Malam ini aku susah untuk
tidur,
Padahal sudah aku matikan lampu
kamar, sudah aku siapkan tempat ternyaman, dan sudah atur alarm di Hp. Entaah
why aku yang sudah berniat untuk tidur tak bisa memejamkan mata. Sebentar
terbuka sebentar terpejam, ketika terpejam banyak hal yang ingin ku pikirkan,
ku kerjakan, namun itu semua sudah ku jawab besok aja memikirkan itu, iya itu
adalah jawaban untuk mengerjakan tugas kuliah. Tapi, disini aku ada hal lain
yang ku pikirkan, hal ini mulai datang lagi ke pikiranku, ku tak tahu rencana
apa yang akan Allah datangkan kepadaku, aku yang masih tergelentang diatas
kasur dalam keadaan mati lampu membuka mata, ku merasa bahwa semakin gelap
sekitarku semakin teranglah penglihatanku, semakin ku fokus melihat sesuatu,
entaaah itu Cuma perasaaan atau memang begitu adanya. Aku memikirkan hal ini,
hal yang sering aku alami ketika aku sendiri seorang.
Tiba-tiba perasaan untuk
bertanya siapakah diri ini mulai muncul lagi, siapakah sebenarnya aku ini, dan
untuk apa aku ini disini, sering kali muncul, dan aku yakin bahwa pasti Allah
merencanakan hal besar untuk ku dimasa depan, ku tegaskan ku tak tahu. Akhirnya
ku berbalik kearah kiri, ku coba bicara dengan Allah “Ya Allah siapa kah aku
ini?”, lagi ke berbalik ke arah kanan, “Aku tak tahu kelak menjadi apa, yang
kuinginkan adalah kedamaian dibumi ini, dan ku hanya dalam jalan yang Allah
tunjukan, yaitu di agama Islam.” Aahh..
aku tak tahu aku lagi mikiran apa dan lagi bicara apa. Akhirnya ku tak kuat
lagi, ku bergegas berdiri dan menyalakan lampu kamar. Dan segera ku buka laptop
dan menuangkan segala keluh kesahku.
Ya Allah... ku hanya ingin memahami diriku
sebentar, ada apa gerangan ini?. Ku tahu tugasku adalah menghamba kepada-Mu,
tugasku adalah menyembah dan melaksanakan ibadah yang telah Engkau perintahkan.
Sebelum membuka laptop, aku menyahut Hp yang sedang diatas meja belajar, ku
coba temukan hal menarik dari tumblr, dan ku tak tahu tiba-tiba aku sedang
membaca postingan baru dari penulis terkenal “kurniawangunadi” yang ditulisnya
pada tanggal 22 november 2017 kemaren. Tulisanya cukup memberikan inspirasi dan
membuka pikiranku yang saat ini lagi buntu, yaaak... kuriniawangunadi mencoba
menulis apa yang dia rasakan di zaman now, Ia menulis bahwa hidup di fase
Quarter Life Crisis ini kita kudu pinter-pinter membaca keaadaan, ia
menceritakan pengalamannya yang pernah dialaminya, menulis dengan kaya bahasa
seperti bener apa faktanya membuat aku “Ngeh” dengan kehidupan ini. Yaak, di
zaman now ini, kita biasanya bingung dengan diri kita sendiri, kadang kita
merasa diri kita itu nggak ada gunanya, gak bermanfaat sama sekali, dan kadang
membuat kita jarang untuk menghargai diri sendiri. Nah itu yang kadang membuat
kita kayak stress sendiri gitu, frustasi gitu.
Karena seringnya kita
membandingkan kemampuan kita dengan kemampuan temen-temen kita yang seumuran,
yang kadang kita nilai itu punya kelebihan khusus dibandingkan kita, kadang
kita memaksa diri untuk bersaing dengan apa yang sudah teman kita lakukan,
padahal disisi lain kita tak mampu untuk mencapainya, atau mungkin diri kita
lelah, tapi kita memaksanya. Iyaapss, perasaan ini sama persis yang sedang aku
rasakan, dan sering muncul sih di pikiran, pun seperti itu cerita dari
kurniawangunadi, dia menceritakan perasaannya dulu waktu kuliah sering
menganggap dirinya rendah dari temen-temannya, seperti temen-temennya udah
punya usaha sendiri sedangkan dia enggak, teman-temennya udah buka start-up dia
belum, temennya udah gajian sendiri dia belum, pun disuasana kelas dikampus,
kurniawangunadi pun pernah mengalami perasaan yang pernah aku rasa,
temen-temennya dikelaspun aktif dengan ilmu yang mereka kuasai, tapi dia
enggak, berpendapat sesuai dengan apa yang mereka ketahui, dia pun kadang
merasa minder dengan kemampuan berpendapatnya.
Disitu kadang merasa bahwa diri
kita lebih rendah dari orang lain, padahal diri kita sebenarnya ingin
dimengerti, hanya kitalah yang bisa mengerti diri kita ini passion dan
kemampuannya di apa. Sekarang kurniawangunadi pun memilih dirinya untuk
berkecimbung dengan tulisan-tulisan, dia sangat senang dengan menulis karena
merasakan hal yang membuat dirinya menghargai kemampuan dirisendiri, dengan
menulis kurniawangunadi ingin menginpirasi banyak orang, dan lewat tulisan dia
semakin nyaman untuk dicurahkan, merangkai kata disetiap kejadian membuatnya
betah untuk tetap menjadi penulis, karena dia sudah mulai sadar bahwa medan
yang dikuasainya adalah tulisan, sehingga dia tidak mau bersaing di dunia yang
bukan menjadi dunia kenyamannya. Dan kata yang paling mengena dihati aku adalah
“ Bersainglah dan berjuanglah di medan yang kita kuasai. Di ilmu yang kita
tahu. Di tempat yang hati kita bisa merasa tentram. Di hal yang kita merasa
Tuhan memudahkan jalan kita untuk beribadah kepada-Nya.”
Selamat Berjuang Pemuda
Surabaya, 27 November 2017
0 comments:
Post a Comment