RELAWAN
Perjalanan
17 agustus tahun ini memang berbeda dengan tahun kemarin, tahun ini aku sudah
diberikan amanah dalam sebuah Yayasan. Karena beberapa guru ditugaskan untuk
mendamping murid-murid untuk upacara di alun-alun karena sekolah sudah ditunjuk
oleh pemkab, mau tidak mau harus dilaksanakan sesuai arahan yang sudah dinyatakan.
Salah satu guru pendamping murid adalah aku, disini aku ditugaskan untuk
mendampingi upacara penurunan bendera, jadi ke alun-alun pada sore hari.
Sebelum
berangkat bersama-sama dari sekolah, aku dan salah satu guru pendamping sudah
memastikan bahwa semua dalam keadaan baik-baik saja dan dalam keadaan fit. Sudah aku tegaskan juga, jika memang kurang
enak badan harus bilang ya. Dan ternyata ketika upacara dimulai satu persatu
murid tumbang, segeralah aku dan anggota PMI bertindak cepat untuk membawa murid
menepi ke tempat yang teduh. Kira-kira ada 5 murid yang tumbang dari sekolah
kami. Namun ada satu murid yang kondisinya memang lebih memprihatinkan daripada
yang lain.
PMI segera
melakukan tindakan pertolongan pertama, segera memberikan bantuan oksigen
karena kondisi murid lemah, dan mengecek segala keadaan tubuh murid. Sedangkan
aku mendampingi di sebelah dia hanya bisa menenangkan dan memberikan support.
Dia masih lemas tidak berdaya namun ketika aku tanya tidak pusing kepalanya,
perlahan kondisi murid membaik, namun dia sepertinya cemas, entah karena ada
pikiran yang dipendamnya sendiri hingga ada salah satu ibu-ibu dari PMI berkata
kepadanya “kamu kenapa? Jangan dipendam sendiri ya masalahnya, saya tahu kamu
sepertinya punya masalah yang kamu pendam sendiri, cerita saja ya sama ibu
guru, tidak apa-apa cerita habis ini ya, ibu guru itu wakil dari orang tuamu di
rumah” jelas ibu-ibu PMI. Dan aku menambahkan “Iya nak, kalau ada apa-apa
cerita saja yaa, tidak apa-apa.” Dan dia menganggukkan kepala.
Hingga
selesai upacara, kondisi murid masih terasa lemas dan tidak tega ketika dia dia
dibiarkan bermotoran sendiri pulang nanti, sehingga kami meminta bantuan PMI
untuk mengantarkan dia dengan mobil yang disediakan. Alhamdulillahnya mereka
siap sedia untuk mengantarkan, dan aku juga bersedia untuk mendampinginya
sampai rumah.
Akhirnya
pukul setengah lima aku beserta anggota PMI berangkat dari alun-alun ke rumah
murid di daerah Tuban. Di sepanjang perjalanan, aku berpikir profesi yang
mereka geluti sekarang. Inginku bertanya banyak hal namun waktu dan keadaan
mungkin belum tepat. Akhirnya kami berbincang-bincang ringan di dalam mobil.
Perjalanan
ini adalah perjalanan pertamaku berada di dalam mobil PMI yang biasanya hanya
lewat saja di jalan raya, sekarang aku berada didalam mobil itu. Dan
orang-orang di dalamnya adalah orang-orang pilihan juga. Tidak semua orang
memilih dalam posisi itu, namun aku yakin Allah telah menunjuk mereka berada di
tempat dan berposisi sebagai RELAWAN PMI.
Disepanjang
perjalanan mereka saling bercanda ria, bercerita kesana kemari, sehingga aku
hanya mendengarkannya dan sesekali merespon apa yang mereka bicarakan. Setelah
sampai di rumah murid, keluarganya beberapa kaget kalau putrinya diantarkan
mobil yang biasanya digunakan untuk mengantarkan orang sakit. Sehingga,
orang-orang disekitar rumahnya juga ikut penasaran denga napa yan terjadi
dengan murid.
Perjalanan
hari ini sangat bermakna, dalam perjalanan pulang aku sempat bertanya apakah
bapak-bapak ini di PMI sudah lama, dan mereka menjawab satu persatu, ada yang
sudah lama dan ada yang baru, ada yang sejak tahun 2011 ada yang 2001, dan
mereka berkata “kami ini relawan mbk.” Dan aku yakin mereka dianugerahi hati
yang sangat lapang dalam kehidupan ini. Sesampainya di kantor PMI, sayapun mengucapkan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan tidak lupa aku menanyakan bagaimana
dengan transportnya, mereka menjawab “tidak usah mbak, semua biaya sudah
ditanggung oleh PMI, kami relawan.” Lalu, saya ucapkan terima kasih kepada satu
persatu anggota PMI itu. MasyaAllah orang-orang baik, sungguh beruntung aku
dipertemukan dengan mereka.
Di hari itu,
aku belajar sebuah arti relawan, diperkenalkan dengan orang-orang yang telah
ditunjuk untuk memberikan waktu dan tenaganya untuk membantu orang-orang yang
sakit dalam sebuah event-event tertentu. Sungguh sangat mulianya beliau-beliau
ini, dan aku tahu mereka adalah orang-orang pilihan. Semoga dari pertemuan yang
tidaklah disengaja ini, namun sudah diatur oleh Sang Kuasa, kebaikan-kebaikan
yang mereka tunjukan kepadaku akan membuatku semakin bersemangat untuk berbuat
kebaikan, semoga otot-otot kebaikannya terus berkembang dan kebaikannya menular
kepadaku. Aaamiin
Semangat untuk terus mengasah otot-otot kebaikan yaa..
0 comments:
Post a Comment