Memang sebelum asfar dilahirkan oleh mbak, mbak banyak baca
buku, mbak memberiku banyak petuah-petuah yang berhubungan dengan anak, cita-cita,
dan harapannya setelah lahir. Mbak berpesan banyak kalau mempunyai anak itu
harus banyak persiapan, harus banyak-banyak mencari ilmu untuk bekal mendidik
dan mengasuh anak.
Dan kini, anak yang sudah mbak nanti-nanti sudah bertambah
umurnya, Azfar namanya, terakhir kami bertemu tahun lalu, tahun ini aku bertemu
dengan dia dengan segala keaktifannya, ternyata tahun ini dia sudah berusia 6
tahun. Yang sudah banyak sekali perubahan yang nampak dari didikan ayah bundanya.
Dia anak yang sholeh, pemberani, penyanyang, dan juga suka
memberi. Segala tingkahnya membuatku berkeyakinan bahwa apa yang telah ayah
bundanya tanamkan kepadanya berhasil. Apa yang sudah dipersiapkan jauh-jauh
hari dikit demi dikit sudah berbuah yaa, ilmu-ilmu yang telah ayah bundanya
pelajari telah tumbuh di jiwa Azfar. Itu artinya, pentingnya berilmu untuk mendidik
dan mengasuh anak sejak dini. Siapa lagi yang akan mempersiapkan diri untuk
menyambut buah hati, tidak lain adalah orang tuanya.
Selama bermalam dirumahku, aku mengobservasi dia. Hasilnya, jiwa
memberinya sudah tumbuh sejak dini, jiwa periang dan sopannya sudah ada, dan
perlu terus diasah. Salah satu tingkahnya yang memiliki jiwa pemberi terbukti
ketika aku mencoba kasih dia ampau, lalu dia bergegas kearah titi untuk minta
uang dan uangnya diberikan untuk aku, katanya “ini untuk tante, tante kan sudah
ngasih aku, sekarang gentian aku kasih, terima kasih ya tante.” “wah, tante
dikasih ampau juga, makasih yaa…”
Dari kejadian itu terbukti bahwa dia juga ingin memiliki
jiwa pemberi, tidak hanya peminta saja. Lalu entah kenapa, kami sudah lama tidak
bertemu namun dia ingin aku bermalam dirumahya, karena aku bersama tyas,
temanku, jadi aku memutuskan untuk pulang sore itu, namun apa yang terjadi?
Azfar ingin ikut pulang denganku, ingin menginap di rumahku. Akhirnya, aku
minta dia izin sama ayah bundanya, apa boleh aku ajak pulang, dan ternyata ayah
bundannya mengizinkan dia ikut denganku pulang. Dan esok sorenya ayahnya
menjemputnya dari rumahku.
Selama mendampingi Azfar, rasanya aku banyak belajar dari
Azfar, mungkin dari menemani Azfar satu hari satu malam aku diminta Allah untuk
belajar, untuk mempersiapkan diri jika suatu hari nanti sudah diamanahi Allah
seorang anak. Azfar begitu aktif dan periang, suasananya selalu Bahagia bersama
dia, lain daripada anak lain, dia sudah bisa mengekpresikan segala bentuk
suasana hatinya, mempertanyakan hal-hal yang mungkin dia masih bingung kenapa
hal tersebut terjadi, dan selalu penasaran kepada hal yang belum dia ketahui. Seperti
apa yang telah dia tanyakan “Tante nanin, kok rumah tante nanin beda dari yang
lain ya?” “Tante Nanin, kenapa tante kok baik? Aku juga baik kok.” “Tante nanin,
kenapa sih anak tadi kok belum sunat, takut yaa?” “Tante nanin, tahu ini nggak?
dan masih banyak pertanyaan yang disampaikan kepadaku saat kita bersama-sama.
Dia juga banyak menguasai berbagai kosakata dalam lingkungan, yang mana aku menilai bahwa anak sesuai dia yang pernah aku temui belum sepintar dan sebanyak Azfar. itu karena apa? karena dia telah diperkenalkan berbagai macam hal oleh Ayah bundanya, Ayah bundanya tidak bosan-bosan memberikan dia edukasi yang menarik dan menyenangkan untuk mendukung pertumbuha Azfar.
Sudah satu malam dia lewati di rumahku, sepertinya dia betah tinggal di rumahku, sehingga ketika diajak
pulang ayahnya, ditelfon bundanya, dia berkata “Aku mau nginap disini 10 hari
ya, satu malam itu bukan nginap, 10 hari baru namanya nginep, kata dia, sambil
berekspresi dengan wajah yang berseri-seri.”
Semoga suatu hari nanti, kamu bisa menginap disini lagi ya
Azfar, tante sudah kangen dengan Azfar. Semoga kamu menjadi anak yang sholeh
yang berbakti pada orang tua ya, yang sayang pada keluarga, dan seluruh makhluk
Allah.
Dari Azfar, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga
bahwa yang membentuk kepribadian anak adalah orang tua, yang mempunyai kuasa
penuh untuk mengarahkan anak adalah orang tuanya, sehingga perlu adanya ilmu
dan persiapan yang matang untuk mempersiapkan anak-anak yang hebat. Anak hebat
berasal dari keluarga yang hebat. Yuk, sama-sama mempersiapkan diri menjadi
orang tua yang hebat untuk anak-anak kita, saudara-saudara kita, dan
murid-murid kita. Strong from home💞
0 comments:
Post a Comment