Paginya aku sempat drama di rumah, niatku ingin membuat telur dadar untuk sarapan, namun tiba-tiba ibu mengomentariku dengan nada yang keras,”ya nggak bisa to misah kuning dan putih telur pakai itu” . Aku tahu niat ibuku sih memberi tahuku, tetapi niatnya disampaikan dengan nada yang keras dan seperti marah, hatiku tidak bisa menerima itu, hatiku tiba-tiba sedih, dan lebih baik aku mengurungkan niat untuk memasak. Kemudian aku meninggalkan dapur tanpa berkata-kata dengan membawa semangkuk telur yang siap untuk didadar.
Lalu, aku
menangis tersedu-sedu di kursi rumah sebelah. Sepertinya hatiku sangatlah sensitive untuk suara yang
keras seperti membentak, hatiku memang belum bisa menerima apapun bentuk nasihat dengan nada yang
tinggi, walapun sudah sedewasa ini umurku, namun diri ini masih belajar menata hati untuk hal-hal seperti itu. Aku akui, aku masih rapuh untuk itu, dan mungkin ini salah satu
kekuranganku yang harus aku sadari. Ya memang seperti itu jika aku menilik
kejadian-kejadian kebelakang, aku belum bisa menerima nada-nada tinggi,
nada-nada keras, marah-marah, dan sebangsanya, ya aku kira aku bisa menerima,
namun dengan air mata yang terus mengalir, entah itu selama setengah jam
ataupun satujam lebihpun aku pernah mengalaminya.
Tapi anehnya,
saat aku bisa menangis selama itu, setelah itu hatiku lega, aku lebih bisa
menerima keadaan setelahnya. Oh, i think "crying" is the way how I heal myself. Mungkin
ini berlaku disebagian orang, bahwa menangis bisa melegakan hati, mencurahkan
segala emosi, dan meringankan kesedihan. In result, terbukti bahwa menangis
tanda kita masih bisa merasakan emosi sebagai manusia, it’s normal, dan itu
salah satu cara healing diri kita dari segala bentuk kesedihan yang akut, that
is why kenapa orang-orang saat sedih itu menangis, itu karena hati mereka
sedang bergejolak, dengan menangis segala emosinya bisa diluapkan dan that is
great, tidak apa-apa.
Karena
alasan-alasan diatas yang aku sebutkan, aku sekarang tidak takut untuk
menangis, karena itu membuatku lega, jika kamu menangis juga tidak apa-apa kok, it’s normal, karena
menangis bukan berarti kamu lemah, tetapi menangis akan membuat kamu kuat,
karena setelah itu kamu sadar bahwa you have to accept what God gives to you,
right?
Setelah,
berlama-lamaan menangis karena perkataan ibu, you know what?
Siangnya, ibuku
kepasar, dan pulang-pulang ibu membelikan aku pakaian-pakaian baru, tidak hanya
satu biji, ibu beli pakaian-pakaian baru banyak untukku, karena itu yang aku
butuhkan, pakaian lama sudah tidak layak dipakai. Whatt? Kamu tahu apa arti
perbuatan ibu ini?
I don’t even
think like this.
Dengan kejadian
tadi pagi, ibu mencoba menyenangkan hatiku dengan membelikanku pakaian-pakaian
baru, ibu mencoba menghiburku karena tadi pagi aku merasa sedih, mungkin karena
terlihat dari mata sembabku saat aku dilihatnya.
Sebenarnya satu
jam setelah kejadian, setelah aku menangis aku sudah memaafkan ibuku, namun aku
tidak mau berinteraksi lama saat itu, aku pikir mungkin sorenya sudah seperti
biasa. Wah, ibuku ternyata punya usaha
lain untuk membuat suasana hatiku lebih hangat lagi dengannya, dengan
membelikanku pakaian.
Dengan rasa
senang karena dibelikan pakaian baru J, aku tahu secara tidak langsung itu adalah cara ibuku meminta
maaf, yaitu memberi hadiah. Dalam hatiku berkata untuk ibu “ibu, walaupun kau
tidak membelikan aku hadiah, aku telah memaafkanmu ibu, kejadian tadi pagi
memang gejolak hatiku yang terlalu sensitive, dan setelah itu aku akan
baik-baik saja ibu, hanya butuh waktu”.
Tapi, cara ibu sangatlah ampuh untukku, ibu mempercepat caraku untuk
menerima hal yang sudah terjadi. Terima kasih ibu sudah mengajarkanku cara ini.
Hari ini aku belajar bahwa “jika kita berbuat kesalahan kepada seseorang, dan tak mampu berucap maaf, carilah cara lain sebagai bentuk kata maaf, salah satunya adalah memberikan hadiah untuknya”.
Sebenarnya ibu sendiri tidak bermaksud untuk memarahiku, ibu tidak bermaksud untuk menyakitiku, setelah aku menangis barulah sadar kalau ada hati yang sensitive dengan perkataan, sehingga bisa kita ambil pelajarannya yaitu, “terkadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita ucapkan itu menyakitkan hati orang lain, oleh karena itu, kita perlu intropeksi ucapan kita, apakah ucapan dan perilaku kita itu menyakitkan orang lain? Jika mungkin jawabannya iya, carilah cara untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk rasa minta maaf. Dan jika kita tidak sadar bahwa kita telah melakukan kesalah, perlulah kita beristigfar semampu kita kepada Allah, karena Dia yang tahu segala bentuk perbuatan kita.”
Semoga Allah
menjaga lisan dan perbuatan kita agar tidak menyakiti hati orang lain yaaa.
Hari ini aku
berterima kasih kepada ibuku yang telah mengajarkanku satu bentuk pelajaran
kehidupan yang sangat bermakna, memberikan aku cara untuk bekal dikemudian hari yaitu
memberikan hadiah kepada orang lain adalah bentuk kasih sayang kita.
Aku harap
hari ini kamu juga mendapatkan pelajaran dari apa yang telah ibuku lakukan
kepadaku.
See you in
the next story....
0 comments:
Post a Comment