Hai everyone, sepertinya lama sekali rasanya tidak mengabarkan beritaku di blog kesayangan aku ini. Ada yang kangen gak ya? :D
Memang
aku belum bisa mengatur waktu sebaik mungkin untuk saat ini karena memang ada
banyaknya agenda, tapi pelan-pelan aku akan menyesuaikan waktuku, semoga Allah
bantu aku bisa membagi waktu untuk menulis, untuk berbagi, untuk belajar, untuk
bersosialisasi, untuk mengajar dan mengerjkan tugas-tugas dunia akhirat. Aamiin
Di
semester ganjil ini, aku diamanahi untuk mengajar mata kuliah Literature in
ELT. Dari evaluasi pembelajaran di tahun sebelumnya aku sepertinya harus
mengubah cara mengajarku agar lebih efektif dan memang meaningful untuk
diajarkan. Akhirnya aku mendapatkan ide yang sangat brillian dan aku tahu ide
itu dari Allah yang memberikan untukku dengan cuma-cuma. Aku menugaskan mereka
untuk membedah secara dalam Literature yang bisa diajarkan di kelas Bahasa Inggris,
salah satunya adalah short story.
Beberapa
pertemuan kuliah memang aku fokuskan untuk bedah cerita-cerita yang sering
didengar oleh masyarakat. Ada Bawang merah bawang putih, timun emas,
sangkuriang, beauty and the beast, danau toba, dll. Tidak hanya itu,
dipertemuan sebelumnya juga mahasiswa dengan bebas memilih cerita fabel, dan
menganalisis apa yang ingin disampaikan penulis. Dari banyaknya cerita, hal
penting yang aku catat dan kami diskusikan adalah
Don’t
judge the book by its cover
And
Beauty comes in from within.
Bisa
diambil kesimpulan bahwa penulis ingin menyampaikan bahwa your heart is very
important than your appeareance. Your beautiful heart can be seen from your
actions, your behavior, and how you treat other people.
How we treat others in a good manner will speak how our hearts are. How we respect
others will mirror who we are. I do agree with it.
Memang
iya di zaman digital ini beuaty is privilege, but your beautiful heart is very
essential than your beautiful apprareance. Ini bukan berarti kita tidak boleh
menyampingkan penampilan, big No!! But before you fix your appearence please
fix your heart. It is the exact advice I need for myself everyday, sering
berulang kali mengingatkan diri akan principle ini. Karena memang begitu
pentingnya membersihkan hati di zaman yang luarbiasa ini.
Kita
harus benar benar mengaktifkan lagi fungsi hati dan pikiran kita sebagaimana
mestinya, yang mana ketika kita sudah mempunyai principle yang kuat hati kita
tidak akan goyah.
Again,
I always remind myself kalau sedang lagi tidak baik-baik saja dengan
mengelus-elus dada.
“Wahai diri, yang paling penting untuk
kamu perhatikan itu kualitas hatimu, bagaimana hatimu berprasangka baik kepada sesama,
bagaimana hatimu itu bisa memilih memaafkan daripada memilih dendam, bagaimana
hatimu bisa ikhlas kepada hal yang tidak sesuai rencanamu, hatimu lebih penting
daripada wajahmu, hatimu lebih penting, hatimu lebih mewakili apa yang tersirat
diwajahmu, perhatikan hatimu ya, dan sering berdoa untuk disucikan agar
kotoran-kotoran kecil akan segera hilang, ketika
hatimu baik pancaran itu akan tersalurr ke wajahmu, rawat dua-duanya, jangan
salah satunya, semangat ya”.