Assalamu’alaikum
Warohmatullah Wabarokatuh teman-teman...
Bagaimana kabar kalian minggu ini? Aku rasa kalian
disibukkan dengan tugas kalian masing-masing ya, alhamdulillah kalau begitu,
semoga disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat ya. Jangan lupa jaga kesehatan
kalian. Then, the important thing is you have to keep your iman.
Alhamdulillah, keadaanku sudah mulai membaik, J
sudah bisa berbicara kencang, wkwkwk, sudah bisa bercerita panjang, dan
tentunya sudah bisa mendengarkan cerita-cerita yang mengasikkan. Aku sudah
sehat dari pneomoniaku, alhamdulillah sudah bisa mengikuti kuliah dengan lancar
dan bisa haha hihi dikelas. Alhamdulillah, Allah berikan aku nikmat kedua
setelah iman, yaitu sehat. Namun, aku masih perlu kontrol lagi biar memastikan
kalau pneomoniaku sudah sembuh. Doain ya...
Oiya, minggu ini tugasku hanya beberapa saja jadi
aku berniat untuk menulis tulisan yang belum aku tulis di blog. Sudah lama
ingin menuangkan cerita-cerita teman-temanku yang sangat inspiratif buat
pelajaran hidup kita. Salah satunya adalah cerita dari salah satu adik tingkatku,
dia bercerita banyak kepadaku tentang perjuangannya semasa kuliah dengan
keluarganya. Ceritanya membuatku tersadar bahwa kita semua ini ada di jalur
ujian berbeda-beda dalam hidup ini.
Setelah lulus SMA, dia lolos di SBMPTN di UNESA,
dia yang juga berasal dari kota yang sama denganku dipertemukan Allah di
kegiatan jurusan b. Inggris. Alhamdulillah sekarang dia kenal baik denganku.
Yang ingin aku ceritakan adalah perjuanganya menyelesaikan studynya. Iya, dia sebenarnya tidak begitu fokus dengan
study selama s1 nya, kadang ingin saja menyerah, karena banyak pikiran yang
bisa membuatnya stress. Bukan hanya karena tugas kuliahnya saja, akan tetapi, hal lain yang membuatnya cepat berotasi ke dalam kesedihan. Dengan banyaknya tugas kuliah, biasanya aku tinggal
pulang kampung biar otak refresh lagi. Tapi tidak dengan dia, dia terkadang
tidak mau pulang kampung.
Dia berkata dia penuh konflik batin ketika pulang
kampung. Dia nggak ingin tambah pusing ketika pulang, memikirkan tugas kuliah
ditambah orang-orang rumah. Lalu aku bertanya “lha kenapa dengan orang-orang
rumah, dek? Kamu di minta ngerjakan pekerjaan rumahkah?”. “Nggak mbak, maaf ya
mbak aku jujur kalau pulang itu aku serba salah, aku harus menghadapi bapakku,
bapakku moodyan gitu mbk?”. Jawabnya.
“Moodyan bagaimana dek?” tanyaku. Dia mulai becerita “Bapaku sedang
sakit mbak, beliau terkena stroke mbak,
jadi sekarang ndak bisa ngomong jelas, kalau misal aku ngomong apa gitu
dianggap beliau marah, padahal aku ndak bermaksut marah. Lalu kalau aku bicara
pelan-pelan gitu, yang enggak kedengaran beliau, beliau kira aku sedang guncing beliau, aduh serba repot deh. Aku kadang dirumah sering emosi dengan keadaan
bapakku mbak, makanya dari itu aku terkadang nggak pengen pulang.” Jelasnya. "Ya Allah, jadi bapakmu sakit? Sejak kapan?” tanyaku. “sejak aku SMA mbak.”
(seingatku dia bilang sejak SMA). “Jadi ibu yang sekarang juga buka toko
kecil-kecilan mbak dirumah sambil rawat bapak dirumah.” Jelas dia.
MasyaAllah, aku merinding mendengarkan cerita dia, dibalik dia yang ceria di depanku, ternyata ada banyak hal yang dia
sembunyikan sendirian. Dia kuat menahan emosinya yang membara, ketika di depan
bapaknya, yang kadang mood-moodan kalau ngajak ngomong. Dia sedang di uji
Allah. “Sabar ya dek, ketika kamu merawat bapak, InsyaAllah itu ladang amal
kamu untuk berbakti pada orang tua.” Ucapku pada dia. “Iya mbak, terkadang aku
curhat sama ibu ku, aku capek hadapin bapak, aku lelah gitu mbak, dan aku juga
kasihan sama ibu ku .” Rintih dia. “aku turut sedih dek, tapi mau bagaimana
lagi, Allah ngasih ujian sesuai kemampuan kita, seperti itu InsyaAllah, iya
diterima ya dek, aku doakan semoga bapak mu segera sembuh ya, pasti ada hikmah
di balik semua ini kan?” jawabku. “Iya mbak, setelah itu, aku berpikir banyak
sekali mbak hikmah dari bapak sakit itu, salah satunya membuat aku dan ibu ku
lebih ikhlas menerima takdir dari Allah, ladang amal ibuku untuk merawat bapak
ku.” Ujar dia.
“Makasih
ya dek, udah kasih aku pelajaran dari hidupmu, aku sekarang harus lebih banyak
bersyukur, harus banyak banyak mendoakan orang juga ya, karena kita tidak tahu
teman mana kita yang sedang dalam kesusahan, makasih ya dek, sudah cerita denganku.” Tutup
pembicaraanku dengan dia.
Padahal di awal, aku tidak mengira kalau dia punya
masalah seberat itu dirumah, aku tahu pasti dengan bapak nya sakit di rumah
membuat psikology nya terganggu, pasti ada tekanan batin tersendiri dalam menjalani
kehidupannya di perkuliahan. Ohh, aku tidak bisa membayangkan kalau itu terjadi
pada ku. Ya Allah, berilah kesabaran untuk dia dan keluargnya. Aamiin
Dari cerita yang diceritakan adik tingkatku,
sekali lagi aku katakan, kita berada dalam jalur ujian berbeda. Allah tahu
betul jalur kita sudah sampai mana, Allah tahu betul kapasitas kita seberapa,
maka dari itu, segala ujian yang datang ke kita sudah Allah ukur sesuai
kemampuan kita. aku merasakan betul hal itu. Ketika aku belum bisa menerima
ujian tersebut, maka Allah bantu mampukan aku saat itu juga. Pun dengan kalian
teman, Allah pasti membantu kamu disetiap ujian yang kamu hadapi.
Di hari yang sama, adik tingkatku yang lain juga
berkunjung kekosanku, dia tiba-tiba menangis sedih di depanku. “Lho, kenapa dek?
Ada yang perlu aku dengarkan, ceritaa saja ndak apa-apa,” ucapku. “Mbak, aku
finansialku lagi sulit, aku kemaren pulang, niatku mau minta uang sama orang
tuaku, tapi aku malah di marah-marahin, aku dimarahin mbak ku juga. Padahal ya
mbak, aku ini sepeda motor ngredit sendiri lho, sekarang waktunya bayar, terus
uangku sudah mulai menipis mbak, nunggu uang bayar les, juga belum dibayar.” Dia
sambil nangis dan aku peluk. Aku tersentuh di kamar kosan yang lembar
menurutku.
“Ya Allah dek, tarik nafas yang panjang dulu ya,
ndak apa-apa. Semua masalah ada solusinya kok.” Tenangku kepadanya. Dia tersesak sesak menangis di bahuku, “Ya
mbak, yang aku masalahkan sebenarnya bukan uangnya sih mbk, tapi orang-orang
dirumah, apalagi mbakku, entah kenapa dia itu benci sama aku, aku pulang aja
gitu katanya nyusahkan orang tua, pokok omongnya g enak, aku benci mbak, ya
nggak apa-apa nggak dikasih uang, tapi coba ngomong yang baik-baik kalau belum
punya uang gitu, aku sakit hati banget mbk.” Curhatnya sambil berceceran air
matanya.
“Iya dek, tarik nafas lagi ya, istigfarr, tenangin
pikiranmu dulu, ndak apa-apa, kan ada aku, yang bisa kamu jadikan mbak juga J
“ ucapku. “ sekarang tenangkan pikiran dulu ya, nanti kita cari jalan keluarnya
sama-sama. Ucapku ingin menenangkannya.
Dalam satu hari, aku di pertemukan Allah dengan
dua orang yang berbeda permasalahannya, bukan permasalahan kuliah lagi, tapi
permasalah hidup. Ujian mereka berat-berat ternyata, yang mana jika itu terjadi
padaku, entahlah aku tidak bisa membayangkan. Allah maha tahu betul setiap
makhluknya. Allah pasti sayang dengan adik-adik tingkatku itu, dengan bukti
ujian yang mereka hadapi. MasyaAllah. Aku merinding lagi rasanya.
Aku bersyukur banget di lahirkan Allah dari
keluarganya yang alhamdulillah baik-baik saja, yang selalu support aku, selalu
ada untuk aku di keadaan apapun. Kita doakan ya teman-teman semoga teman-teman
kita yang sedang bermasalah dengan keluargnya atau sedang di uji hidupnya,
semoga diberi Allah kemudahan dan diberi kekuatan. Aamiin
Sekali lagi, kita semua berada di jalur ujian yang berbeda-beda ya. Pastikan bahwa Allah tetap bersama kita.
Teman-teman, sebenarnya ada banyak cerita yang
belum aku ceritakan dari berbagai persoallan hidup dari teman-temanku yang
banyak hikmahnya. Semoga dari kisah adik tingkatku yang bapak nya sedang sakit stroke, dan yang satunya sedang berjuang memenuhi kebutuhan finansialnya, dua contoh itu semoga membuat kita sadar bahwa hidup kita perlu
disyukuri di manapun kita diposisikan Allah. Semoga Allah selalu membersamai
langkah kita. sudah sepatutnya, kita bersyukur atas nikmat Allah yang di berikan ke kita. ada banyak masalah yang rumit di luar sana yang mungkin belum bisa kita selesaikan, karena Allah begitu sayangnya dengan kita, kita di beri ujian sesuai dg kemampuan kita. Allahuakbar. Tiada yang bisa memberi kekuatan selain Allah SWT.
Selamat
berjuang di ujian kalian masing-masing yaa..... saling mendoakan, semoga Allah
selalu menolong kita, AamiinJ)
0 comments:
Post a Comment