Kekasih...
Butuhkah kau seorang kekasih saat
ini?
Kekasih...
Sudah adakah seorang kekasih yang kau
inginkan?
Kekasih, kekasih, dan kekasih..
Dan tak heran kata kekasih bersebaran
disekelilingku, seperti sampah yang dimana-mana pasti ada. Taukah kau hakekat
seorang kekasih itu? Dan apa yang kau butuhkan dari seorang kekasih? Begitu
banyak pertanyaan tertancap di otak tentang seorang “kekasih”. Apa memang perlu
saat ini memiliki kekasih? Kekasih hati? Kekasih yang tak ingin dilupakan.
Kekasih yang ingin peduli. Kekasih yang selalu ada. Itu sih yang aku dapat dari
beberapa kata-kata yang pernah aku baca. Apa benar kekasih itu seperti itu? Apa
benar kekasih selalu ada?
Kekasih dambaan hati hanya
terselubung dari relung hati yang paling dalam, kekasih yang baik akan
diturunkan kepada ia yang ingin menjadi kekasih yang baik. Kekasih seperti apa
yang kau inginkan? Bagaimana bisa kau mendapatkan seorang kekasih?
Kalo ngomong soal kekasih hati? Stop
disini deh~~ hehehe, (respon jomblo) wkwkwk.. just kidding.. karena hati ini belum siap
memiliki kekasih hati untuk pengisi hari-hari, mungkin belum saatnya hati
berkata untuk menerima hati lain untuk seorang kekasih. Karena hati ini hanya
aku persiapkan untuk kekasih yang mungkin akan ku jadikan sandaran hidup. Akan
menjadi pengisi hari-hari aku. Untuk menemani disetiap saatku. Untuk berbagi
semua tentang hal ku. Menorehkan sebuah hiasan baru dimasa yang akan datang. Ku
hanya mempersiapkan untuknya yang dikirim Allah untuk melengkapi separuh
agamaku. Namun, saat ini kucoba tegaskan hati untuk kokoh dalam pendirian,
bahwa ilmu dulu dikejar, kekasih akan datang pada waktu yang tepat, entah saat
mengejar ilmu, atau kapan. Dia akan datang pada saatnya. Disini, kupercayakan
sepenuh hati ini untuk terus berjuang melawan hawa nafsu, walaupun sepanjang
jalan ada rintangan, ku harus kuatkan semua tenagaku.
Karena apa hingga saat ini ku tak
berani mengambil resiko menjadi seorang kekasih orang lain? Alasan terbesar yang
ada dibenakku adalah KEDUA ORANG TUA KU. Banyak penjelasan yang mengatakan
bahwa aku tak mengambil sebuah resiko itu, karena resiko akan lebih besar jika
aku menjadi seorang kekasih orang lain tanpa adanya restu kedua orang tuaku. Ya,
sudah aku pertimbangkan memang. Ku harus sadari bahwa pengaruh yang paling
dahsyat bukanlah dari kekasih yang kita punya, bukanlah seorang yang dekat
dengan kita, namun pengaruh terbesar di diriku ada di Kedua Orang Tua Ku. Ku
harus tahu bahwa aku hadir di dunia ini karena beliau-beliau ini, nah untuk apa
aku melakukan hal yang aku inginkan, namun tidak ia inginkan? Apakah aku pantas
menjadi seorang anak jika melawan perintahnya?
Sembilan belas tahun sudah aku
dibesarkan dengan kasih sayang yang utuh dari Kedua Orang Tua ku. Yang mungkin
sebagian remaja tidak dapat merasakan kasih sayang orang tua, namun aku disini
mendapatkan hak yang sangat sempurna untuk ditiru setiap orang tua. Yang mungkin sebagian remaja mendapatkan
kasih sayang dari kekasih hatinya. Namun, aku tidak, aku berusaha membatasi
sebuah pertemanan menemukan kekasih hati, hal ini hanya untuk memberikan
kesempatan kedua orang tuaku memperhatikan ku dalam setiap waktunya, bukannya
aku menuntut kasih sayang dari kedua orang tuaku, tetapi merekalah yang memberikas
semua kasih sayangnya padaku, tanpa ku mintai.
Begitu adilnya Allah itu, ku harus
akui bahwa memang Allah itu Maha Adil dan bijaksana. Disaat remaja-remaja
menyibukkan perhatiannya di tujukan kepada kekasih pujaanya, di lain hal aku
selalu diperhatikan Allah dengan bantuan Orang Tua ku, secara tidak langsung
kasih sayang yang selalu kedua orang tuaku berikan adalah kasih sayang Allah
kepadaku. Ya aku yakin itu. Lewat kedua orang tuaku Allah hadirkan suatu
kebahagiaan yang sangat hangat dalam keluarga ku. Alhamdulillah, Allah Maha
Besar. Tak ada yang bisa menandingi kuasa-Nya. Patutlah diri ini untuk selalu
bersyukur atas segala yang Allah berikan kepada kita.
Sempat sih terpikir, hati ini butuh
sandaran sejenak ~ butuh dan butuh. Dan semua itu terjawab dengan kehadiran
Kedua Orang Tua ku. Lagi, lagi, siapa yang peduli kepadaku, siapa lagi kalo
bukan kedua orang tua. Bapak Ibu Ku ....
0 comments:
Post a Comment