Reading

You have to read a lot, you will find a wonderful word.

BE HAPPY

If you're happy, you will spread your happiness around you.

BE KIND

The world needs you to be nice and great person.

Grateful

What thing you have know is the best thing for you, be grateful of it.

Never stop traveling

Go to some where with your friends that makes you more relax.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Wednesday, September 18, 2019

Orang Terhormat Versi Bapak



Hari itu bapak dan aku melakukan perjalanan bersama. Sudah menjadi kebiasaan bapak kalau mengajak aku keluar pasti ada sesuatu yang baru untuk di bicarakan, seperti sekedar mengomentari hal kecil yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Yang membuatku sadar, “Everything has meaning”. Dari mengikuti perjalanan bapak, ternyata aku baru sadar, bapak mendidikku dengan cara yang berbeda. Bapak memberi aku banyak pelajaran dan hal baru.
Pagi tapi tidak terlalu pagi, siang tidak terlalu siang, aku dan bapak mengamati orang-orang disekitar yang kami lewati, yang paling berkesan ketika bapak melewati seorang laki2 mengendarai motornya. Wajahnya tak terlihat, kami dari belakang dia, dan aku tak sempat melihat dengan jelas, karena begitu kencangnya si bapak ngemudi.

Yang aku tahu bapak celoteh  "Ya Allah, orang tadi bajunya compang-camping, yang belakang ini sobek2.”
seketika aku nyaut.   "Ha? mana bapak mana?"
Bapak menjawab  "wah tadi udah kelewat".
aku penasaran  "masak sih bapak? "
bapak merespon "Orang terhormat" itu nduk, orang yang harus kita hormati pengorbanannya, demi anaknya, keluarganya, banting tulang tanpa memperhatikan penampilannya."
Aku menjawab  "Iya bapak, kasian yaa.."

Bapak meneruskan pembicaraanya "bapak itu suka orang yang seperti itu, orang itu bagi bapak adalah orang terhormat, ketimbang orang yang minta-minta, ngamen, ngemis, tubuhnya keker tapi g berusaha mencari pekerjaan, klontang klantuung, g mau berusaha, nggak mau mencoba, nyusahin orang padahal dia kalau dilihat orang bisa melakukan hal lebih padahal, apalagi sampai mencuri, aduh, naudubillah" -
-
lagi lagi bpk mengutarakan kata "suka orang yang seperti itu".
Bapak memperjelas lagi “suka banget sama orang2 yg pekerja keras, udah g mikir gengsi gengsian, dan rezekinya pasti barokaah untuk anak istrinya, keluarganya, soalnya hasil dari keringatnya. Semua itu kita jadikan contoh hidup."
-
-
Dan lagi-lagi  aku mulai ingat betul kalau bapak sering berkata "Orang Terhormat" dalam perbincangan dimanapun itu klo liat seseorang seperti itu.

Dan hari ini dengar lagi bapak berkata "orang-orang seperti itu adalah orang terhormat, harus kita hormati betul, walopun badannya rapuh tapi semangatnya tinggi, jangan sampai kita yang berkecukupan tidak mempunyai semangat hidup seperti bapak, contohlah semangat-semangat mereka "
-
Lalu, setiba dibojnegoro, tengah menanti antrian,  aku dan bapak dipertemukan seorang nenek-nenek jualan krupuk, lagi2 bapak dan aku terenyuuuh, lagi-lagi bertemu dengan sosok TERHORMAT versi bapak.
Bapak membeli beberapa krupuk dari nenek yang berjualan seorang tanpa ada yang menemani.

Hari ini satu pelajaran kehidupan telah aku terima dari bapak.

See...

Kawan, orang terhormat tidak melulu yang berdasi rapi, berjas hitam, bersepatu hitam.
Org terhormat tidak melulu yang punya mobil mewah, punya pakaian “WAH” n rumah yg MEGAH.
Org terhormat tidak melulu siapa yg tampil didepan atau sejajarannya. Orang terhormat tdk melulu itu semua kawan. Tapi orang terhormat juga disandang "orang yang mengutamakan orang lain dari pada dirinya, orang yg berkerja keras untuk keluarganya, orang  yang ikhlas dan sabar, orang yg berjuang."
-
-
Seperti bapak tadi, sprti mbah atau nenek yang aku temui, ada banyak orang-orang terhormat diluar sana yg sderhana tp penuh dg keberkahan hidupnya yang belum kita jumpai.


Saturday, September 14, 2019

Ada apa ya disidangku S1?


Bismillahirohmanirokhim.
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...

Hai...
Apa kabar? 
Dapat senyum ni dari aku untuk kalian semua. Bisa membayangkan senyumku? Hehehe. Nih J Jangan lupa aku juga dikasih senyum termanismu yaa. Aku suka orang senyum, dan aku suka membalas senyuman. Ecieeee.. udah udah kok tambah bahas senyuman sih. Tidak apa-apa, senyum itu baik, di bahas juga bagus kan. Mungkin bisa juga bahas kenapa orang itu suka senyum dan tidak suka senyum, gampang senyum dan susah senyum, bisa ya kita bahas begitu? Bisa bangetlah, however, ceile bahasa inggrisan segala lho. Iyaa paham kalau kamu, enggak enggak, iya emang aku anak jurusan bahasa inggris lho. Hehe.

Iyap, aku ingin bercerita kembali saat-saat aku banyak senyum, hmm, kira-kira kalau banyak senyum tandanya apa teman-teman? Bahagia kan? Betul banget. Aku mau cerita tentang kebahagiaan yang Allah berikan kepadaku di satu tahun kemaren. Tepatnya di hari jumat, 7 september 2018 there was something special in my life during my college. Apa hayo?


Yes, I did it. Pemirsa, pembaca, penikmat tulisanku, heehe, I would like to announce that I finished my examnination. Yeee, sudah selesai sidang di S1 kemaren, walaupun baru sempat cerita hari ini detailnya ndak apa-apa ya, sebenarnya ini tulisan sudah ada berbentuk draf dari tahun kemaren, but I didn’t finished yet, when I open my Blog folder, there is something left. Ya, exactly, I ever wrote draft to express my special day.  Because of something, i leave and I hadn’t done to continued the story. Ehehe, so that I will finish right now. Stay tune for my writing ya.

 Saat itu, setelah sidang dinyatakan selesai, rasanya lega banget Ya Allah, pasti kalian juga akan merasakan kalau kalian kuliah. It was release my , my apa ya donno to say it. Intinya, aku lega, aku senang, aku terharu, aku nggak nyangga bisa di titik ini, aku sedang merasakan nikmat Allah saat itu. Aku seperti memeluk es batu, adem sekali saat itu. You know what I felt lah ya. Kalau kamu sudah pernah kuliah juga pasti merasakannya.

Alhamdulillah, aku berterimakasih pada diriku sendiri dan Allah pastinya yang udah membantu aku melewati fase kehidupan kuliah ini.  Aku berterimakasih pada orang tuaku dan keluargku yang selalu mendukungku, memberi semangat, doa dan supporting my financial. Oh no, aku kudu nanges rek,L so deep when talk about parents. Karena orang tuaku lah yang benar-benar tahu betul perjuanganku, and I know they love me so much and I love them so much much more than anything. Tanpa doa orang tua, aku tidak akan bisa di titik ini. L makasih bapak ibuku yan tercinta.


Terus, aku juga matur suwun banget sama teman seperjuanganku, namanya yuli, dia anaknya rajin pakek banget, karena kita berada di dosen pembimbing yang sama, jadi aku ketularannya rajinnya, ketularan ketekunannya. Thank you so much yul, udah ajak aku hadir terus di setiap bimbingan. Walaupun terkadang aku belum ada bahan yang ingin aku sampaikan saat bimbingan skripsi, aku selalu di semangati yuli, “Ayo Nin, datang aja, seadanya aja laporkan ke beliau, nggak apa-apa belum selese semua revisinya, yang penting kita ada progress dan beliau tidak lupa dengan topik skripsi kita.”  that made me felt like, WAKE UP NIN, WAKE UP. MAU WISUDA NGGAK???


Oleh karena itu, aku selalu diajak yuli bersama-sama untuk bimbingan bareng, walaupun satu dua kali dia sendiri, aku sering barengan sama dia, kalau teman-temanku yang lain punya urusannya masing-masing hanya di awal-awal pertemua saja kami bimbingan skripsi bareng, afterwards, kita bimbingan skripsi independently not by finding time to come together. Walaupun pada akhirnya, yuli sudah sidang duluan, karena memang dia sudah siap sidang, dan dosen pembimbingku (p syafi) mengizinkan untuk sidang, yaaa aku di tinggal yuli. Ya nggak apa-apa sih, emang masih progress kok pembenahan data sekripsiku. Selamat dan makasih ya yul, you are one of my powers to through this phase. Dan beberapa minggu setelahnya aku berpikir, yuli kan sudah selesai nih ya sidangnya, jadi gantian aku dong, ehehe, aku harus mengebut ngerjakan dan memahami betul data skripsiku. Dan saat itu sepertinya dengan yuli, aku mencoba bertanya ke dosenku, “Pak, saya boleh minta tanda tangannya untuk melengkapi syarat sidang?” beliau bilang, “Nanti saja yaa, ndak usah terburu-buru” intinya yg aku ingat seperti itu. Dan dalam pikirku, “Iya sih, kenapa aku terburu-buru sih,”yaudah deh. Next time aja". kataku dalam hati.


Akhirnya, karena yuli sudah selesai sidang, aku mulai mengajak teman-temanku sebimbingan untuk bimbingan skripsi bareng. Mereka ternyata sudah lama tidak bimbingan, mungkin sekitar, beberapa bulan, ternyata ada yang sakit, zah namanya, dan anka dia ada urusan yang harus dikerjakan gitu sih katanya. Suatu hari kemudian, kami bimbinganlah bareng. Dan aku sepertinya sudah PD dan beranggapan kalau revisi skripsiku sudah selesai. Waktunya aku sidang dong. Walaupun antara masih ragu untuk maju sidang atau ditunda dulu. Sebelum datang untuk bimbingan bersaama, sudah aku persiapkan perlengkapan data untuk sidang, salah satunya meminta tanda tangan persetujuan dosen pembimbing. 

Saat itu, kami bertiga, anka zah dan aku di depan P Syafi, dengan PD nya di akhir pemberian kritik dan saran aku bilang “ Jadi, saya sudah bisa sidang yaa Pak,” Beliau jawab, “Iya terserah kamu sidangnya kapan, kan bukan saya yang sidang.”  Lalu batinku, :Yey, aku bisa minta tanda tangan nih, seneng dalam hati,wkwkwk”. Eh tiba-tiba beliau ada tamu, keluarlah sebentar, dan aku siap-siap mengeluarkan kertas tanda tangan persetujuan sidang, beliau datang, dan aku mencoba berbicara “Hmm, saya boleh minta tanda tangannya untuk persetujuan sidang?” dan terjawab dengan “besok saja, diselesaikan revisinya dulu.” Seketika aku berputar pikiran, “eh iya deng, revisinya aja belum aku selesaikan kok minta tandatangan, eh lo nin PD banget sih lo,” dalam hati menyindir diri sendiri. Wkwkwk. Jadi tertunda revisi lagi deh bro.

“Seberapapun usaha kita dalam menggapai sesuatu kalau  kita mengerjakan dengan rasa ikhlas, aku percaya perjuangan yang terbaik akan memberikan hasil yang terbaik pula”


Sebenarnya deretan ceritanya panjang banget gengs, dari awal setelah seminar proposal di bulan desember 2017 lalu, bulan februari aku baru memulai penelitian di sekolah, pertama izin dengan ke kapala sekolah, lalu membawa surat izin dari kampus, menemui guru bahasa Inggris sekolah, barulah aku bisa melaksakan penelitian, lalu mengolah data. Ternyata data kurang, aku harus ke sekolah lagi, dan revisi revisi revisi to get the main goal.


Dan pada akhirnya, aku diperbolehkan sidang. Aku diberikan tanda tangannya, aku lengkapi segala data keperluan untuk sidang. Tak lupa minta doa orang tua. Dan dosenku mengingatkanku, jangan lupa besok Jumat sidang, wadau. Semakin deg deg an. Beliau memberi aku semangat untuk relax saja presentati, pasti bisa. Sudah biasa kalau ada revisi itu. Kata beliau seperti itu. The day is coming, Yay, mission completed.  And aku bisa ternyata mempresentasikan penelitianku walaupun belum sesempurna yang diharapkan, but i did my best.

You know what, dengan sabarnya dosen pembimbingku selalu memberi the best suggestion dan solution, sabar bingit membimbingku, enggak pernah di marahi, enggak pernah ngejatuhin aku, dan up teruss dah. Ya gitu ya, Allah tahu bener siapa yang aku butuhkan yang menurutNya bisa sesuai dengan aku. So jadi,  emang so artinya jadi nn, iya tahu, wkwkwk, aku berterimakasih banyak ke dosen pembimbingku, ndak usah panggil namanya ya, nanti kedengeran, hehe. Untuk dosen pembimbingku yang ter-ter-ter baik, thank you so much for helping me in every step on finishing my skripsi. Semoga Allah membalas dengan balasan terbaik berupa kebaikan-kebaikan diberbagai bentuk untuk beliau. Aamiin Ah, keingat juga setiap minggu harus ketemu beliau untuk bimbingan skripsi dan pastinya beliau bosennn bangeet dengan aku. Hahaha


Tak lupa juga, aku berterimakasih sekali pada teman-temanku yang selalu dukung support aku, datang kesidangku, memberikan aku ucapan selamat, menyemangatik, memberikan aku hadiah, and so on. You know guys, I love you all so much. InsyaAllah doa baik selalu untuk kalian semua. Aku nggak nyangka aja, Allah kirimkan orang-orang baik sebegitu banyaknya ke aku, terimakasih ya Allah. Tanpa ada campur tanganMu, temen-temenku g akan datang sebanyak ini, ehehe.  Allah Engkau Maha Baik.

Terus apa yang dapat kamu petik dari semua itu Nin?

Banyak kawan. Menurut aku, mengerjakan skripsi bukan hanya soal kita mengerjakan datanya itu saja, tetapi lebih dari itu. Ada banyak hal yang enggak kita sadar yang membuat kita lebih dewasa, lebih berpengetahuan luas, lebih jadi manusia yang baik lagi.


Kalian pernah berpikir nggak sih? Kalau kita di minta untuk penelitian di sekolah artinya kita harus datang kesekolah, kita harus menghadapi orang-orang yang berada di sekolah itu kan? Bertemu dengan kepala sekolah, bertemu dengan guru yang bersangkutan disana, bertemu dengan guru-guru di sana, bertemu dengan Tu nya, bertemu dengan orang yang berada di sekolah itu. Iya kan? Dan kita pastinya juga melihat aktivitas disekolah itu, suasana disekolah itu, dan masih banyak lagi sisi yang bisa kita amati kan. Semua itu yaaaa memaksa diri kita untuk mau tidak mau harus berinteraksi dengan mereka semua, iya harus berinteraksi dengan mereka, entah dengan berbincang-bincang, tukar pengalaman, ataupun hanya memberikan senyuman saat berpapasan denga salah satu dari mereka adalah interaksi. Guys, interaksi yang kita lakukan itu meningkatkan kapasitas atau skill kita dalam bersosialisasi lo dengan manusia. it improve our social relationship kita kan? Bener banget. Itu aku rasakan banget saat mulai dari penelitian sampai akhir. Aku bertemu dengan orang baru dan aku berusaha sebaik mungkin untuk bisa berinteraksi dengan mereka semua. Bagiku, itu perlajaran baru juga buat aku. Walaupun dulu pernah PPL (praktek kerja lapangan) ini beda. Ini beda crita dan beda rasa. Proses penelitian membuatku skill berkomunikasiku dengan orang meningkat satu tingkat lagi. Alhamdulillah, Allah mendewasakanku dengan hal yg enggak aku sangka.


Tidak hanya itu saja, makna lain yang bisa kita ambil dari proses mengerjakan skripsi adalah kita dilatih untuk sabar, tekun, tidak cepat putus asa, bersemangat terus, dan menghindari kata mengeluh. Dari berbagai hal, Allah ajarkan aku kesabaran dalam menghadapi murid-murid dikelas yang terkadang belum bisa aku kendalikan keramaiannya, mengolah data hasil penelitian melatih aku konsisten untuk mengerjakannya, dan berusaha menjadi tekun. Ketika dosen masih memberikan masukan, aku merevisinya dengan penuh semangat dan menghindari kata mengeluh, ya walaupun kadang mengeluh. Ehehe, but, those things really make me to be strong.


Lalu, hasil dari penelitian yang aku teliti juga harus bermanfaat untuk masyarakat, terutama para siswa dan guru. Ini penting banget dari segalanya. Penelitianku tentang self-assessement  yang bisa mempenngaruhi effikasi dan regulasi siswa dalam belajar bahasa inggris. Aku berharap penelitian ku ini bisa menjadi pertimbangan oleh guru-guru untuk membantu siswa-siswa melakukan self-assessment. pun sebaliknya, sebenarnya guru juga harus melakukan self-assessment, penilaian diri agar bisa tahu kelemahan dan kelebihan yang di milikinya untuk membantu sisawa dalam mencapi tujuan pembelajaran.


Yang terakhir hikmahnya adalah dari mengerjakan atau menyelesaikan skripsi, aku di latih Allah untuk terus berdoa setiap saat, meminta di doakan orang lain, dan mendoakan orang lain. Dimanapun aku berada, untuk menyelesaikan skripsiku aku harus melibatkan Allah, kalau Allah enggak ridho aku menyelesaikan ya enggak akan selesai, jadi aku sering minta doa kepada orang tuaku, kepada orang-orang yang menanyakan bagaimana skripsimu? Jadi guys, ketika kamu ditanya, “eh, gimana skripsimu? sidang kapan? Sudah sampai mana revisinya? Bahkan tanya kapan wisuda?” pertanyaan-pertanyaan seperti itu jangan dibuat sakit atau atau menjadi kalian sedih atau jengkel dengan orang tersebut. Tambah senanglah, jadi pada saat itu kamu bisa meminta doa kepada dia untuk mendoakan semoga diberi Allah kemudahan dan diberi izin Allah menyelesaikan skripsimu. Oke!! J iya jadi seperti itu, saat itu aku dilatih Allah untuk rajin-rajin berdoa, memohon ke Allah, minta doa sana sini, doakan sana sini, karena ketika kita mendoakan saudara kita malaikat menjawab  “Pun doa yang sama untukmu”  dan mengaminkannya, bagaimana tidak klepek-klepek di doain malaikat lho guys. Gitu yaaaa pesanku.


Ya gitu teman-teman, tidak terasa ya ini halaman sudah halaman ke lima dalam MS. Word, nulis setelah melaksanakan sholat shubuh jam setengah lima, sekarang cepet banget udah jam setengah tuju saja. Beneran aku nggak bohong sekarang jam setengah tuju pagi hari minggu. Ehehehe. Semoga bermanfaat ya tulisanku diatas, yang baik bisa diambil yang tidak bisa ditinggalkan. See you on the next topic. Have a nice day. Bye




Sunday, September 8, 2019

Di Jalur Ujian Yang Berbeda


Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh teman-teman...

Bagaimana kabar kalian minggu ini? Aku rasa kalian disibukkan dengan tugas kalian masing-masing ya, alhamdulillah kalau begitu, semoga disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat ya. Jangan lupa jaga kesehatan kalian. Then, the important thing is you have to keep your iman.

Alhamdulillah, keadaanku sudah mulai membaik, J sudah bisa berbicara kencang, wkwkwk, sudah bisa bercerita panjang, dan tentunya sudah bisa mendengarkan cerita-cerita yang mengasikkan. Aku sudah sehat dari pneomoniaku, alhamdulillah sudah bisa mengikuti kuliah dengan lancar dan bisa haha hihi dikelas. Alhamdulillah, Allah berikan aku nikmat kedua setelah iman, yaitu sehat. Namun, aku masih perlu kontrol lagi biar memastikan kalau pneomoniaku sudah sembuh. Doain ya...
Oiya, minggu ini tugasku hanya beberapa saja jadi aku berniat untuk menulis tulisan yang belum aku tulis di blog. Sudah lama ingin menuangkan cerita-cerita teman-temanku yang sangat inspiratif buat pelajaran hidup kita. Salah satunya adalah cerita dari salah satu adik tingkatku, dia bercerita banyak kepadaku tentang perjuangannya semasa kuliah dengan keluarganya. Ceritanya membuatku tersadar bahwa kita semua ini ada di jalur ujian berbeda-beda dalam hidup ini.

Setelah lulus SMA, dia lolos di SBMPTN di UNESA, dia yang juga berasal dari kota yang sama denganku dipertemukan Allah di kegiatan jurusan b. Inggris. Alhamdulillah sekarang dia kenal baik denganku. Yang ingin aku ceritakan adalah perjuanganya menyelesaikan studynya.  Iya, dia sebenarnya tidak begitu fokus dengan study selama s1 nya, kadang ingin saja menyerah, karena banyak pikiran yang bisa membuatnya stress. Bukan hanya karena tugas kuliahnya saja, akan tetapi, hal lain yang membuatnya cepat berotasi ke dalam kesedihan. Dengan banyaknya tugas kuliah, biasanya aku tinggal pulang kampung biar otak refresh lagi. Tapi tidak dengan dia, dia terkadang tidak mau pulang kampung.

Dia berkata dia penuh konflik batin ketika pulang kampung. Dia nggak ingin tambah pusing ketika pulang, memikirkan tugas kuliah ditambah orang-orang rumah. Lalu aku bertanya “lha kenapa dengan orang-orang rumah, dek? Kamu di minta ngerjakan pekerjaan rumahkah?”. “Nggak mbak, maaf ya mbak aku jujur kalau pulang itu aku serba salah, aku harus menghadapi bapakku, bapakku moodyan gitu mbk?”. Jawabnya.  “Moodyan bagaimana dek?” tanyaku. Dia mulai becerita “Bapaku sedang sakit mbak,  beliau terkena stroke mbak, jadi sekarang ndak bisa ngomong jelas, kalau misal aku ngomong apa gitu dianggap beliau marah, padahal aku ndak bermaksut marah. Lalu kalau aku bicara pelan-pelan gitu, yang enggak kedengaran beliau, beliau kira aku sedang guncing beliau, aduh serba repot deh. Aku kadang dirumah sering emosi dengan keadaan bapakku mbak, makanya dari itu aku terkadang nggak pengen pulang.” Jelasnya. "Ya Allah, jadi bapakmu sakit? Sejak kapan?” tanyaku. “sejak aku SMA mbak.” (seingatku dia bilang sejak SMA). “Jadi ibu yang sekarang juga buka toko kecil-kecilan mbak dirumah sambil rawat bapak dirumah.” Jelas dia.

MasyaAllah, aku merinding mendengarkan cerita dia, dibalik dia yang ceria di depanku, ternyata ada banyak hal yang dia sembunyikan sendirian. Dia kuat menahan emosinya yang membara, ketika di depan bapaknya, yang kadang mood-moodan kalau ngajak ngomong. Dia sedang di uji Allah. “Sabar ya dek, ketika kamu merawat bapak, InsyaAllah itu ladang amal kamu untuk berbakti pada orang tua.” Ucapku pada dia. “Iya mbak, terkadang aku curhat sama ibu ku, aku capek hadapin bapak, aku lelah gitu mbak, dan aku juga kasihan sama ibu ku .” Rintih dia. “aku turut sedih dek, tapi mau bagaimana lagi, Allah ngasih ujian sesuai kemampuan kita, seperti itu InsyaAllah, iya diterima ya dek, aku doakan semoga bapak mu segera sembuh ya, pasti ada hikmah di balik semua ini kan?” jawabku. “Iya mbak, setelah itu, aku berpikir banyak sekali mbak hikmah dari bapak sakit itu, salah satunya membuat aku dan ibu ku lebih ikhlas menerima takdir dari Allah, ladang amal ibuku untuk merawat bapak ku.” Ujar dia.

“Makasih ya dek, udah kasih aku pelajaran dari hidupmu, aku sekarang harus lebih banyak bersyukur, harus banyak banyak mendoakan orang juga ya, karena kita tidak tahu teman mana kita yang sedang dalam kesusahan, makasih  ya dek, sudah cerita denganku.” Tutup pembicaraanku dengan dia.

Padahal di awal, aku tidak mengira kalau dia punya masalah seberat itu dirumah, aku tahu pasti dengan bapak nya sakit di rumah membuat psikology nya terganggu, pasti ada tekanan batin tersendiri dalam menjalani kehidupannya di perkuliahan. Ohh, aku tidak bisa membayangkan kalau itu terjadi pada ku. Ya Allah, berilah kesabaran untuk dia dan keluargnya. Aamiin

Dari cerita yang diceritakan adik tingkatku, sekali lagi aku katakan, kita berada dalam jalur ujian berbeda. Allah tahu betul jalur kita sudah sampai mana, Allah tahu betul kapasitas kita seberapa, maka dari itu, segala ujian yang datang ke kita sudah Allah ukur sesuai kemampuan kita. aku merasakan betul hal itu. Ketika aku belum bisa menerima ujian tersebut, maka Allah bantu mampukan aku saat itu juga. Pun dengan kalian teman, Allah pasti membantu kamu disetiap ujian yang kamu hadapi.

Di hari yang sama, adik tingkatku yang lain juga berkunjung kekosanku, dia tiba-tiba menangis sedih di depanku. “Lho, kenapa dek? Ada yang perlu aku dengarkan, ceritaa saja ndak apa-apa,” ucapku. “Mbak, aku finansialku lagi sulit, aku kemaren pulang, niatku mau minta uang sama orang tuaku, tapi aku malah di marah-marahin, aku dimarahin mbak ku juga. Padahal ya mbak, aku ini sepeda motor ngredit sendiri lho, sekarang waktunya bayar, terus uangku sudah mulai menipis mbak, nunggu uang bayar les, juga belum dibayar.” Dia sambil nangis dan aku peluk. Aku tersentuh di kamar kosan yang lembar menurutku.
“Ya Allah dek, tarik nafas yang panjang dulu ya, ndak apa-apa. Semua masalah ada solusinya kok.” Tenangku kepadanya.  Dia tersesak sesak menangis di bahuku, “Ya mbak, yang aku masalahkan sebenarnya bukan uangnya sih mbk, tapi orang-orang dirumah, apalagi mbakku, entah kenapa dia itu benci sama aku, aku pulang aja gitu katanya nyusahkan orang tua, pokok omongnya g enak, aku benci mbak, ya nggak apa-apa nggak dikasih uang, tapi coba ngomong yang baik-baik kalau belum punya uang gitu, aku sakit hati banget mbk.” Curhatnya sambil berceceran air matanya.

“Iya dek, tarik nafas lagi ya, istigfarr, tenangin pikiranmu dulu, ndak apa-apa, kan ada aku, yang bisa kamu jadikan mbak juga J “ ucapku. “ sekarang tenangkan pikiran dulu ya, nanti kita cari jalan keluarnya sama-sama. Ucapku ingin menenangkannya.

Dalam satu hari, aku di pertemukan Allah dengan dua orang yang berbeda permasalahannya, bukan permasalahan kuliah lagi, tapi permasalah hidup. Ujian mereka berat-berat ternyata, yang mana jika itu terjadi padaku, entahlah aku tidak bisa membayangkan. Allah maha tahu betul setiap makhluknya. Allah pasti sayang dengan adik-adik tingkatku itu, dengan bukti ujian yang mereka hadapi. MasyaAllah. Aku merinding lagi rasanya.

Aku bersyukur banget di lahirkan Allah dari keluarganya yang alhamdulillah baik-baik saja, yang selalu support aku, selalu ada untuk aku di keadaan apapun. Kita doakan ya teman-teman semoga teman-teman kita yang sedang bermasalah dengan keluargnya atau sedang di uji hidupnya, semoga diberi Allah kemudahan dan diberi kekuatan. Aamiin

Sekali lagi, kita semua berada di jalur ujian yang berbeda-beda ya. Pastikan bahwa Allah tetap bersama kita.

Teman-teman, sebenarnya ada banyak cerita yang belum aku ceritakan dari berbagai persoallan hidup dari teman-temanku yang banyak hikmahnya. Semoga dari kisah adik tingkatku yang bapak nya sedang sakit stroke, dan yang satunya sedang berjuang memenuhi kebutuhan finansialnya, dua contoh itu semoga membuat kita sadar bahwa hidup kita perlu disyukuri di manapun kita diposisikan Allah. Semoga Allah selalu membersamai langkah kita. sudah sepatutnya, kita bersyukur atas nikmat Allah yang di berikan ke kita. ada banyak masalah yang rumit di luar sana yang mungkin belum bisa kita selesaikan, karena Allah begitu sayangnya dengan kita, kita di beri ujian sesuai dg kemampuan kita. Allahuakbar. Tiada yang bisa memberi kekuatan selain Allah SWT.

Selamat berjuang di ujian kalian masing-masing yaa..... saling mendoakan, semoga Allah selalu menolong kita, AamiinJ)

Monday, September 2, 2019

Fokus pada apa kalian?


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Bagaimana keadaan kalian? Aku harap selalu sehat dan bahagia ya. Semoga apa-apa yang menjadi tugas kalian sekarang dimudahkan Allah untuk menyelesaikannya. Semoga diberi kelancaran disetiap langkah untuk kehidupan yang sementara ini. Tetap semangat menjalani hidup ya....

Nggak ada yang mau tahu sekarang aku lagi dimana? Haha, ya sudahlah aku kasih tahu, kalau sekarang aku berada ditempat pencucian sepeda motor di daerah sekitar kosanku. Setelah pulang dari dari kampus karena tidak ada jam kuliah, aku harus menyelesaikan tugas-tugas lain yang menjadi tugasku. Salah satunya aky harus memperhatian kebersihan sepeda motorku, sudah satu bulan tidak aku cucikan, karena ku tinggal pulang, walaupun jarang aku pakai bulan ini, ya debunya kelihatan banget ya. hmmm.

Teman, apakah kalian sudah memperhatikan kendaraan kalian? Sudahkah bersih atau masih berlumur dengan debu dijalan? Hehe. Aku ingatkan, segeralah memperhatikannya. Dengan mencucinya, sama artinya kita menyayanginya. Dengan mencucinya, berarti kita sudah bersyukur atas diberikan benda itu. Dengan mencucinya, berarti kita merasa berkewajiban memeliharanya. Itu baru saja satu benda yang aku miliki, benda-benda lainpun harus aku perhatikan. Harus aku pastikan apakah sudah dalam keadaan baik atau belum.

Teman, berbicara tentang memperhatikan benda yang kita miliki, apakah kita juga sering memperhatikan hati kita? apakah hati kita dalam keadaan baik-baik saja? Apakah hati kita perlu kita benahi atau bagaimana? Sudahkah kalian menanyakan hal-hal tersebut diri kalian? Pertanyaan-pertanyaan itu juga harus aku tanyakan ke diri aku sendiri setiap hari kalau bisa.

Karena hati ini penting banget yaa kita rawat, kita perhatikan, kita perbaiki, dan pastikan apakah baik-baik saja. Kata Aa Gym “Hati adalah cerminan diri kita, ketika hatinya baik, baiklah seluruhnya.”Ketika hati kita bersih, mudahlah kita menyerap ilmu, melakukan hal baik, dan tentunya bisa menerima nasihat-nasihat yang baik” inti dari nasihat Aa Gym. Dari situ kita bisa berpikir, betapa pentingnya hati itu yaa. Hati adalah cerminan bagaimana kita bersikap. Apakah kalian setuju? Iya dong. harus setuju! kalau enggak aku....(peace)

Aku juga masih teringat betul kata Ustad Dody, salah satu trainer, mengatakan bahwa kesuksesan bisa diraih oleh mereka-mereka yang bisa memanage hati mereka dengan baik, mengatur hati mereka sesuai dengan fitrahnya. Semakin baik kita memanage hati kita, semakin dekat kesuksesan itu. Dan tentu ya, kesuksessan itu tidak berupa materi saja, tetapi ketentraman hati adalah kesuksesan terbaik untuk kita. Karena banyaknya materi tidak berarti hatinya tentram. Boleh jadi, hatinya meraung-raung.  Jadi, not all happiness come from money.

Perlu diingat juga ya kawan, yang membolak-balikkan hati ini memang Allah. Kita tidak ada daya untuk mengendalikan hati kita. Namun, kita harus berusaha untuk menjaga hati kita dalam kondisi baik, dalam keadaan steril, dan tentu dalam ketaatanNya. Kita nggak bisa mengubah hati kita se enaknya. Allah-lah yang mengendalikan hati kita. Boleh jadi detik ini hati kita mengarah ke satu sisi, dua menit kemudian Allah membalikkan kesisi yang lain. Kita tidak tahu kan?.

Yang kita harus tekankan yaitu kita harus berusaha mencondongkan hati ini ke Allah, karena Allah yang bisa menolong hati kita agar bisa tetap baik-baik saja. Hanya Allah-lah yang bisa membuat hati kita tentram, hati kita tenang, dan selalu waspada. Hanya Allah yang bisa melakukannya. Oleh karena itu, sering-sering mengingat Allah dengan dzikir, menyadari nikmat yang diberikan-Nya, dan masih banyak hal lain untuk bisa dekat dengan Allah. Ketika kita dekat dengan Allah, sudah pasti hati kita akan dijaga, akan baik-baik saja.

Teman, aku tahu kita semua sedang berusaha setiap hari untuk menjadikan hati kita baik-baik saja, untuk bisa membuat hati kita tentram dan tenang. Kita setiap hari berusaha begitu kan? Tapi sekali lagi, Allah hadirkan hati untuk merasakan banyak hal. Mungkin jika saat ini ada diantara kita sedang ada yang sakit hatinya, atau mungkin sedang tidak karuan perangannya, mungkin tandanya kita sedang diuji Allah. Apakah dengan hadirnya kesedihan itu kita tetap ingin didekat Allah? Apa dengan ujian kita memilih percaya sama Allah? Apa dengan ujian kita terus berusaha untuk belajar bertumbuh menjadi baik? Allah ingin tahu reaksi kita untuk membuktikannya.

Mari tetap semangat untuk memperbaiki hati, agar hati tidak sekotor barang-barang yang kita lupakan. Kadang, kita lebih fokus memperbaiki dan memelihara benda yang kita miliki dari pada fokus memperbaiki hati yang sudah kotor. Kadang, kita lupa akan hati yang sudah membeku, ingin segera kita bersihkan tapi kita malah mengabaikannya. Yuk, sama-sama terus memperbaiki hati, memelihara hati agar tetap bersih. Dengan apa? Dengan sering-seringnya kita mendengarkan nasihat-nasihat baik, melihat hal-hal baik, dan melakukan hal baik, cari tahu apa yang Allah suka, dan banyak kebaikan-kebaikan kecil lainnya. InsyaAllah dengan melakukan semua itu Allah izinkan hati kita menjadi bersih. Aamin

Terimakasih sudah membaca J