baca dan pelajari.
Iyaa.. nikmatnya membaca buku mungkin adalah satu bonus dari Allah mencari hidayah-Nya. Ketika niat semuanya karena Allah, kebaikan-kebaikan yang lain akan Allah berikan dengan tak disangka-sangka. Iyaa nikmatnya membaca buku kian menjadikanku terus penasaran dan ingin terus membaca, aaaah... kawan........ nikmatnya membaca kadang kala harus kita stop di tengah jalan, bukan karena kita tidak kuasa menahan nikmatnya membaca, akan tetapi kita harus juga peka dengan semua keadaan sekitar. Misal membantu orang tua, iyaa nikmatnya dirumah juga seperti itu. Bisa membaca dan membantu orang tua.
Iya.... kawan-kawanku...... cari bacaan yang bisa mendewasakanmu bukan malah menjadikan diri lebih tidak baik dari sebelumnya, kita mencari buku dan bacaaan hanyalah untuk mencari hidayah-hidayah dan rahmat Allah ta’ala. Karena hidayah itu bukand datang sendiri, akan tetapi kita cari untuk kita pelajari. Hidaayah bisa datang dari mana saja, maka dengan membaca buku semoga nikmatnya akan tersebar bukan untuk kita saja, akan tetapi sekitar kita.
Sore ini, alhamdulillah aku telah menyelesaikan buku Ustad Salim jalan cinta para pejuang , dijalan para pejuang kita ditugaskan menolak kemungkaran dan menebar yang ma’ruf yaitu kebaikan-kebaikan, menutup pintu-pintu kerusakan, dan berlembut dengan kasih sayang.

Dijalan cinta para pejuang
“Mata airnya adalah niat baik dari hati yang tulus
Alirannya adalah kerja keras yang terus menerus”

Ustad Salim A. Fillah

VISITING PAPUA In new years #2018

Mentari pagi bersinar terang, menandakan ada suatu kehidupan.

Assalamu’alaikum warohmatullah my sweet blog...
Setelah aku kemaren mengikuti LMT 1 dimalang, I have something to do in this year. Okay i begin with telling you my story in PAPUA. Are you ready? Hohoho
Selama bertahun-tahun bapak dan ibuku telah dinanti oleh keluargaku yang berada di Papua untuk berkunjung disana, dikarenakan ada banyak hal yang harus dikerjakan, dan pastinya banyak amanah yang tidak bisa ditinggal, keluargaku dijawa menunda keberangkatan untuk berkunjung kepapua. Berhubung di semester 7 ini ada senggang liburan sebulan, dan kebetulan kakekku dari Papua juga berkunjung kerumah, akhirnya banyak pihak yang mendesak aku untuk ikut kakeku ke papua. Dengan izin Ayahanda akhirnya tanggal 29 siang aku membooking tiket pesawat dengan kakekku untuk ke Papua. Karena juga kakekku udah tua dan nggak ada teman untuk balik kepapua, tak ada pilihan lain juga untuk aku mengantarkannya ke papua yang ditunggu oleh nenekku disana.

Baru tahun ini aku mendapat izin dari bapak untuk berkunjung kePapua. Karena bapak masih tidak tega untuk aku pergi ke Papua. Banyak pertimbangan yang dipikirkan bapak untuk berani melepasku pergi, tapi akhirnya beliau mengizinkanku di libur semester 7 ini. Dengan izin Allah juga aku diberi kesempatan untuk menikmati disetiap perjalanan panjangku menuju Papua. Jadi tahun ini adalah tahun dimana hal besar aku dapatkan, pengalaman berharga yang aku dapatkan. Dengan semua itu, aku tak boleh mengeluh, dan syukur yang tak terhingga kepada Allah.

Di Papua aku mengunjungi keluarga besarku, ada empat keluarga dari saudara bapaku yang tinggal di Papua, walaupun tidak asli orang pribumi papua, semua keluargaku selama bertahun-tahun menjadi orang trasmigrasi kini mulai krasan dan menetap di Papua. Alhamdulillahnya, Allah mengasih rezeki lancar di Papua, sehingga semua keluargaku dapat merubah nasib dengan menjadi yang baik lagi dari sebelumnya tinggal di Jawa.
Bapakku adalah anak nomer satu dari keluarganya, dan pada tahun 1990an, kakek dan nenekku beserta 6 anaknya diboyong transmigrasi ke Papua untuk merubah nasib yang kian hari kian sulit dijawa pada saat itu. Tinggallah bapakku seorang bersama ibuku dirumah di jawa untuk menghuni rumah yang di tinggal kakek nenekku.
Beberapa tahun kemudian, adik adik bapaku menikah di papua, ada yang dari jawa yang sudah menikah hingga melahirkan di papua. Saat itu kondisi keluarga dari bapaku adalah sulit. Namun, silang beberapa tahun kemudian, Allah mengizinkan om-om ku untuk mengembangkan bisnis di Papua akhirnya alhamdulillah, semua bisnis yang dijalankan adik2 bapaku berjalan dengan lancar. Ada satu adik bapaku yang menikah dengan orang makasar sehingga ikut suaminya ke makasar. Jadi pada tahun berikutnya, adik bapak yang masih berada di papua berjumlah empat. Diatas sedikit flashback cerita dari keluarga dari bapaku yang merantau di Papua, sampai saat ini.

Setelah membooking tiket untuk ke papua, menurut rekomendasi dari om-omku yang ada dipapua, pesawat Batik lah yang menurutnya enak dan nyaman. Sehingga ku terpengaruh untuk membooking tiket Batik air untuk tanggal 31 jam 10 malam.  Hatiku sangatlah heran dan gembira karena akan baru merasakan duduk dipesawat pertama kali. Perjalanannya sangatlah seruu.. jadi tetep baca sampai akhir yaaa,hehhe.
Siang hari itu sehabis sholat dhuhur, aku bapak ibuk dan kakek siap-siap untuk berangkat ke bandara. Karena baru pertama kali pesan tiket pesawat, alhamdulillah aku udah gak asing dengan aplikasi untuk membooking tiket pesawat, aku adalah salah satu pengguna aplikasi traveloka, jadi aku udah gak ribet cari-cari agen tiket yang ada di wilayahku. Alhamdulillah setelah itu aku sudah siapkan E-ticket untuk aku dan kakekku. Semuaa sudah siap untuk berangkat, ku segera berpamitan dnegan keluargaku yang ada dirumah untuk berkunjung ke Papua, alhamdulillah doa baik mereka panjatkan untukku dan kakekku.
Berangkatlah aku ibu bapak dan kakekku dan ditemani pak sopir mobil menuju bandara Juanda Surabaya. Uuhh..astagfirullahaladzim aku lupa membawa jaketku dan jajan ringanku.. ya udah deh ga papa, insyaAllah aku enggak kedinginan. Aamiin. Tepat pukul satu berangkat dari desa Jambean tepat pak sopir tinggal. Hingga sampailah aku di Juanda Surabaya sekitar jam setengah limaan. Dan dilanjutkan sholat ashar di masjid yang ada di Juanda.
Dan aku agak kagook gitu, ini gimnaa yaa cara check in nya, terus setelah ini gimana. Nggak banyak mikir, karena aku udah gede yaa, yaa tanya aja sama pak petugas, hehehe.
Permisi pak, ini batik air terbang jam berapa yaa? Tanyaku. “bisa liat tiketnya?” ku tunjukan e-tickets nya dan langsung pak petugas menginformasikan. “mbak bisa liat papan informasi diatas, nah itu ada batik air terbang jam 10 malam nanti mbak, jadi bisa ditunggu dulu.” Jelasnya. “ oh baik pak, terimakasih banyak.” Ku masih tak puas dengan pertanyaan dengan petugas tadi, aku berbicara dengan bapak, “Bapak, kata petugas tadi jam 10 baru berangkat, tapi kok kode penerbangannya gak sama ya?” tanyaku. “ Terus sudah tanya petugasnya?” jawab bapak. “Sudah sih tadi, katanya kode yang di e-ticket yang salah yang bener ikut yang dipapan informasi.” Jelasku. “Ya udah ditunggu saja.” Jawab Bapak. “Bapak, apa mungkin diarah sana (sambil menunjuk kearah depan) ada penerbangan batik juga, soalnya kemaren dek dian diarah sana turunya dari mobil.” Tanyaku, “ Yaa kalau arah sana biasanya untuk penumpang yang baru tiba, tapi coba kita liat dulu.” Jelas bapak. Aku ibuk dan bapak menuju kearah barat untuk memastikan apakah batik air juga masuk dari arah sana.
Ternyata hasilnya zonk, jadi ke arah barat itu benar kata bapak, yaitu Arrival atau ketibaan penumpang. Disana tidak ada informasi penerbangan Batik Air.  Akhirnya ku balik untuk bertanya dengan ke petugas yang ada di bandara, petugas itu menginformasikan kalu batik keberangkatan jam 22.00 check innya dimulai jam 7. Alhamdulillah deh kalau nggak gini gak punya pengalaman to aku, iyaa akhirnya sudah mempunyai kepastian kalau pesawat berangkat jam 22.00 WIB.
Setelah itu, bapak ibuk memutuskan untuk menunggu aku sampai check in. Alhamdulillah lagi aku mempunyai kedua orang tua yang sangat sayang banget sama aku. Pukulpun menunjukan jam 18.00 waktu magrib untuk daerah Surabaya sekitar, aku mengajak bapak ibuk ke mushola lagi untuk sholat magrib. Aku yang membawa tas kecil warna coklat di depan perutku dengan ditemani ibuk yang membawa tas kecilnya, dan bapak dengan tegapnya mengiring perjalanan kita. saat itu, nange dengan pak sopir menunggu barang di tempat tunggu bandara.
Sehabis menunaikan sholat magrib, kita menuju tempat nange dan pak sopir yang menunggu barang. Dan waktunya untuk menunggu untuk check in ke dalam. Tak lupa om ku yang ada di papua menelpon bapak dan aku, menanyakan apakah sudah sampai bandara, apakah sudah check in, dan lain-lain. Disaat bersamaan aku sudah sampai di bandara Juanda, om ku dan bulek ku yang ada di papua sudah menunggu di Sorong untuk menjemputku, perjalanan tempat tinggal om dan bulekku ke sorong atau kebandara SOQ sekitar 5 jam, jadi om ku hari minggu pagi sama bulek sudah melakukan perjalanan ke bandara, dan dilanjutkan dengan kolakan atau belanja barang-barang untuk tokonya di siang harinya. Lalu, minggu malam menginap di penginapan yang dekat dengan Bandara SOQ.  Kembali ke ceritaku yang ada di Surabaya, setelah mengabarin kalau saya sudah mau check in jam 7 malam WIB, om dan bulek ku sudah ayem. Dan akan menunggu ke esokan harinya.

Waktu tepat jam 19.00 aku bergegas untuk pamit cium tangan bapak ibu kalu aku sudah mau ke Papua. Dilanjutkan masuk ke pintu pertama di petugas bandara. “tiketnya mbak?” ujar petugas bandara. Lalu langsung aku tunjukan e-ticket yang ada di hpku. “Ini Pak, dua orang.” Jawabku. “Silakan masuk.  Setelah itu, semua barang di cek apakah berbahaya apa tidak, dimasukan alat pendeteksi, aku g tahu apa namanya, ya pokoknya itu dah. Saat itu kakekku yang belum berpengalaman tidak ikut menunggu dideretan pendeteksi barangku, tapi beliau bersikeras memasukan barangnya di pendeteksi sebelahku, kebetulan pendeteksi barang di Juanda ada dua, jadi aku masukan barangku sendiri, kakeku juga masukan di pendeteksi sebelahnya. “Nang, nek kene wae bareng-bareng sama barangku.” Teriakku. “Nggak usah sini aja.” Eeehh gak nyangka kakeku masih memakai jam tangannya, dan mesin pedeteksipun nyala “tut tut tut.” Akhirnya kakeku di suruh lepas jam tangan oleh petugas bandara. Hehehhe maklum orang tua too ya begitulah.
Setelah mampir di mesin pendeteksi, aku dan kakeku melanjutkan ke bagian bagasi, karena belum ada pengalaman untuk masuk dibandara dan bagaimana alurnya, aku gunakan ilmu  literasi ku aja, disana ter tulis Batik Air dengan arah panah ke petugas bandara bagian bagasi. Akhirnya aku menuju ke arah mbak-mbak Batik air di ujung timur. Ku dorong sekuat tenaga barang bawaan yang akan di bagasikan. Dan ku disambut dengan senyuman manis oleh mbak cantik petugas bandara dengan ucapan “ Selamat malam mbak.” Ujar mbaknya. “Iya mbak, malam, apakah ini bagasi untuk batik Air?” tanyaku. “iya benar mbak, boleh tunjukan tiket dan ktp nya?” saut mbak nya. Aku menunjukan e-tickets dan KTP ku dan ktp kakekku. “Ini mbak.” Jawabku. “Baik, tunggu sebentar.” Waktu telah berlalu, akhirnya mbaknya meminta barang untuk di bagasikan di depanku, setelah itu aku di kasih print-out tiket. Setelah itu aku diarahkan untuk naik kepintu selanjutnya.

Di pintu selanjutnya, aku dan kakekku lapor dengan mas-mas petugas bandara, “Mau kemana dek?” tanya mas petugas bandara. “Kepapua.” Jawabku. “Kepapua?, disana ngapain liburan atau ngapain?” tanya lagi si mas petugas bandara ini. “disana ada keluarga yang mau dikunjungi.” Ujar ku. Setelah di check tiket dan ktpku masnya mempersilakan kita untuk ke pintu 8. “Okay, ati-ati ya dek, nanti ini masuk lalu belok kanan masuk ke pintu 8 nanti ya.” Ujar mas petugas. “Baik mas, terimakasih banyak.” Jawabku.

Setelah itu aku bersama kakeku mencari pintu 8 untuk menunggu keberangkatan pesawat, dikarenakan aku gak punya pengalaman sama sekali untuk naik pesawat akhirnya aku ikut mengantri orang-orang di gate 8, hehehe. “Ayok nang, lewat sana,” ujarku.  Akhirnya setelah mengantri aku tunujukan tiket kepada petugas pintu 8. “ ini mas tiketnya, dua orang.” Dengan PD-nya aku mengasihkan tiketku ke petugas pintu 8. “Oh ini masih nanti boardingnya, jam setengah 10 ya!” jelas masnya. “Oh gitu, baik mas, makasih banyak.” Dengan santainya aku mengantri padahal belum boarding atau belum waktunya pesawatnya terbang, hehehe.. dan saat itu masih jam 7an. Hehehe gak papa kale, kalu gak gini gak berpengalaman. Akhirnya aku membalikkan badan dan mencari tempat untu menunggu pesawat untuk boarding. Ternyata ku akui literasiku kurang, di atas pintu 8 itu sudah ada informasi kalau Batik air dengan kode 6196 itu sekarang masih check in, yang lagi boarding itu lion. Wkwkwkwk. Aaah kudu ketawa sendiri aku sama kakekku.. hmm. It’s oke. Aku seneng dapat pengalaman baru hari itu.
Hppun berdering, “Nduk, bapak tak pulang dulu yaa, hati-hati, jangan lupa dzikir dan sholawat kalu naik pesawat nanti”. Sms dari bapak. “siap bapak,” balasku.”
Aku menunggu dari jam 7an lebih sampai jam setengah sepuluh dengan kakeku disampingku, saat-saat menunggu aku isi dengan membaca novel khadijah, tilawah al-quran, dan sholat isya’.
Pengumuman dari petugaspun sudah bersuara bahwa pesawat Batik air ID 6196 dengan tujuan makasar akan segera boarding, aku dan kakekku segera bergegas menuju pintu 8 lagi untuk di check oleh petugas. Setelah di check diarahkan kedalam dan melewati lorong dengan penumpang lainnya, setelah turun dari lorong diarahkan untuk naik bis menuju pesawat Batik Air.  Naiklah semua penumpang ke pesawat Batik Air dan aku mencari tempat duduk sesuai dengan nomor duduk yang ada di tiket.


“Bismillahirohmanirrokhim.” Ya Allah aku naik pesawat pertama kali, semoga engkau daratkan kami semua dengan selamat. Aamiin.
Karena pesawat yang menuju Papua tidaklah langsung sampai di sorong, melainkan harus transit di Bandara Hassanudin, Makasar.  Dalam perjalan menuju Makasar, dzikir kepada Allah selalu membasahi bibirku, dan membuatku lebih percaya bahwa Allah akan selalu menjagaku. Saat itu aku hanya bisa berdoa semoga perjalananku ke Makasar berjalan dengan lancar dan mendarat dengan baik. Selama ada di pesawat aku tak bisa tidur, tak bisa mata ini menutup, terus aku pandangi cendela yang semakin lama semakin tinggi, semakin jauh dari bumi. “Allah, Allah, Allah,” sebutku dari hati.
Banyak berdzikir, meminta perlindungan Allah adalah cara terbaikku di dalam pesawat. Bukannya karena pertama kalinya aku naik pesawat, namun sudah kewajibanku untuk selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Sekitar 1 jam setengah aku dan kakekku dan penumpang lainnya berada diatas awan. Setelah ada rambu-rambu dari awak pesawat bahwa pesawat akan landing sebentar lagi. Ku terus melihat pemandangan bawah, ku terus memuji-Nya. Berhubung aku terbang tepat di malam tahun baru 2018, aku melihat di bumi Makasar percikan-percikan kembang api yang sangat memanjakan mataku, tanpa terdengar suara yang dipantulkan dari bawah karena terliat jauh jaraknya, seakan-akan percikan-percikan kecil yang terbentang luas, bersautan untuk mengembangkan apinya ke langit, menjadikanku  tersadar bahwa kuasa dan ke agungan-Nya sangatlah menakjubkan. “MasyaAllah,” ucapku dengan gemetar.
Alhamdulillah, akhirnya pesawat Batik air landing dengan sangat cantik di Bandara Hassanudin, Makasar. Bergegaslah aku dan seluruh penumpang untuk bersiap-siap turun dari pesawat, tak lupa untuk mengambil tas ranselku yang bearada di atas bagasi atas, dan turunkan aku dengan diakhiri di ujung pintu pesawat “Terimakasih, semoga berjumpa kembali di batik air.” Salam hangat dari pramugari Batik Air.


Kita semua menuju pintu transit untuk menunggu keberangkatan di pagi hari, sekitar pukul 04.15 WITA. Di bandara Makasar sampai pukul jam 10.11 pm sehingga aku dan kakekku menunggu di ruang tunggu untuk transit setelah melapor bahwa kita akan terbang ke Sorong. Saat itu hatiku bersyukur alhamdulillah kepada Allah telah melindungi dalam perjalanan ke Makasar.
Di dalam perjalanan ku tak lupa untuk lakukan sholat Isyak, aku tak punya pilihan lain, karena ini pengalaman pertamaku, aku sholat isyak di bandara Juanda sebelum terbang dengan keadaan sebisaku, karena aku tak menemukan mushola di ruang dalam check in, yang ku tahu di luar ruang seblm check in. Aku percaya Allah pasti tahu keadaanku saat itu. 
Oiya, aku tak lupa mengabari bapaku dan om ku yang ada di papua bahwa aku sudah landing di Makasar. Oh iya aku lupa menceritakan, kalau aku mengenal mas-mas yang baik saat terbang ke makasar. Dikarenakan mas yang ku tak tahu namanya, hahaha duduk di samping tempat duduk kakekku aku tanyain dah, mau tujuan kemana, ternyata masnya juga ke sorong, wah sama dong. Akhirnya kita di pesawat yang sama terus, masnya ternyata kerja di sorong, kelihatanya sudah mempunyai istri, hehehe. Dan aku g tahu juga namanya. Yang kejadian baiknya, di pesawat menuju sorong aku dapat kursi pesawat yang tidak dekat dengan cendela akhirnya mas ini menawarkan diri untuk aku berganti dengan tempat duduknya yang dekat cendela. Hehe. Makasih mas yang tak ku kenal namanya. Karena aku ingin melihat pemandang indah di langit Allah.


Perjalanan di lanjutkan di pagi hari jam 04.10 WITA, aku yang diterjang rasa kantuk tapi tak bisa tidur harus membangunkan kakekku yang tertidur lelap di sampingku menunggu keberangkatan pesawat ke Sorong. Setelah sudah sampai dipesawat dengan bertukaran tempat duduk dengan mas-mas tadi aku memulai untuk berdoa agar di beri keselamatan Allah sampai sorong.
Langit masih gelap dan aku akan menunggu sang matahari terbit dari timur, aku tertidur beberapa menit dan terbangun lagi, hingga terjaga, tertidur sebentar, dan terbangun sekitar jam lima WIT, masyaAllah langit mulai cerah aku liat dari cendela dekat sayap pesawat, aku saat itu berada di atas awan beneran, aku berada di atas laut yang sangat luas, aku tak melihat seorang terlihat dari atas awan, ku hanya melihat hanya pulau-pulau kecil yang bertebaran di bumi seperti ku melihat sebuah peta yang biasa ku liat di atlas. “Ya Robb, kuasa-Mu, kebesaran-Mu, membuatku meleleh”. Ucap dalam hatiku.


Ku terus menikmati perjalanan melewati awan yang sangat indah, sepertinya ku berada di negeri awan yang indah dan mempesona. Saat itu aku sedang dimanjakan Allah untuk melihat keindahan ciptaan-Nya yang ada di langit dan di bumi. Mataharipun mulai bersinar dari ufuk timur, pesaawat membelokan sayapnya, perlahan-lahan mulai mendekati bumi sang rumah manusia, detik demi detik mengantarkan mata ini menuju bumi yang luasnya MasyaAllah banget, pegunungan-pegunungan yang berada di papua seakan-akan menyambutku dengan kehijauannya yang menenangkan hati yang sempat deg-degkan saat berada di atas pesawat. Sekali lagi pesawat akan segera landing, laut kaya Papua juga menyambut kedatanganku dengan biru warnanya di bawah pesawat.
Aku dan segenap penumpang lainnya akan segera menginjakkan kaki di bumi papua, kita landing dengan selamat, satu persatu ku nikmati betul pemandangan yang jarang ku liat disetiap harinya, dengan menyebut dan memuji nama bagus-Nya. Aku terus tersadar bahwa aku ini hamba-nya yang sangatlah kecil yang tak punya apa-apa untuk-Nya. Ya Rabb, kuasa-Mu, kebesaran-Mu, membuatku meleleh. Ingin ku menceritakan semua ini pada bapak-ibuku dan kelak pada sang kekasih yang belum kejumpai bahwa aku punya cerita yang ingin ku ceritakan tentang ke-Agungan-Nya. Semoga perjalanan naik pesawat ini menjadikanku lebih ingat lagi bahwa kita harus berjalan ke bumi untuk melihat betapa luas bumi Allah, betapa indah ciptaan-Nya sehingga membuat kita sadar dan selalu ingat pada-Nya. Semoga diri ini bisa menjadi taat lagi pada-Nya. Karena diri ini tak ada apa-apanya bagi Allah, bahwa diri inilah yang membutuhkan Allah, bukan Allah yang membutuhkan kita. perjalanan di langit sangatlah menyenangkan, dan landingnya pesawat diakhiri oleh meteor yang tak sengaja aku liat di cendela pesawat dengan memancarkan cahaya indahnya untuk mengabarkanku bahwa aku sudah sampai di pulau Papua.


Sampailah di bandara SOQ sorong, aku dan kakekku sudah keluar dari badan pesawat. Tak lupa aku sms om ku yang siap menjemput dari penginapannya.
Samnbil aku menunggu barang yang aku bagasikan aku telah ditunggu om sut di penjemputan. Dan akhirnya aku dari kejauhan melihat beliau siap menunggu ku. “Om sut...” dengan melambaikan tangan. Dan akhirnya aku sampai di papua, segeralah bergegas aku cium tangannya, dan kita menuju mobil hiluk nya. Aku kakekku dan om sut menuju ke penginapan bulekku bersama hafid anak bungsunya. Cerita-cerita banyak kami obrolkan dalam perjalanan pulang ke kampung tempat tinggal di papua, sekitar 5 jaman baru sampai di rumah nenekku. Disana sudah disambut keluargku yang bearada di papua. Adek-adek keponakkanku sudah tak sabar menunggu ku sampai di tempat nenekku.
Dan rencana bersilaturahmipun sudah ku rancang, dan ini hasil mbolangnyaaa :)..........
Hari pertama di DOE
Kerang,
Hari Kedua di Om sud (Mati Lampu)
Hari Ketiga di Bulek Ida ( Bersama irma)
Daging rusa
Hari Ke Empat di Bulek Ni (Makan ikan bawal, goreng2, bercanda ria)
Ikan bawal
Hari ke Lima di Pak Lek Wo
Bakso
Hari Ke enam di Bu Nur.
Cumi-cumi

Dan ternyata 15 hari sudah aku di papua bertemu sanak-saudara. Namun di papua aku tak hanya main sana-dan main sini, tidak. Banyak hal yang aku pelajari, banyak hal baru yang aku temui , dan banyak hal juga yang aku tak tahu sebelumnya. Seperti ilmu bagaimana cara berkeluarga, bagaimana menyambut keluarga, bagaimana bersikap yang baik, bagaimana kehidupan di papua telah mengajarkanku bahwa di tinggal di tanah jawa adalah keberkahan yang Allah berikan kepada semua. Tinggal di jawa merupakan nikmat Allah yang diberikan kepada makhluknya, tetapi di tanah papua juga bisa mengajarkanku bagaimana itu berjuang dalam hidup, bagaimana jauh dari keramaian, jauh dari hal yang serba instan, jauh dari internet. Semua mengajarkanku bahwa semua manusia telah Allah kasih tugasnya masing-masing, semua telah diatur Allah dengan apik bumi dan langit ini.

Tanah papua memang asri banget, cocok banget untuk menenangkan pikiran dari kebisingan perkotaan. Di tempat tinggal keluargaku disana masih jarang rumah dalam satu desa, jadi masih banyak tanah yang kosong disana, dan kebanyakan yang menghuni desa itu adalah orang-orang trasmigrasi, entah dari jawa atau sulawesi. Dan kebanyakan orang asli papua masih tinggal di daerah tertentu yang diarea itu memang masih banyak orang asli papua.

Kalu aku renungkan, inilah keanekaragaman indonesia, bahkan dunia. Yang berbeda-beda tetapi semua guyup rukun. 
Tanggal 15 aku terbang dari bandara SOQ, pagi jam 8 WIT aku berangkat, pukul 10 lewat dikit sampai di makasar, jam 9 pagi WITA, dan sampai surabaya pukul 10 lebih WIB  aku sampai di bandara Juanda Surabaya.
Alhamdulillah sudah ada senyuman lebar dari bapak ibuk yang menungguku di pintu kedatangan.

Semoga nanti, aku bisa kesana lagi untuk yang kedua kalinya. Aamiin