Life’s Episode
Seirng sekali
saat berpergian aku mengamati dan merenungkan keadaan disekitarku. Saat naik kereta
misal, ada bapak-bapak sepuh yang berpergian sendirian untuk menghadiri
acaranya, ada juga ibu-ibu yang bersama dua anakanya bercerita dan tertawa ria,
ada juga sepasang kekasih suami istri berdua yang tidak sengaja aku tangkap
momen mereka bertatap-tatapan dan tertawa kecil berdua, ada juga anak balita
yang menangis, tapi aku tidak tahu alasanya kenapa. Saat itu aku hanya pengamat
sekitar saja, yang aku tahu betul adalah setelah tujuan mereka sampai satu
persatu akan turun kereta dan keadaan akan berganti, susasana aku amatipun berubah,
beda orang, beda waktu, dan tempat duduk kereta yang sama telah menanti mereka
yang datang.
Perjalanan di
kereta mengamati orang sekitar dan keadaan itu membuatku teringat pada jawaban
temanku saat aku tanya “kenapa kamu ada di kehidupanku sekarang?” dan dia
bekata “ bagian dari episode kehidupan”.
Iya betul adanya,
semua orang datang sesuai dengan episode-episode yang telah tertulis di Lauh
Mahfudz. Episode-episode kehidupan harus terus berjalan, aku tidak tahu juga
sampai episode kehidupan apa aku dan temanku masih hadir di kehidupan
masing-masing. Dan juga orang-orang yang aku kenal lainnya, aku tidak tahu
kapan masa aktifnya hadir kehidupanku akan habis. Maka berbuat baiklah salah
satu cara yang harus tetap dilakukan. Waktulah yang akan menjawab kapan akan
berakhir. Dan seperti yang telah kita ketahui masing-masing kita mempunyai episode-episode
kehidupan yang berbeda-beda.
As ordinary humans, we cannot predict someone's future life’s episode; only God knows about the future. We cannot judge someone’s life with one life’s episode. We know because all of life’s episodes will shape his/her characters today. Therefore, let’s respect one another’s life episodes to create a better and more peaceful life in the crowded Dunya.
0 comments:
Post a Comment