Sunday, January 31, 2021

Percayalah, Allah akan memudahkan urusamu :)

 

Terkejut..

Aku kira tugas januari yang sempat aku tulis kemarin sudah berakhir, ternyata masih ada episode selanjutnya, ada tambahan bonus yang harus aku kerjakan.

Di jumat sore kemarin, selesai sholat ashar, tiba-tiba ada tetangga mbahkungku yang datang kerumah untuk memberitahu bapak ibuk kalau mbahkung sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Sontak ibu memanggilku “Nin, mbahkungmu itu kenapa, kesanalah” . aku dan bapak langsung buru-buru ke rumah mbahkungku.

Sebelum sampai dirumah mbahkung, dari jauh mata ini sudah memandang banyaknya orang yang berbondong-bondong menghampiri rumah mbangkungku, dalam hatiku “apa yang terjadi?” Aku bertanya-tanya, “Apa iya...? ahh, Ya Rabb, aku kuatkanlah mbahkungku”. Ucapku dalam hati.

Hingga sampai didepan rumah mbahkung, kami disambut orang-orang yang melihat keadan mbahkungku, aku semakin deg-deg an, tetapi aku harus pelan-pelan melangkah menuju pusat kerumuman, “all is well” ucapku dalam hati. Tak lupa aku memperhatikan semua tetangga mbahkungku yang berbaris menyambut kedatanganku dan bapaku, aku sudah tak memperdulikan mereka, aku harus segera melihat kondisi mbahkungku.

Semakin dekat aku menuju kamar mbahkung, aku melewati banyak orang bergerumun melihat arah kamar mbahkungku, ditambah dengan suara tangisa mbah utiku membuat hatiku agak rancu namun aku harus tenang. Akhirnya aku bisa melihat kondisi mbahkungku yang sedang disangga badannya oleh tetanga-tetanggaku. “kenapa utii, kenapa?” tanyaku kepada utiku. Sementara itu mbahkungku masih bisa mengeluh “Aduh-aduh..” dan tidak bisa apa-apa. Aku mulai gugup, aku mulai panik, apa yang harus aku perbuat aku bingung, aku langsung tanya bapak “aku panggilkan dokter yaa..” . “telfon ommu, suruh kesni sekarang.” Aku langsung mengabari omku dan memberitahu keadaan mbahkungku.  

Karena ibuku sakit, ibuku belum aku ajak kesini namun utiku teriak “mana ibukmu nin, ayo suruh kesini,”. Setelah aku telfon omku, aku jemput ibu yang dalam keadaan lemas karena juga habis sakit. Setelah aku jemput ibuku, bapak berkata “ayo antarkan aku pulang dulu, ayo kita bawa ke RS tedekat.” Akhirnya dengan kondisi panik dan rumunan warga desa yang membuatku agak gugup, bapak langsung bawa ku antar pulang ambil mobil untuk mengantar mbahkung ke RS, sedangkan aku menyiapkan bekal yang dibawa aku menyusul dengan utiku.

Sampai RS alhamdulillah, mbahkungku di pasang oksigen dan dipasang impus, karena yang dikeluhkan perutnya karena berhari-hari tidak doyan makan, akhirnya aku diminta untuk meminumkan sirup untuk obat perutnya, akhirnya alhamdulillah kami bisa melewati episode panik di jumat sore ini, sudah agak lega dapat penanganan gawat darurat. Karena ini musim pandemi, kalau ingin rawat inap harus menyetujui berkas-berkas persyaratan rawat inap di Rs, salah satunya adalah rapid test, alhamdulilah hasilnya negatif, mbangkung bisa  dirawat disini, akan dipindahkan kamar jika tensi darah normal, yang mana pada saat itu adalah 80.

Aku berusaha mencari cara agar tensi darah mbahkungku naik, yaitu dengan minum jus, tapi aku tidak tahu apakah setelah minum jus beliau muntah-muntah apa tidak. Aku belikan saja jus dengan omku yang alhamdulillah sudah sampai RS setelah perjalanan satu jam dari kota kami. Tidak hanya itu, mbahkungku yang masih kesakitan dengan perutnya ingin terus BAB, akhirnya satu-satunya cara adalah memasangkan pampers, aku yang minim banget literasi tentang dunia clodi atau perpopokan aku belikan sesuai arahan dari penjual, aku belikan yang bentuknya celana, padahal setelah ada info dari orang-orang ada pampers yang kretekan, jadi ini ilmu baru yang aku dapatkan in this moment.

Ya Rabb, aku terus berdoa agar Allah membantu kami, saatnya mbahkung diperiksa lagi oleh perawat RS namun diinformasikan bahwa tensinya turun menjadi 70, padahal untuk dipindah ke ruangan pasien harus mempunyai tensi di atas 100. Detik demi detik kami menunggu keadaan mbahkung selanjutnya, BAB nya mbahkung pun terus berlanjut sehingga kami berkerjasama untuk menyalin pampersnya, membersihkan segala kotorannya.  Aku mondari mandir beli ini itu untuk keperluan mbahkung. Hingga waktu menunjukkan jam 11 malam lebih, mbahkung masih terus BAB dengan warna kehitaman, tololnya aku tidak membeli pampers banyak, akhirnya aku dan bapak berkenala di sekitar pasar untuk mencari toko yang buka, namun indomart tutup, alpamart tutup, bahkan mart-mart yang lain udah tutup, “Ya Rabb bantu kami,” dalam hatiku.

“itu aja bapak, di perempaatan pasar ada toko yang masih buku tadi kayaknya, ayo kita putar balik.”

Ujarku ke bapak.  Alhamdulilllah, tokonya hampir saja tutup, pintu toko masih terbuka setengah meter saja, aku bergegas ke toko dan bilang “buk, beli pampers dewasa, beli tisssue basah, sama beli kresek hitam besar ya..” ujarku kepenjual. “alhamdulillah mbak, masih buka ini ya, mau tutup ini padahal.” Ujar penjual kepadaku.

Dan kami melakukan perjalanan ke RS di jam 12 san malam. Tiba- tiba bapak bilang

“Allah sedang memberikan keberkahan kepada kita, nduk. insyaAllah berkahnya merawat orang tua itu gedhe banget, iya memang ini ujiannya kita, tapi nduk, ketika kita ikhlas memberikan penanganan yang terbaik untuk orang tua kita, keberkahan yang Allah berikan kepada kita itu lho pasti banyak, percayalah di masa depan Allah akan muliakan kamu yang merawat orang tua, InsyaAllah kamu diberikan kemudahan-kemudahan di masa mendatang, tapi itu semua sudah pasti, nduk! Tidak ada yang gratis, Allah pasti memberikan kita jalan kemudahan ketika kita merawat orang tua saat sakit, sabar ya..” petuah bapak yang menyentuh hatiku dan aku hanya bisa berkata “iya bapak,” dengan mata berkunang-kunang.

Aku percaya banget apa yang barusan dikatakan bapak, ketika kita merawat orang tua dengan baik, insyaAllah Allah akan memudahkan segala urusan kita kedepannya. Seketika itu aku teringat kata ustad salim A. Fillah , aku lupa di bukunya yang bejudul apa, yang ku ingat adalah, ada cerita seorang yang ditinggalkan anaknya saat perang, atau bagaimana aku tidak ingat detailnya, intinya dia ditimpa kesedihan yang dahsyat, namun ketika ditanya oleh orang-orang sekitar bagaimana perasaanmu atas musibah yang menimpamu dia berkata “Aku tidak tahu ini rahmat atau ujian, yang ku tahu adalah aku harus berbaik sangka kepada Allah.” Lalu, ketika dia ditimpa musibah ada orang yang bertanya kepadanya “bagaimana kau menghadapi ujian ini?” dia menjawab “aku tidak tahu ini rahmat atau ujian, yang ku tahu adalah aku harus berbaik sangka kepada Allah. Jika ini adalah rahmat aku bersyukur atas apa yang menimpa, namun jika ujian aku juga tetap bersykur karena aku tahu Allah akan menggantikan semuanya dengan hal yang lebih baik lagi.” 

MasyaAllah, cerita itu related banget dengan apa yang terjadi kepada keluargaku, betul sekali bahwa aku tidak tahu ini rahmat atau ujian, tugasku adalah berbaik sangka kepada Rabbku, agar memberikan keberkahan disetiap detiknya merawat orang tua yang sakit.

Waktupun berlanjut, setelah beberapa kali mengganti pampers mbahkung, namun tensi darahnyapun belum normal, sehingga belum bisa dipindah keruang lainnya. Ketika itu aku tidak bisa tidur, dadaku terasa panas, aku sepertinya butuh istirahat, tetapi ditidak disini, aku harus pulang malam ini. Jam menunjukkan pukul 02.30 pagi, aku memberitahu bapakku untuk mengantarkanku pulang karena aku tidak bisa tidur dengan dada terasa panas.

Akhirnya aku pulang, paginya aku kembali ke RS, aku melihat wajah-wajah keluargaku yang lelah, aku melihat ibuku yang semakin lemas karena aku tahu dia belum pulih dari sakitnya yang beberapa hari kemarin ia rasakan. Karena aku melihat kondisi ibuku yang belum sehat, aku izin bapak untuk membawa ibuku pulang untuk istirahat dirumah. Dan aku wira wira seperti iklan di TV, hehehe

Alhamdulillah, mbahkungku sudah ada perubahan yang baik. Aku dan keluarga semakin tenang. Jadi mulai hari jumat hingga sekarang, aku masih wira-wiri untuk ikut menemani mbahkung dan menjenguk ibuku dirumah. Minta doanya yaa teman-teman yang baik, semoga Allah segera angkat penyakit-penyakit dari keluargaku, semua kalian semua juga diberikan kesehatan, stay healthy and happy yaaaa....

Minggu ini semoga Allah berikan kemudahan untuku dalam menyelesaikan proposal thesis, dan semoga Allah memberikan kabar-kabar baik untukku dan untuk kamu.. Aamiin ...

Teruslah melakukan kebaikan semampu yang bisa kita lakukan, semoga Allah mempermudah otot-otot kebaikan kita untuk melakukan kebaikan. Aamiin

2 comments: