Sunday, February 23, 2020

Shubuh berjamaah





Semenjak pindah kos dari gang 8 ke gang 10, aku mendapati linkungan baru, orang baru, dan kondisi baru. Alhamdulillah, kos baruku tidak jauh dari masjid atau mushola jadi aku bisa sewaktu-waktu berjamaah disana. Ya begitulah Allah ya, selalu menempatkan kita sesuai dengan harapan dan kebutuhan kita. akhirnya, aku berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru, suasana baru juga.


Di suatu hari, aku berjamaah sholat shubuh di masjid dekat kosan baruku, ya seperti rutinitas biasa ya kalau berjamaah ya pastinya orang banyak yang datang, tapi kondisi jamaah waktu shubuh tidak sebanyak jamaah di waktu magrib. Sudah pasti di waktu shubuh berjamaah di dominasi oleh orang-orang tua atau orang-orang sepuh. Bisa aku prediksi meraka adalah Ibu-ibu yang sudah renta, dan bapak-bapak yang sudah mempunyai banyak cucu. Ini hanyalah suatu prediksi ya, tapi nyatanya pasti iya. :D

Namun, ada yang berbeda setiap aku berjamaah shubuh di mushola ini. Apa coba? Ada yang aneh tapi aku suka. Apa coba? Tebak dong!

Jadi, setiap aku selesai berjamaah, sandal jepitku sudah tertata rapi, seperti sudah siap aku pakai untuk melanjutkan perjalananku. Do you know what I mean? Ya begitulah, aku berangkat dengan sandal jepit yang aku lepas di pintu masuk masjid dengan tidak teratur arahnya, sandal jepitku yang satu disebelah pojok dan yang satu di tengah-tengah sandal jepit orang lain, padahal itu satu pasang tapi terpisah jauh, haha, karena mungkin aku terburu-buru begitu ya. Eh ternyata, ketika selesai berjamaah semua sandal jepit jamaah yang semula amburadul menjadi rapi, tertata rapi sesuai pasangannya. Aduh ya Allah, bagaimana aku tidak terenyuh dengan semua ini. Aku langsung berpikir “Ini perbuatan siapa ya Allah?” ahh aku senang dengan keadaan ini walaupun hanya melihat sandal jepit tertata rapi di lantai depan masjid.


Hari pertama aku anggap biasa aja, pasti ada yang menata sandal-sandal ini, but i don’t think i want to see this person. Ya biasa aja gt, aku senang aja. Di hari selanjutnya juga selalu begitu kondisinya. Waktu berangkat sandal-sandal jepit itu amburadul, tapi ketika selesai berjamaah, sandal-sandal itu disulap menjadi rapi. Dan kondisi selalu begitu setiap berjamaah shubuh di masjid itu. Ya aku penasaran dong siapa yang melakukan semua ini. Aku yakin Allah melihat apa yang orang ini lakukan. Aku juga ingin lihat dong kapan si orang ini melakukannya. Apakah mungkin saat kami semua sholat atau bagaimana ya. Aku mulai mikir.


Pada suatu hari, aku tidak berniat terburu-buru menyelesaikan dzikir bersama, tapi aku ingin segera pulang mungkin karena perutku sudah mulai ada pertanda untuk ingin buang hajat, akhirnya selesai sholat langsung meninggalkan masjid tanpa melakukan dzikir terlebih dahulu. Pada saat aku keluar dari pintu masjid ternyata ada seorang pemuda tampan sedang sibuk merapikan sandal jepit para jamaah sholat shubuh. 

Dalam hatiku “MasyaAllah, mas ini ternyata pelakunya”. Dia sibuk sendiri menata sandal-sandal orang yang beramburadul di lantai depan masjid. Waktu aku mendekat dia langsung pergi dong karena ketauan sedang melakukan hal itu. Aduh,, “MasyaAllah banget orang ini, tidak nyangka banget masih ada orang yang peduli dengan hal-hal kecil seperti menata sandal jempit jamaah, yang ketika pulang mereka bisa langsung pakai untuk pulang , tidak usah mencari-cari pasangannya.”


Dari kejadian tersebut, aku harus banyak-banyak mengaca diri, intropeksi diri, bahwa hal-hal kecil yang sederhana, sesederhana merapikan sandal jepit jamaah adalah bagian dari kebaikan. Jika kebaikan itu dilakukan secara terus-menerus, InsyaAllah pahala akan mengalir kepada yang melakukan, dan Allah suka dengan orang-orang yang istiqomah. Ya Allah, kejadian tersebut menjadi pelajaran banget untuk aku bahwa kita tidak boleh menyepelekan hal kecil berupa kebaikan. Semoga mas itu pahala kebaikannya di berkahi Allah dan dimudahkan segala urusannya. Semoga juga aku bisa mencontoh kebaikan itu, walaupun tidak berwujud menata sandal jepit jamaah semoga aku dan kita semua bisa melakukan hal kecil yang bisa kita istiqomahkan untuk meringankan beban orang lain. Aamiin  yuk mari mencari ladang amal kebaikan untuk bekal kita ke akhirat.

Semoga kejadian di atas juga membuat kalian semua terinspirasi ya, walaupun hanya menata sandal jepit di waktu shubuh tapi aku yakin kebaikan dan pahalanya akan terus mengalir untuk yang melakukan. Mulai peka yaa mulai dari sekarang, your best start is Now. ;)

0 comments:

Post a Comment