Aku tidak menyangka sebelumnya, bahkan juga tidak pernah membayangkan menjalani kuliah dari rumah. Tetapi, menjalani rutinitas di rumah selama beberapa bulan ternyata membuatku juga bertumbuh, seperti judul post kali ini Growing at home. Iya walaupun aku akui jika di rumah banyak kenyamanan yang ada, aku harus ingatkan kembali, aku juga tetap harus bergerak dan pelan-pelan harus melawan kenyamanan itu.
Jikalau aku pernah
mengatakan pergilah dari rumah karena kau akan melihat keindahan rumah, karena
kau akan banyak pengalaman, seharusnya aku juga menambahkan kalimat selanjutnya
“jangan lupa untuk pulang, karena bertumbuh bersama orang yang terkasih adalah
hal yang menyenangkan dan membahagiakan”, iya, growing at home, membuat aku
bisa lebih berpikir luas lagi.
Saat dirumah aku bertanya
pada ibu ku,
“Buk, apa kau
mencemaskanku ketika aku berada tidak di rumah? Apa kau memikirkanku ketika aku
tidak di rumah?” tanyaku pada ibu ku.
“Iyaa selalu, aku
memikirkan kamu sekarang sedang apa? Pasti sedang sendiri, aku terasa lebih
tenang kalau kamu bersama temanmu, terkadang.” Jawab ibu.
Ternyata ketika aku di
rumah, aku mengilangkan satu kecemasan dari ibuku. Mungkin saat ini diminta
Allah bersama dengan kedua orang tuaku. Ya, aku di rumah juga sangat nyaman,
tetapi terkadang aku terlalu menikmati kenyamanan itu. Sehingga aku harus
pintar-pintar untuk mengelola waktu.
Growing at home ternyata
juga tidak membatasi gerakan otot kebaikanku. Malah aku lebih mendapatkan
support system yang lebih kuat lagi. Growing at home ternyata membuat diriku
lebih bisa menghargai waktu, membuat aku lebih bisa untuk membuka mataku lebar
lagi dan hati lebih siap menerima keadaan yang ada.
Berada di rumah membuat
aku berpikir berkali-kali bagaimana kondisiku jika aku tidak berada di rumah.
Sehingga aku harus menciptakan segala kegiatan untuk membuatku produktif
walaupun tetap dirumah saja. Iya walaupun masih terbatas dengan fasilitas, aku
harus tumbuhkan semangatku untuk membenahi yang ada di rumah.
Dari rumah ternyata aku
juga bisa memperdayakan diriku untuk orang lain. Seperti, ketika aku dirumah
aku bisa meringankan beban kedua orang tuaku, misal saja uang kos saat aku
tidak berada dirumah, walapun pemasukan dari les privat lebih kecil dari pada
di rantauan, ternyata Allah selalu datangkan rezeki- rezeki yang tidak
terduga-duga. Banyak yang menawarkan ini, meminta bantuan ini itu, jadilah
rezeki ke tangan ku, itulah yang dinamakan rezeki dari Allah. Rezeki kita sudah
ada takarannya, tinggal kita mau tidak menjemputnya.
Dari rumah, aku juga bisa
membiasakan diri bersosialisasi dengan tetangga dan anak-anak sekitar, yang
sebelumnya tidak kenal sekarang aku mulai mengenal. Tidak hanya itu, aku juga
mengenal banyak orang tua baru dari murid lesku disini. Sehingga, lebih kenal
orang banyak lagi, aku kira di rumah akan membuatku bosan, tetapi tidak, hal
baru banyak aku temui juga di rumah.
Dari rumah aku juga bisa
meningkatkan kadar keakrab-anku dengan keluarga dirumah. Sehingga di rumah
memang lebih terasa dekat lagi. Sudah setiap hari aku habiskan untuk
bersama-sama dengan mereka, dan banyak juga karakter baru yang aku temui, ya
memang dulu sudah tahu karakter masing-masing, akan tetapi kini semakin lebih
mengerti satu sama lain. Dan juga dirumah membuatku lebih dekat lagi dengan
kedua orang tua, yang selalu menghiburku disaat suka dan duka. Dari situlah aku
belajar, aku masih membutuhkan mereka.
Growing at home, bertumbuh
dari rumah membuatku menjadi insan yang lebih kuat lagi, lebih bisa
memposisikan diri yang lebih baik lagi.
Growing at home, membuat
diriku menambah energi disetiap hari, karena supporting system selalu diberikan
oleh orang-orang terkasih.
Jadi dimasa pandemi ini,
alhamdulillah Allah telah memberikan nikmat-nikmatnya yang begitu luar biasa
untuk keluarga ku. Alhamdulillah, semoga kita semua selalu bertumbuh dari
rumah, baru kita bisa bertumbuh di tempat yang lain.
Selamat menempuh jalan
baru, Growing at home with your beloved family J
0 comments:
Post a Comment