Setelah minggu yang
lalu Azfar bertamu di rumahku. Minggu setelahnya ada tamu yang tidak kalah
special, dia adalah temanku semasa study di pascasarjana, dia adalah mbak lulu.
Perempuan yang super baik, suka membantu, yang memberikan aku
pelajaran-pelajaran kehidupan. Selama mengenal mbak lulu selama setahun
terakhir masa kuliah, dia sangatlah penyabar dan tangguh dalam menghadapi
masalah-masalah dalam kehidupannya. Bagaimana dia tidak dikatakan tangguh jika
dia sudah ditinggalkan seorang ayahnya 7 tahun yang lalu, dan tahun ini dia
juga harus kehilanggan seorang ibu yang sangat ia sayangi dan cintai.
Maafkan aku ya mbak
lu, saat ibumu tidak ada aku belum bisa kerumahmu, sampai engkau bergegas
kesini setelah 40 hari ibu meninggalkanmu. Mbak Lu, aku tahu Allah begitu
sayang dengan mbak lu, begitu sayangnya Allah kepada mbak lu, sampai Allah SWT
percaya bahwa mbak lu bisa melewati hari-hari tanpa kehadiran ibu. Tetaplah
menjadi mbak lu yang baik seperti yang aku kenal ya, kamu adalah perempuan
pilihan yang dipercaya oleh Allah, itu artinya Allah telah merencanakan hal
yang lebih indah untuk mb lu dikemudian hari. Percaya kan, kalau rencana Allah
itu lebih indah dari segala-galanya.
Dengan tidak adanya
kehadiran ayah dan bundamu, semangatmu juga tidak pupus begitu saja, kamu tetap
tangguh dan berdiri kokoh, walaupun aku tahu dibalik kokohnya dirimu tersimpan
duka yang mendalam, namun kamu tidak mau terlihat lemah, karena kamu masih
mempunyai adik yang butuh kekuatan darimu, jika kamu kuat pasti adikmu juga
akan kuat. Mungkin itu salah satu alasan mengapa engkau tangguh, karena adik
semata wayangmu.
Aku masih teringat
sebelum ibumu tiada, kamu bercerita tentang ibumu dengan tetesan air mata yang
tidak bisa kamu tahan. Kamu bercerita bagaimana jerih payahmu merawat ibu,
bagaimana bercanda dengan ibumu, bagaimana saat-saat sehat ibumu, bagaimana
kamu melayani dan menyanyanginya selama ini, itu semua adalah menunjukkan
betapa cintanya dirimu kepada ibu. Sungguh pengorbananmu untuk ibu merupakan
pahala tanpa batas dari Allah, insyaAllah. Mbak Lu, kamu adalah salah satu
perempuan kuat yang Allah hadirkan dalam kehidupanku. Terima kasih ya sudah
datang kehidupku, terima kasih sudah mengajarkan cinta kepada orang tua. Tanpa
kehadiranmu, mungkin aku tidak tahu bagaimana sisi-sisi lain dalam hidup, ada
banyak hal yang perlu kita ketahui dari bentuk-bentuk pengorbanan, kasih
sayang, dan rasa cinta dalam kehidupan ini. Teriring doa selalu untuk ibu dan
ayah mb lulu, semoga beliau-beliau ditempatkan Allah disisi terbaik. Untuk mba
lu, sekarang bentuk baktimu kepada orang tua adalah persembahan doa untuk kedua
mereka. Teruslah melangkah memerankan peranmu yang sekarang ya mbak, I always
support you.
MasyaAllah,
tabarakallah.. Dari apa yang telah mbak lu ceritakan dan alami, sungguh itu
mengetuk pintu hati untuk lebih berbakti dengan kedua orang tua, sungguh
waktu-waktu membersamainya adalah waktu yang harus kita jadikan waktu terindah,
jangan sampai kita semua lupa untuk berbakti kepada orang tua kita, sungguh hal
yang tidak baik yaitu bermalas-malasan ketika orang tua kita meminta sesuatu,
jangan lakukan itu, mari bersama-sama untuk memperbaiki hubungan kita dengan
orang tua, karena ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
Begitu ya cara Allah
memberikan pelajaran bagi hamba-hambanya, kita tidak hanya sekedar melewati sendiri
pelajaran kehidupan, akan tetapi kita juga diminta untuk belajar dari apa yang
terjadi di orang lain. Dari kisah perjalanan orang lain, kita diminta untuk
belajar, berpikir, dan bersyukur atas kejadian-kejadian dalam kehidupan.
Maka jangan kita sepelekan
kisah hidup orang lain, jangan. Boleh jadi semua kejadian hadir tidak lain
untuk mendewasakan kita, semoga kita semua semakin dewasa semakin baik
perilakunya, akhlaknya, dan semakin bijaksana.
0 comments:
Post a Comment