Terhitung satu bulan sudah, aku
tidak memperdayakan diriku. Ya, seingatku mulai tanggal 27 juli kemaren tubuhku
mulai memberikan reaksi untuk segera aku lihat dan perhatikan. Tapi aku selalu
mengabaikan. Mulai kurang minumlah, terkadang makan tidak teratur, just focus
on thing that I wanna touch and do. ya namanya juga manusia ya terkadang juga
lupa, lumrah, hehehe. Badanku mulai
seperti pegal semua, tapi aku abaikan, mungkin ya kecapekan. Aku buat tidur
nanti pasti sehat lagi, pikirku.
Paginya aku terlihat sehat, mulai
membersihkan diri, menata kamar, mencuci, membeli ini, itu, dan aktivitas lain untuk segera ku selesaikan
karena jam 9 aku ada janji dengan salah satu muridku SD untuk ku ajak
jalan-jalan ke kebun binatang. Aku sudah sangat dekat dengan dia, sehingga
orang tuanyapun mengizinkannya untuk pergi denganku.
Langsung saja aku kebergegas ke
rumah muridku. Sudah satu bulan kami tidak bertemu jadi saat itu aku
berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan mamanya yang kebetulan saat itu
sedang sakit karena masih ada otot yang kecepit karena bekas jatuh tahun lalu.
Mamanya sedikit menceritakan kronologinya sakit. Aku turut berduka, dan
mendoakannya agar segera diberi kesembuhan. tetapi Alhamdulillah sekarang sudah
mulai membaik, saat sakitpun beliau harus tetap masuk kerja karena sudah
menjadi kewajibannya.
Tiba-tiba, setelah perbincangan
kami yang lumayan panjang, aku merasakan sesuatu dari tubuhku. Mataku
berkunang-kunang. Aku tahu kalau tubuhku ini mulai memberikan kode akan tiba
saatnya aku mau pingsan. Tapi aku merasa masih kuat. Aku kan mau berangkat ke
kebun binatang jadi aku harus semangat. Berangkatlah aku dan anak didiku dan
berpamitan dengan mamanya. Aku berhenti sebentar, sekitar lima menit, muridku
terdiam, akupun aku diam karena kepalaku mulai pusing. Dia tidak tahu kalau aku
sedang pusing. Aku bilang “sebentar ya”.
Setelah itu aku izin ke dia
kalau mau ke toko sebentar. Aku beli tolak angin, mungkin aku sedang masuk
angin. Aku berdoa ke Allah untuk menguatkan badanku, menguatkan diriku agar
bisa menuju tempat yang aku tuju. Aku berdoa agar aku kuat sampai nanti aku
pulang. Saat itu aku tidak punya pilihan lain, ya hanya berdoa adalah salah
satu cara untuk tetap ada di rencana awal. Tidak mungkin aku kembalikan lagi
anak muridku kerumah, aku enggak mau membuatnya kecewa karena rencana ini sudah
ku rancang lama.
Tak lupa aku juga membeli
makanan ringan untuk ku bawa ke kebun binatang. Setelah itu aku beristirahat
sebntar dan alhamdulillah, Allah memberikan aku kekuatan, kunang-kunang yang
tadinya ada di kepala sekarang hilang, aku sehat kembali. Sehingga aku dan
muridku bisa berangkat dengan aman dan menikmati berlibur di kebun binatang.
Oiiii, seruuu sekaleeeeee.. dan tentunya dia juga senang sekali. Dia bercerita
banyak saat bersamaku, dia termasuk anak yang aktif dan penasaran dengan
apapun. Terimakasih ya sudah
membersamaiku berjalan-jalan, hehehe.
Sebenarnya, rencana awal aku
akan pergi bersama teman sekosanku untuk mengajak muridku ke kebun binatang,
berhubung ternyata tiba-tiba temanku ada keperluan mendadak, yasudalah, aku
berangkat seorang. It’s oke. Singkat cerita seperti itu.
Pulanglah aku ke kosan
tercinta, aku sehat, tetapi badanku agak meriang. Tiba-tiba malamnya, aku
demam. Demam parah......mengigil. rasanya dingin, tapi badanku panas. Aku coba
minum penurun demam, aku coba didihkan air hangat agar tidak kedinginan. Aku
tidak nggak kuat. Ya sudah. Aku becoba sabar menanti subuh. Dan alhamdulillah
subuh datang, demamku turun.Aku menghubungi orang tuaku bahwa aku sedang sakit
untuk mendoakanku agar di beri kesembuhan Allah.
Akhirnya, malamnya demam lagi,
entahlah. Demam ini tiba-tiba. Tahun lalu juga pernah demam tiba-tiba gini. Apa
aku kecapekan ya. Demam kali ini beda, kepalaku juga ikutan pusing. Aku coba
minum obat penurun demam (Sanmol, paracetamol, ibu profen, semua aku coba,
tentu tidak dalam waktu bersamaan dong, dan
minum yang hangat-hangat, tetapi masih tidak mempan. Aku benar-benar
tidak kuat. Teman koskupun berpesan, “ndak apa apa, istirahat yang cukup minum
obat”.
“Aduh rasanya enggak kuat, aku
susah tidur, pegal semua badan, akhirnya aku sms bapakku, kalau aku sedang
sakit, berbegaslah orang tuaku langsung menjengukku ke surabaya”. Aku udah
nggak bisa mikir apa-apa. Orang tuaku sampai dikosan aku terlihat sehat. Ingin
mereka membawaku pulang saja saat itu. Tetapi aku masih punya amanah.
Saat itu, aku sudah berjanji
dengan salah satu guru yang aku kenal untuk membantu anak-anak beliau belajar
berbicara bahasa inggris dirumahnya selama dua bulan, aku iyakan saat itu
karena sudah dua minggu yang lalu aku sudah dihubungi beliau, aku segera
mengirimi pesan ke beliau “Mohon maaf belum bisa menemani adik-adik belajar
karena sakit”. Beliaupun merespon dengan baik, dan mendoakan semoga aku diberi
kesembuhan.
Amanah yang lainpun berdatangan
menghubungiku, yang ini aku sudah bertahun tahun menemani belajar bahasa
inggrisnya. Ya, dengan waktu yang tidak bersamaan tetapi di minggu yang sama
saat aku sakit mama-mamanya digrup les bahasa inggris menghubungiku. “Kapan
miss bisa mengajar lagi?” lagi-lagi aku harus menjawab sejujurnya kalau aku
sedang sakit. Padahal rencana awal minggu depan aku sudah menjadwalkan diri
untuk masuk. Sehingga beliau-beliau
mendoakanku, dan menyampaikan bahwa anak-anaknya sudah kangen dengan kehadirangku,
oh so sweet. L
Ada juga dua anak yang
menghubungiku, yang satu untuk minta bantuan memberi bekal ilmu bahasa inggris
beberapa hari karena ingin ke pare katanya.
Yang satu untuk kepentingan IELTS, kalo ini jelas belum bisa menerima
karena aku mengukur kemampuanku belum pernah tes ielts kok sok sok an pinter
ielts, jadi aku tolak. Ya dua-duanya sih aku tolak, karena aku sedang sakit.
Dan juga tiba-tiba saja adik tingkat, kakak tingkat hubungin aku untuk
menggantikan lesnya sementara. Semua itu di minggu yang sama, disaat aku sedang
sakit demam. Aku mencoba menolak dengan baiik semua kesempatan itu, karena
semua itu tidak memungkingkan aku ambil.
Selain itu, ada amanah-amanah
lain yang aku kira bisa aku tinggalkan sejenak. Maafkan aku ya teman-teman
belum bisa membersamai waktu dekat ini. Sementara menunda sejenak tugas-tugas
yang kiranya bisa aku tinggalkan, aku fokuskan minggu itu untuk sehat. Jadi aku
tidak ikut pulang orang tuaku, setelah sehat aku bisa aktivitas lagi seperti
biasa. Aku harus semangat. Rencanaku seperti itu.
Tahu-tahu, malamnya aku demam,
menggigil, dan sakit kepala. Rasanya aku ingin pulang saja. Iya masa’ iya, jam
01.00 aku pulang ke bojonegoro, oh tidak! Aku menggigil, aku hanya bisa
menyebut Allah, aku coba menggerakkan tanganku, menggapai telpon genggamku
untuk mencari travel pagi menuju bojonegoro, apakah ada atau tidak.
Alhamdulillah, aku dapat salah satu nomer travel pagi menuju bojonegoro, dan
aku langsung menghubunginya lewat wa. Sekitar jam 2 pagi aku menghubungi travel
itu, dan sambil menunggu balasannya, aku mendidikan air untuk membuat badanku
terasa hangat.
Akhirnya jam 2.45 travel itupun
membalas pesanku, “Maaf, travel pagi jam 6 sudah penuh.” Melihat kata-kata itu
merasa butuh malaikat untuk menenangkan diriku. Aku masih menggigil. Aku merasa
bersalah tidak ikut pulang saat siangnya di jenguk orang tuaku. Aku lemas,
badanku udah menggigil dan tidak bisa apa-apa. Rasanya pengen tidur tapi tidak
bisa tidur. Aku spontan sms bapak “ bapak, aku mau pulang ya nanti.” Aku sms
sekitar jam 3 pagi. Aku tidak bilang kalau aku sedang sakit. Dan 2 menit
kemudian langsung dibalas oleh bapaku. “tak jemput saja, ndak usah bawa sepeda
motor”. Dan aku nggak punya pilihan lain, aku memang tidak kuat, untuk bangkit
dari tidurpun aku agak sempoyongan. Jadi aku balas dengan singkat “iyaa”. Entah
kenapa setelah itu, aku bisa tidur pulas, mungkin karena orang tuaku tahu kalau
aku sedang sakit dan mendoakanku, sehingga doa itu langsung tersampaikan,
membuatku bisa tidur dari berjam-jam menggigil sendirian.
Aku ndak tahu kalau bapaku
mengirimi aku pesan singkat, tiiba-tiba jam setengah enam pagi, telpon
genggamku berdering. Ternyata orang tuaku sudah sampai di kosanku. “ah begitu
merepotkannya aku.” Tapi aku tahu ini cara orang tua membuktikan bahwa rasa
cinta dan sayangnya kepadaku tidak pernah pudar untukku. “Oh Allah, give my parents
the best gift from you”. Nggak ada yang
bisa kalahin rasa sayangnya mereka untukku. Mereka adalah malaikatku di dunia
ini.
Ibuku langsung memelukku dan
membawaku ke mobil, dan aku langsung dibawa ke dokter yang biasa aku kunjungi
disaat aku sakit. Aku menceritakan keluhanku. Responya ya seperti biasa, kata
dokter aku tidak apa-apa.. pulanglah aku kerumah, dan rutin meminum obat.
Semenjak minum obat, rasa kantuk kadang selalu hadir, maunya beraktivitas,
kantuk datang, maunya melek, tapi mata ini ingin tidur, ya sudah aku izinkan
kau untuk istirahat wahai mata dan tubuhku.
Hari kedua demampun sudah tidak
ada, tetapi masih lemes, hari ketiga
demam lagi. Dengan spontan, bapakku langsung mengajaku untuk di cek up kan
darah untuk di labkan. Malam-malam aku dibawa ke rumah sakit yang dekat rumah
yang di lengkapi dengan pengecekan darah. Hasilnya “ tidak ada DB dan tidak ada
typus”. Kata dokternya “Salah makan ini, makan makanan kotor.” Saat hasil
keluar aku tidak bisa bertatap muka langsung dengan dokternya sehingga bapaku
yang mewakilkan. Karena setelah diambil sample darahku, tubuhku lunglai, lemas
dan ingin pingsan. Oleh karena itu, aku menunggu didepan dan duduk dikursi dan
bersandar di bahu ibuku. Aku terlihat manja. Iya memang. Maafkan.
Setelah pulang, ya sudah,
obatnya rutin aku minum, dua hari ya alhamdulillah aku mulai ada perubahan,
tapi dadaku tiba-tiba panas, udah enggak demam, tapi dadaku kadang sakit, dan
susah untuk mengawali tidur. Malam selanjutnya, badanku menggigil lagi. Aku mengeluh pada bapak, bapak ibuk tidak
berhenti-berhentinya untuk mendoakanku, begitupun aku juga meminta ampun pada
Allah, mungkin aku ada dosa yang ingin Allah hapuskan atau ini adalah bagian
dari ujian yang perlu aku lalui. Aku harus berbaik sangka.
Iya sorenya aku sehat-sehat
saja, bisa bermain dengan sepupu-sepupuku,karena juga ada acara di keluargaku.
Malamnya mulai jam 12 malam hingga jam 3 an badanku panas lagi, aku menggigil
kedinginan. Aku berupaya untuk meminta kesembuhan Allah, aku berupaya untuk
bisa tidur, tapi agak susah. Saat itu bapaku mendoakanku disholat malamnya, dan
ibuku terus berdoa disampingku. “Ah penyakit apa ini, demam kok tidak ada
habisnya, ada yang salah dengan tubuhku mgkin.” Pikirku.
Menjelang adzan subuh, bapakuku
memutuskan untuk memeriksakan ku ke dokter spesialis, iya karena tidak tahu
penyakit apa dalam tubuhku. Dokter spesialis penyakit dalamlah yang sudah ada
dibenak bapaku. Ya, karena sudah hafal dengan dokter ubet yang biasanya juga
keluargaku priksa jika ada keluhan dengan penyakit dalam, sorenya aku bersama
orang tuaku berangkat ke dokter ubet.
Wuiih, begitu banyak ya orang
sakit itu, sehingga rumah joglo namanya, tempat dr ubet praktek dipenuhi dengan
pasien dari berbagai dari di bojonegoro. Aku yang memandang mereka satu persatu
berpikir, “Ya Allah, aku tahu engkau begitu sayang dengan orang-orang ini,
sehingga engkau uji mereka dengan rasa sakit.” Pun denganku, aku harus berbaik
sangka, aku juga harus memaafkan diriku lagi, untuk menjaga kesehatan lagi.
Setelah namaku dipanggil, aku
masuk ruangan dan ditanya oleh pak dokter, “kenapa?” aku menjawab dengan
singkat kalau aku demam dan sakit kepala. Setelah itu, aku di USG, dan dokter
memintaku untuk duduk dan berhadapan dengan beliau yang sedang menulis resep
nya untuk pengobatanku, dan juga aku didampingi oleh bapakku yang setia
kepadaku. Bapakpun bertanya ada sakit apa dengan aku, Beliau menjawab
“pneomonia, ada peradangan di paru-paru.” Ujar dokter.
Spontan ku menjawab, “apa saya
sering pakai obat nyamuk elektrik itu ya pak dokter tiap malam?” eeh pak dokternya njawab “ ohh gitu,, ya memang radang paru-paru, nanti kalau 8-9
hari tidak ada perubahan, nanti dironsen ya.”
Kami menjawab “baik, terimakasih.”
Sambil menunggu antrian obat di
apotek, aku coba mencari tahu apasih penyakit “pneomonia itu, penyebabnya
apasih, dan bagaimana mengatasinya.” Aku di bantu cari info dengan adik
sepupuku yang kebetulan tinggalnya dekat dari tempat dr ubet praktek, jadi dia
sekeluarga juga mengunjungiku saat di priksa di dr ubet.
Ternyata menurut info yang aku
baca “pneomonia adalah radang paru-paru atau paru-parunya terkena infeksi, bisa
jadi dari bakteri atau virus.” Virus atau bakteri bisa masuk ke paru-paru
melalui banyak cara, bisa melalui udara ataupun makanan. Jadi bisa jadi orang
yang terkena penyakit ini tertular oleh orang yang juga terkena pneomonia saat
orang itu batuk ataupun bakteri dari makanan kotor yang tidak sengaja masuk
dalam tubuh.
Gejala penyakit ini ternyata ada di aku,
walaupun aku enggak batuk, ada demam, sakit kepala, dada terkadang terasa
panas, dan nyeri. Pengobatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan bakteri
atau virus bisa rutin mengonsumsi antibiotik yang diberikan oleh dokter, jika
pneomonianya termasuk ringan. Tetapi jika berat, rawat inap, mendapatkan
perawatan khusus dari dokter. Ngerinya lagi, penyakit ini adalah salah satu
penyakit yang mematikan di dunia di kalangan balita, karena balita belum
mempunyai daya imun yang kuat untuk
melawan penyakit sehingga jika pneomonia tidak ditangani dengan benar maka akan
membahayakan balita.
Dari informasi yang aku dapat
diatas, mulai banyak persepsi dari orang-orang sekitarku kalau aku banyak
aktivitas inilah, kurang inilah, sering ini, sering itulah. Itu membuatku
menjadi sumpek. Eh, tarik nafas dulu dahh.. J tenang, kudu tenang. Dan berpikir “Apa iya mau
meninggalkan segudang aktivitas yang ingin aku lakukan” rasanya kalau aku tidak
melakukan kegiatan –kegiatan banyak aku bakalan tambah sumpek dan mungkin menambah
aku nggak sembuh-sembuh. Tarik nafas, sabar, waktunya istirahat sebentar.
Aku mulai berpikir dengan otak
dingin, mungkin sementara, aku harus mempending dulu aktivitas-aktivitas ku,
untuk mengistirahatkan badanku. Merasa sedih sih mendengar kalau kita
dinyatakan sakit tertentu, tetapi kata bapaku yang selalu menyemangatiku “Ndak-apa-apa, kamu harus semangat untuk
bisa sehat lagi, kamu harus berusaha untuk melawan penyakit itu, kalahkan dia
dengan semangat, dengan olahraga, makan makanan yang bergizi, istirahat yang
cukup, InsyaAllah sembuh-sembuh, kamu kecapekan memang, sudah tidak apa-apa,
sementara dirumah dulu jangan bali ke surabaya.”
Kata-kata diatas mendinginkan
otakku yang sedang panas, betul apa yang dikatakan bapak, aku harus semangat,
aku harus mau berusaha untuk sehat lagi, untuk bisa beraktivitas lagi, sehingga
bisa seperti biasa. “Semoga obatnya cocok yaa bapak.” Kataku kepada bapak.
Aamiin
Teman-temankupun mengontakkuu,
karena waktu kuliahpun sudah didepan mata, minggu depan aku mulai masuk kuliah.
Dan harus balik kesurabaya. Aku harus pastikan kondisiku baik-baik saja dan
normal kembali. Pun dengan mama-mama anak didikku, sudah menghubungi lagi kapan
bisa mulai mengajar les bahasa inggris lagi. Alhamdulillahnya, mereka baik-baik
semua, tahu dengan kondisiku, aku belum bisa balik kesurabaya dalam waktu dekat
ini, aku butuh waktu untuk pulih. Karena terkadang dadaku masih nyeri dan
panas.
Alhamdulillah,8 hari sudah aku
lalui dan kondisiku sudah mulai membaik, tetapi aku terkadang masih merasakan
nyeri didada dan terasa panas, sehingga bapaku mengkontrolkan aku lagi setelah
obat yang aku minum habis. Dengan dokter yang sama, beliau bertanya “Bagaimana,
ada perubahan?” aku menjawab, alhamdulillah sudah tidak demam dan sakit kepala,
tetapi terkadang dada saya panas dan nyeri pak dokter. “oh gitu.” Jawab
singkatnya J
.
Lalu, sembari pak dokter
menulis resep obat, aku bertanya, “pak dokter, apa saya terlalu banyak
aktivitas atau bagaimna ya kok nyerinya terkadang tiba-tiba gitu, kalau sudah
nyeri ndak bisa dibuat apa-apa.” Pak dokter menjawab “ ya enggak gitu,” dengan
senym-senyum. :D . “ya memang radang paru-paru, dibuat aktivitas nanti
sembuh.” “oh gitu ya pak, ya semoga
segera sembuh.”
Alhamdulillah, 6 hari kemudian
aku bisa beraktivitas seperti biasa, dan sudah aku putuskan untuk kembali ke
surabaya karena perkuliahan sudah dimulai. Walaupun terkadang masih sakit
dadaku, aku harus banyak-banyak dibuat tiduran memang dan aktivitas kecil
kecil. Setiap kali bapaku selalu mengingatkan untuk mencari matahari pagi,
jangan bosan-bosan minum air putih, air hangat.
Iya lakukan itu semua. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Semoga
minggu depan aku bisa membawakan presentasi pertamaku setelah menjadi mahasiswa
baru di pasca ini. Bismillah semoga kuat dan diberi Allah kemudahan dan
kelancaran. Doain ya.. :D
Begitu panjang banget ya
ceritaku.. lalu apa kalian sudah memetik hikmah yang bisa kalian ambil dari
ceritaku?
Jadi yaaa, jika kalian sedang
sakit demam, belum tentu itu penyakit DB atau typus, ternyata ada ada
penyakit-penyakit lain yang indikasinya adalah tubuh kita demam, sakit kepala
dan lain lain. Maka dari itu, jika demamnya tidak berkesudahan selama seminggu
ataupun dua minggu, segera periksakan ke dokter spesialis yang lebih tahu
tentang penyakit dalam. Karena kalau kita di USG bisa terlihat indikasi
penyakit apa yang mengarah ketubuh.
“Nggak apa-apa sakit itu, dinikmati saja,
diterima, ridho, ridho, ridho, memang menyedihkan, tapi jangan buat dirimu
sedih berlama-lama ya kalau sedang sakit. Sakit ada obatnya, mahahari masih
bersinar terang, cari hiburan yang baik, cari nasihat yang bisa membuat kamu
semangat dan ingin sehat lagi. Karena kalau kamu sedih merasa tidak nyaman
ataupun aman itu juga akan menghambat proses penyembuhan. Jangan merasa
sendirian.” Kata-kata itu yang aku
ucapkan pada diriku sendiri. :D
Entah kenapa, ketika kemaren
sedang sakit, aku buka youtube, tiba-tiba Allah perlihatkan aku dengan salah
satu channel yaitu ceramah AA Gym dengan judul “CARA TERBAIK MENGHADAPI
PERSOALAN HIDUP” dimenit menit pertama beliau langsung ngomong tentang
kesehatan. Pertama beliau bertanya “Hadirin, bapak ibu semua, ingin sehat apa
ingin sakit?” . ya hadirin semua menjawab ingin sehatlah yaa.
Beliaupun merespon “Iya
betul sekali, semua orang itu ingin sehat, karena sehat adalah nikmat kedua
setelah iman, kita bersyukur kita diberi kesehatan Allah, tetapi yang sakit
juga harus bersyukur, karena Allah sedang mengampuni dosa-dosanya, dan yang
paling penting juga kalau nggak ada orang sakit banyak orang juga yang di
repotkan, kok bisa? Iya bisa!” inti dari Aa gym
“Iya repot, kalau tidak ada
yang sakit, lalu siapa yang dokter priksa? Siapa yang akan beli obat, apokter
pasti akan tutup, lalu bagaimana pegawai-pegawainya menghidupi keluarganya,
lalu tidak ada gunanya fakultas kedokteran, tidak ada yang mau masuk
universitas kesehatan, itu semua karena tidak ada orang sakit, kalau kita sakit
berarti kita sedang membantu mereka, sedang meringankan beban mereka, karena mereka
mendapat uang dari kita yang sakit, nah berpikirnya seperti itu bapak ibuk,
berbaik sangkalah pada Allah, ini mungkin juga ujian untuk kita yang sedang
sakit,kalau enggak dinaikan derajatnya sama Allah, ya Allah yang ingin
dihapuskan dosa-dosa kita, maka berbaik sangka sama Allah.” Inti dari perkataan Aa gym
Padahal teman-teman, tanpa aku tahu kalau
isinya tentang apa yang sedang menimpaku saat ini. Sepertinya Allah sedang
menjelaskan dan memberikan aku sebuah alasan kenapa aku diberi sakit dari video
pendek di youtoube channel nya Aa gym tersebut. Ya Allah begitu sayangnya
Engkau kepada diriku hingga Engkau menghiburku dan menguatkanku dengan cara
tidak disangka-sangka.
Dan dalam videonya pun Aa gym
berpesan untuk menerima keadaan yang sedang menimpa kita, sakit juga di terima,
sehat juga alhamdulillah disyukuri, beliau menganalogikan dengan murid SD
dengan murid SMP, pasti setiap ingin lulus kelevel selanjutnya dari SD ke SMP,
harus melewati ujian dulu dari gurunya, yang mana kalau sudah lulus bisa naik
kelas. Begitupun dengan ujian yang menimpa kita saat ini, kita harus menerima
ujian ini, ujian ini adalah bagian dari episode-episode hidup yang harus
dilalui, bisa jadi kita nanti menjadi manusia lebih baik lagi, kuncinya dengan
sabar dan sholat.
Video tersebut seperti
menyadarkanku sekaligus mengingatkanku bahwa semua ini adalah ujian yang harus
aku lalui. Aku harus menerima, aku harus memafkan diriku yang mgkin ceroboh
dalam menjaga kesehatan. Semoga Allah segera memberikan aku kesembuhan dan
sehat bisa memperdayakan diri, membantu orang lain, memanfaatkan diri,
meningkatkan kapasitas, dan banyak hal yang perlu aku kerjakan dijika aku sudah
sehat. Sekali lagi, aku harus terima sakit sementara ini dan berusaha untuk
sehat kembali. Thanks Allah for giving me chance to close with you. InsyaAllah
semoga dengan aku sakit semoga kedekatanku dengan Allah lebih dekat lagi.
Aamiin
Untuk kalian yang sedang sakit
kalian diberi Allah kesempatan untuk memperbaiki diri, seperti berlatih
bersabar, berlatih untuk dekat dengan-Nya, berbaik sangka dengan apa yang Allah
berikan. Dan masih banyak lagi hikmah sakit itu. Jadi jangan sedih ya, semoga
kalian juga yang sedang sakit diberi kesembuhan Allah. Tetap semangat menjalani
hidup ini.
Untuk kalian yang melihat teman
sakit, janganlah tambah membuatnya sedih ya, hiburlah mereka ya, mungkin
saat-saat itu yang sakit sedang merasa bahwa dirinya tidak bisa apa-apa, untuk
itu sebagai teman yang baik jangan memaksakan kehendak yang belum bisa teman
kalian yang sakit lakukan. Jangan lupa mendoakannya ya.
Terimkasih sudah membaca J
0 comments:
Post a Comment