Untuk kedua kalinya, aku diberikan kesempatan Allah untuk ikut serta memandikan
jenazah. Yang pertama memandikan jenazah nenek, dan baru saja kemarin
memandikan jenazah mbah yi dari keluarga Tuban. Rasanya bagaimana? Rasanya
tidak bagaimana-mana. Jujur, untuk rasa takut alhamdulillah sudah tidak ada
karena sudah punya pengalaman sebelumnya. Yang ku rasa cenderung rasa
bersyukur, bersyukur sudah diberikan kesempatan Allah untuk melakukan hal yang
mungkin tidak semua orang bisa tatak atau berani melakukan hal
demikian. Karena memang untuk ikut andil dalam memandikan jenazah harus orang
yang benar-benar siap mental dan segalanya. Kalau memang diawal sudah merasa
ragu ya sudah jangan di teruskan untuk ikut. Namun, ternyata ada banyak hikmah
yang aku ambil dari ikutserta memandikan jenazah.
Yang pertama sebagai
pengingat diri kalau kita akan pulang. Aku harus benar-benar
sadar bahwa disetiap kita yang hidup pasti akan meninggal. Secara tidak
langsung saat kita diperlihatkan kematian orang lain itu artinya kita sedang
diingatkan Allah kalau kita pasti akan kembali ke Allah. Dan semua itu tidak
bisa kita tolak, waktu dan tempatnya semua Allah yang menentukan, tergantung
dari amalan dan ibadah kita selama di dunia. Sehingga, mulai saat ini harus
mempersiapkan diri dan mempersiapkan bekal yang banyak untuk pulang ke akhirat.
Karena sejatinya kita di dunia hanyalah bermain-main saja.
Yang kedua sebagai
pengingat diri kalau kita bukanlah manusia yang bisa hidup sendiri. Selama
hidup di dunia harus banyak-banyak menebar kebaikan kepada makhluk Allah.
Menjalin banyaknya persahabatan dan persaudaraan dengan orang-orang shalih,
sehingga ketika tidak ada kita ada yang memandikan, kita ada yang mendoakan,
dan ada yang mengantarkan kita ke tempat peristirahatan terakhir. Kita adalah
makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk hidup dan mati,
sehingga mulai sekarang harus bisa berpikir bahwa apa yang kamu tanam pasti
akan kamu tuai, begitupun dengan hidup ketika kita baik dengan orang,
insyaAllah banyak orang yang baik dengan kita.
Yang ketiga sebagai
pengingat bahwa keluarga adalah tempat paling setia untuk kita kembali. Seberapa
jauh kita berlayar ataupun merantau ketika kita sudah tidak ada pasti keluarga
kita yang pertama kali sedih akan kehilangan kita. Kita akan dikembalikan
kepada keputusan keluarga kita, apakah mau dimakamkan ditempat rantau atau
dipulangkan di kampung halaman, keluargalah yang berhak untuk mengaturnya. Jika
memungkinkan bisa dipulangkan pasti akan dipulangkan dan mereka yang paling
setia untuk tempat kita pulang. Maka dari itu, bangunlah keluarga yang
harmonis, yang menjadi support sistem terbaik dari kehidupanmu sehingga kau
akan kembali bersama mereka.
Ya Rabb, panggilah kami
dalam keadaan iman islam, dalam keaadan taat kepadamu, dalam keadaan baik,
dalam keaadaan siap dan Engkau Ridho, dalam keadaan husnul khotimah, sehingga
apa yang telah dilakukan selama di bumi bisa menjadikan pelajaran dan teladan
untuk manusia selanjutnya. Aamiin
0 comments:
Post a Comment