Tuesday, November 10, 2015

Butuh Kekasih? Orang tualah kekasih sejatimu....

Kekasih...
Butuhkah kau seorang kekasih saat ini?
Kekasih...
Sudah adakah seorang kekasih yang kau inginkan?
Kekasih, kekasih, dan kekasih..
Dan tak heran kata kekasih bersebaran disekelilingku, seperti sampah yang dimana-mana pasti ada. Taukah kau hakekat seorang kekasih itu? Dan apa yang kau butuhkan dari seorang kekasih? Begitu banyak pertanyaan tertancap di otak tentang seorang “kekasih”. Apa memang perlu saat ini memiliki kekasih? Kekasih hati? Kekasih yang tak ingin dilupakan. Kekasih yang ingin peduli. Kekasih yang selalu ada. Itu sih yang aku dapat dari beberapa kata-kata yang pernah aku baca. Apa benar kekasih itu seperti itu? Apa benar kekasih selalu ada?
Kekasih dambaan hati hanya terselubung dari relung hati yang paling dalam, kekasih yang baik akan diturunkan kepada ia yang ingin menjadi kekasih yang baik. Kekasih seperti apa yang kau inginkan? Bagaimana bisa kau mendapatkan seorang kekasih?

Kalo ngomong soal kekasih hati? Stop disini deh~~ hehehe, (respon jomblo) wkwkwk.. just kidding..  karena hati ini belum siap memiliki kekasih hati untuk pengisi hari-hari, mungkin belum saatnya hati berkata untuk menerima hati lain untuk seorang kekasih. Karena hati ini hanya aku persiapkan untuk kekasih yang mungkin akan ku jadikan sandaran hidup. Akan menjadi pengisi hari-hari aku. Untuk menemani disetiap saatku. Untuk berbagi semua tentang hal ku. Menorehkan sebuah hiasan baru dimasa yang akan datang. Ku hanya mempersiapkan untuknya yang dikirim Allah untuk melengkapi separuh agamaku. Namun, saat ini kucoba tegaskan hati untuk kokoh dalam pendirian, bahwa ilmu dulu dikejar, kekasih akan datang pada waktu yang tepat, entah saat mengejar ilmu, atau kapan. Dia akan datang pada saatnya. Disini, kupercayakan sepenuh hati ini untuk terus berjuang melawan hawa nafsu, walaupun sepanjang jalan ada rintangan, ku harus kuatkan semua tenagaku.


Karena apa hingga saat ini ku tak berani mengambil resiko menjadi seorang kekasih orang lain? Alasan terbesar yang ada dibenakku adalah KEDUA ORANG TUA KU. Banyak penjelasan yang mengatakan bahwa aku tak mengambil sebuah resiko itu, karena resiko akan lebih besar jika aku menjadi seorang kekasih orang lain tanpa adanya restu kedua orang tuaku. Ya, sudah aku pertimbangkan memang. Ku harus sadari bahwa pengaruh yang paling dahsyat bukanlah dari kekasih yang kita punya, bukanlah seorang yang dekat dengan kita, namun pengaruh terbesar di diriku ada di Kedua Orang Tua Ku. Ku harus tahu bahwa aku hadir di dunia ini karena beliau-beliau ini, nah untuk apa aku melakukan hal yang aku inginkan, namun tidak ia inginkan? Apakah aku pantas menjadi seorang anak jika melawan perintahnya?


Sembilan belas tahun sudah aku dibesarkan dengan kasih sayang yang utuh dari Kedua Orang Tua ku. Yang mungkin sebagian remaja tidak dapat merasakan kasih sayang orang tua, namun aku disini mendapatkan hak yang sangat sempurna untuk ditiru setiap orang tua.  Yang mungkin sebagian remaja mendapatkan kasih sayang dari kekasih hatinya. Namun, aku tidak, aku berusaha membatasi sebuah pertemanan menemukan kekasih hati, hal ini hanya untuk memberikan kesempatan kedua orang tuaku memperhatikan ku dalam setiap waktunya, bukannya aku menuntut kasih sayang dari kedua orang tuaku, tetapi merekalah yang memberikas semua kasih sayangnya padaku, tanpa ku mintai.

Begitu adilnya Allah itu, ku harus akui bahwa memang Allah itu Maha Adil dan bijaksana. Disaat remaja-remaja menyibukkan perhatiannya di tujukan kepada kekasih pujaanya, di lain hal aku selalu diperhatikan Allah dengan bantuan Orang Tua ku, secara tidak langsung kasih sayang yang selalu kedua orang tuaku berikan adalah kasih sayang Allah kepadaku. Ya aku yakin itu. Lewat kedua orang tuaku Allah hadirkan suatu kebahagiaan yang sangat hangat dalam keluarga ku. Alhamdulillah, Allah Maha Besar. Tak ada yang bisa menandingi kuasa-Nya. Patutlah diri ini untuk selalu bersyukur atas segala yang Allah berikan kepada kita.


Sempat sih terpikir, hati ini butuh sandaran sejenak ~ butuh dan butuh. Dan semua itu terjawab dengan kehadiran Kedua Orang Tua ku. Lagi, lagi, siapa yang peduli kepadaku, siapa lagi kalo bukan kedua orang tua. Bapak Ibu Ku ....




0 comments:

Post a Comment