Reading

You have to read a lot, you will find a wonderful word.

BE HAPPY

If you're happy, you will spread your happiness around you.

BE KIND

The world needs you to be nice and great person.

Grateful

What thing you have know is the best thing for you, be grateful of it.

Never stop traveling

Go to some where with your friends that makes you more relax.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Achieve your dreams!

Make people proud of you.

Thursday, December 7, 2017

Pencerahan kadang diberikan Allah tiba-tiba

Tak Bisa Tidur


Malam ini aku susah untuk tidur,

Padahal sudah aku matikan lampu kamar, sudah aku siapkan tempat ternyaman, dan sudah atur alarm di Hp. Entaah why aku yang sudah berniat untuk tidur tak bisa memejamkan mata. Sebentar terbuka sebentar terpejam, ketika terpejam banyak hal yang ingin ku pikirkan, ku kerjakan, namun itu semua sudah ku jawab besok aja memikirkan itu, iya itu adalah jawaban untuk mengerjakan tugas kuliah. Tapi, disini aku ada hal lain yang ku pikirkan, hal ini mulai datang lagi ke pikiranku, ku tak tahu rencana apa yang akan Allah datangkan kepadaku, aku yang masih tergelentang diatas kasur dalam keadaan mati lampu membuka mata, ku merasa bahwa semakin gelap sekitarku semakin teranglah penglihatanku, semakin ku fokus melihat sesuatu, entaaah itu Cuma perasaaan atau memang begitu adanya. Aku memikirkan hal ini, hal yang sering aku alami ketika aku sendiri seorang. 

Tiba-tiba perasaan untuk bertanya siapakah diri ini mulai muncul lagi, siapakah sebenarnya aku ini, dan untuk apa aku ini disini, sering kali muncul, dan aku yakin bahwa pasti Allah merencanakan hal besar untuk ku dimasa depan, ku tegaskan ku tak tahu. Akhirnya ku berbalik kearah kiri, ku coba bicara dengan Allah “Ya Allah siapa kah aku ini?”, lagi ke berbalik ke arah kanan, “Aku tak tahu kelak menjadi apa, yang kuinginkan adalah kedamaian dibumi ini, dan ku hanya dalam jalan yang Allah tunjukan, yaitu di agama Islam.”  Aahh.. aku tak tahu aku lagi mikiran apa dan lagi bicara apa. Akhirnya ku tak kuat lagi, ku bergegas berdiri dan menyalakan lampu kamar. Dan segera ku buka laptop dan menuangkan segala keluh kesahku. Ya Allah... ku hanya ingin memahami diriku sebentar, ada apa gerangan ini?. Ku tahu tugasku adalah menghamba kepada-Mu, tugasku adalah menyembah dan melaksanakan ibadah yang telah Engkau perintahkan. 

Sebelum membuka laptop, aku menyahut Hp yang sedang diatas meja belajar, ku coba temukan hal menarik dari tumblr, dan ku tak tahu tiba-tiba aku sedang membaca postingan baru dari penulis terkenal “kurniawangunadi” yang ditulisnya pada tanggal 22 november 2017 kemaren. Tulisanya cukup memberikan inspirasi dan membuka pikiranku yang saat ini lagi buntu, yaaak... kuriniawangunadi mencoba menulis apa yang dia rasakan di zaman now, Ia menulis bahwa hidup di fase Quarter Life Crisis ini kita kudu pinter-pinter membaca keaadaan, ia menceritakan pengalamannya yang pernah dialaminya, menulis dengan kaya bahasa seperti bener apa faktanya membuat aku “Ngeh” dengan kehidupan ini. Yaak, di zaman now ini, kita biasanya bingung dengan diri kita sendiri, kadang kita merasa diri kita itu nggak ada gunanya, gak bermanfaat sama sekali, dan kadang membuat kita jarang untuk menghargai diri sendiri. Nah itu yang kadang membuat kita kayak stress sendiri gitu, frustasi gitu. 

Karena seringnya kita membandingkan kemampuan kita dengan kemampuan temen-temen kita yang seumuran, yang kadang kita nilai itu punya kelebihan khusus dibandingkan kita, kadang kita memaksa diri untuk bersaing dengan apa yang sudah teman kita lakukan, padahal disisi lain kita tak mampu untuk mencapainya, atau mungkin diri kita lelah, tapi kita memaksanya. Iyaapss, perasaan ini sama persis yang sedang aku rasakan, dan sering muncul sih di pikiran, pun seperti itu cerita dari kurniawangunadi, dia menceritakan perasaannya dulu waktu kuliah sering menganggap dirinya rendah dari temen-temannya, seperti temen-temennya udah punya usaha sendiri sedangkan dia enggak, teman-temennya udah buka start-up dia belum, temennya udah gajian sendiri dia belum, pun disuasana kelas dikampus, kurniawangunadi pun pernah mengalami perasaan yang pernah aku rasa, temen-temennya dikelaspun aktif dengan ilmu yang mereka kuasai, tapi dia enggak, berpendapat sesuai dengan apa yang mereka ketahui, dia pun kadang merasa minder dengan kemampuan berpendapatnya. 

Disitu kadang merasa bahwa diri kita lebih rendah dari orang lain, padahal diri kita sebenarnya ingin dimengerti, hanya kitalah yang bisa mengerti diri kita ini passion dan kemampuannya di apa. Sekarang kurniawangunadi pun memilih dirinya untuk berkecimbung dengan tulisan-tulisan, dia sangat senang dengan menulis karena merasakan hal yang membuat dirinya menghargai kemampuan dirisendiri, dengan menulis kurniawangunadi ingin menginpirasi banyak orang, dan lewat tulisan dia semakin nyaman untuk dicurahkan, merangkai kata disetiap kejadian membuatnya betah untuk tetap menjadi penulis, karena dia sudah mulai sadar bahwa medan yang dikuasainya adalah tulisan, sehingga dia tidak mau bersaing di dunia yang bukan menjadi dunia kenyamannya. Dan kata yang paling mengena dihati aku adalah “ Bersainglah dan berjuanglah di medan yang kita kuasai. Di ilmu yang kita tahu. Di tempat yang hati kita bisa merasa tentram. Di hal yang kita merasa Tuhan memudahkan jalan kita untuk beribadah kepada-Nya.”

Hal baru, pengalaman baru, ilmu baru, teman baru, orang baru.

Di mulai dari kesadaran diri untuk apa hadir di dunia ini, aku akhirnya memutuskan untuk terus belajar mendalami ilmu agama Islam, walapun gak sesempurna anak-anak di pondok atau dipesantren, gak sekomplek mereka yang ada dinaungan instansi gede, namun aku belajar mencari ilmu sendiri sebisa mungkin aku dapatkan, dari siapapun sekarang aku kudu mulai terbuka untuk ilmu baru, kudu mau untuk menerima nasihat dan pesan pesan baik darimanapun.

Kalaa itu aku bingung dengan diriku sendiri, kala itu aku tak tahu harus melakukan sesuatu bermanfaat apa, harus bergegas kemana, karena ku tahu kala itu aku baru menjadi mahasiswa aktif perguruan tinggi, dan ku menemui orang baru, teman baru, pikiran baru, pandangan baru, pendapat baru, guru baru, suasana baru, kelas baru, jalan baru, dan semua side of life itu kayak baru semua. It means itu semua akan ngerubah perspektive aku yang sebelumnya menjadi siswa kini menjadi mahasiswa, aku merasa berat sekali menghadapi masaa itu, sehingga tak bisa tidur, harus apaa aku ini sebagai mahasiswa, tentu tak akademis saja yang ku kejar tapi yang lain, karena menjadi mahasiswa memang tak semudah kata orang. Mahasiswa kudu bisa lebih kritis, lebih aktif, lebih bisa manfaat ke sesama. Saat itulah peran sekitar will influence my next journey.

Akhirnya, karena aku ingin dekat sama Allah, aku memutuskan untuk dijurusan untuk ikut devisi SKI di jurusan bahasa Inggris, aku masuk dengan teman-teman baru, mendapat kakak senior baru dan aku punya keluarga baru di SKI-ED. Dari situ, aku mulai mengenal sosok kakak yang ku nilai aktif dalam kampus, ku coba dekati dia, akhirnya aku sedikit dekat dengannya, akhirnya dikit demi sedikit aku pupus rasa gelisahku dengan mengikuti kegiatan yang manfaat di ski, walaupun di ski aku bukan siapa siapa aku banyak belajar hal baru disana. Lalu, aku kadang di beri padangan baru oleh kakak senior ski ku, yaa bisa disebut mbak Melati,lama tak lama aku seperti mengkokohkan prinsipku, lama tak lama aku mencoba belajar menghargai waktu, yang mana banyak diantara temen-temenku ga melanjutkan mengikuti kegiatan ski, karena lebih concern ke hal lain, disitu aku tetap bertahan untuk ski bersama beberapa tmen dari kelas lain. Dari situ, aku sering ikut kajian, sering ikut diskusi. Dan dengan binaan kakak senior ski ku, aku bisa memperbaiki diriku, disitulah aku mulai ditawari oleh kakak senior ski untuk mengaji, dengan senangn hati aku ikut mengaji diluar ski, dan aku menemukan teman baru juga. Akhirnya, aku punya seorang Murrobi, yang awal aku tak mengenal agama Allah lebih dalam, saat itulah mulai tahu lebih dari sebelumnya. Lucunya, karena aku udah putus ngaji dari mulai aku SMA, ngaji sendiri dirumah, pas ditanya siapa Murrobimu, aku pun tak tahu apa itu murrobi, apa itu liqo, halaqah dan sebagainya. Ku mulai tahu semua itu setelah aku ikut ngaji diluar kampus, sekarang aku dalam tarbiyah diluar kampus juga.

Panjang banget ceritanya, aku itu merasa dari aku kecil kaya Allah itu menuntun aku untuk memperbaiki diri aku menjadi seorang yang baik lagi gitu, secara tidak langsung aku kaya dipesiapkan Allah menajadi seorang Da’i. Walaupun aku g pantas menyandang kata Da’i, tapi seengaknya aku kudu bisa menyebar kebaikan sebanyak mungkin. Kayak’nyaa.. Tapi prosesnya panjang, tapi prosessnya gak instants. Iyaa.. seperti itu, aku mulai merasakan mencari ilmu apapun itu nikmat, apalagi mencari ilmu agama, manfaat banget gitu.... dimanapun aku berpinjak sekarang harus ku jadikan tempat belajar, karena siapapun itu orangnya bisa menjadi guru kita. saat itu dan saat ini juga aku merasa aku sedang memulai sesuatu baru, mulai mencintai membaca buku, mengoleksi buku, mendengarkan hal-hal baru, melihat film baru, dan pikiranku mulai membuka satu persatu untuk ilmu yang belum aku ketahui, aku mulai menegaskan diri bahwa gak ada kata bosan, karena banyak hal yang perlu kita ketahui, jika bosan di hal satu harus cari hal yang lain untuk menambah semangat kita.
Ya Allah... puji syukur pada-Mu, Tuhan semsesta alam.

Dari situ aku mulai terpikir untuk membuka wadah untuk desaku tercinta, karena efek seringnya aku pulang kampung menjadikan aku tergugah untuk memikirkan sesuatu yang kurang dikampungku, yaitu aku memikirkan bagaimana keadaan semua pemuda yang ada didesaku saat ini. Aku tak kenal pemuda-pemuda yang ada didesaku, aku tak begitu terkenal juga di kalangan mereka, bagaimana cara nya untuk bisa menyentuh mereka, bisa bertegur sapa dengan mereka, dan melakukan hal baik dengan mereka. Karena aku semasa SMA tak tinggal menetap didesa, jadi aku mungkin tak dikenal oleh kalangan pemuda di desaku. Aaahhh.. dimana peranku selama ini untuk tempatku lahir?, kadang terbelit pertanyaan seperti itu dibenakku.

Akhirnya... dari pemikiran pemikiran baru, dari hal-hal baru yang telah aku temui di kuliah, ilmu-ilmu baru yang telah aku pelajari di kuliah, dan pengalaman-pengalaman baru yang aku dapatkan dikuliah, menjadikan aku memikirkan suatu hal di desaku,menjadikan aku menemukan hal baru untuk dipecahkan, menemukan satu titik yang ingin aku lalui, dan menuntunku kearah orang-orang baru juga didesaku. Iya... aku mulai bergegas untuk menghubungi teman-teman yang aku kenal didesaku, akhinyaaa, selama kurang lebih tiga tahun, aku sudah bisa memasuki dunia pemuda yang ada didesa. Itu semua memerlukan proses yang sangat panjang, sangat lelah, dan butuh ekstra disegala aspek, dari situlah Allah selalu menuntuntku ke arah untuk memperbaiki diriku. Allah telah menulis jalan cerita hidupku sebelum aku akhirnya di titik sekarang ini.

Dan dari situ, ku mulai yakin kalau suatu ilmu baru, pengalaman baru, keahlian baru, yang kita alami, kita pelajari, akan membawakan kita atau akan mempertemukan kita kepada seorang yang baru juga.
Sedikit flashback, dari kecil memang ku senang sekali untuk mendekat dengan Allah, dan alhamdulillah sampai sekarang masih diberi umur untuk mencoba taat kepada-Nya. Hari hari ini, atau sudah beberapa waktu lalu...aku mencoba terus menggelitik mereka pemuda-pemuda yang ada didesaku, untuk mengubah pola pikirannya, itu semua bukan semata-mata untuk mereka tapi untuk diriku juga. Ketika aku menggelitik pikiran seseorang yang ada disekitarku, artinya itu aku juga sedang mengaktifkan pikiran kritisku untuk sekitar untuk lebih sadar apa yang sedang terjadi.

Hari demi hari, walupun ku harus membagi waktu dengan kuliahku, aku mulai memahami pemikiran teman-teman didesaku, pemuda-pemuda di desaku memang membutuhkan sosok inspiratif yang membuat mereka bersemangat untuk menebar kebaikan, akhirnya tak lama mereka ada yang menjauh dari lingkaran, ada juga yang mendekat untuk berjuang memperbaiki keadaan pemuda sekitar. Lucu memang, tapi inilah seleksi alam, mereka ada yang kokoh ikhlas menuangkan pikiran dan waktunya untuk memikirkan hal baru, dan pun juga sebaliknya. Aku tak bisa mengelak, aku hanya bisaaa menyemangati membagikan suatu pengalaman, membagikan cerita inspiratif, dan hal hal yang membuatnya tetap dibarisan ini. Aku terus mencoba menggelitik mereka. Satu persatu menjadi bagian dari visi misi awalku. Dan menjadi kokohlah akhirnya ikatan kita dalam kebaikan. Hingga terbentuklah komunitas “ikatan pemuda cendekia” di desaku tercinta. Suatu wadah yang kami persembahkan untuk pemuda di desa kami. Sekarang, masih terus dalam proses pembenahan sistemnya, karena kita semua belajar bareng-bareng di wadah ini. Kita semua terus berusaha merangkul semua kalangan muda di desa kami. Semoga Allah selalu membersamai kami. Semoga ada terus pengganti-pengganti kami untuk wakil Allah di desa ini. Semoga adanya ikatan ini menjadikan kami terus menguatkan ukhuwah islamiyah kami. Aamiin.

Disamping itu, aku terus mencoba memperbaiki diri, mencari ilmu baru, pengalaman baru, agar bisa bertemu pada seseorang tertentu, yang mungkin bisa membuka cakrawala pemikiranku dan membantu untuk berjuang dalam visi misi yang sama sepeerti yang aku impikan, dan aku berharap akan bertemu orang-orang baru yang akan saling mensupport aku dan aku mensupport mereka dalam ladang kebaikan yang telah Allah siapkan untuk kita semua.


Aaamiin.

Tuesday, November 28, 2017

Gimana caraku nglewati kesulitan??


          Kalau aku lagi sedang sulit, lagi banyak pikiran, dan kayak sumpek gitu biasanya aku langsung intropeksi diri. Kayak mikir gitu, apakah aku banyak dosa ya Allah? Apa aku pernah melukai-Mu, atau melukai hati orang ya Allah? Kayak nanya-nanya ke diri sendiri tentang semua yang ada dipikiranku. Iya, kadang hidup itu perlu direnungkan, dihayati, kalau ga saat kayak gini aku gak bakalan merenung, dan kadang yaaa kalu aku udah capek banget, suntuk, dengan masalah atau sesuatu gitu, setelah doa, dan aku g kuat, aku tidurr,,, hahhaa.. tidupun aku kayak kepikiran banget itu masalah. Sampek kebawa mimpi, tapi paling nggak aku udah bisa lupain masalahku sebentar ketika tidur. Hehe. Nyatanya saat melek aku masih kepikiran lagi.
          Saat-saat kayak gitu aku langsung ingat semua nasihat yang pernah aku trima, entah dari orang, dari baca buku, atau mendengarkan, atau pengalaman dulu lah, akku coba ingat semua. Dan jawaban terbaik itu adalah istigfar dan baca Al-qur’an. Karena sebagai seorang muslim obat yang paling mujarab menentramkan hati yaitu dengan membaca dan menadaburi Al-qur’an. Alhamdulillah manjur jurr, ketika aku percaya bahwa lewat Al-qur’an ituu Allah kayak ngasih aku ketentraman, kenyamanan gitu, entah kenapa dengan baca Al-quran membuat aku kayak nyadar diri gitu. Alhamdulillah diberikan hidayah ama Allah.  Trus ya aku langsung ingat di surat Al-insyiroh ayat 5-6, itukan artinya dalam kesulitan ada kemudahan, naaah itu tu kuncinya..  dan sadar lah aku dari segala kesuraman hati. Hehe . aku harus percaya itu, yakin seyakin yakinnya, kalau Allah itu akan memberikan kemudahan dalam kesulitan.
             Salah satu, wrong onee.. hahaha. Nasihat yang aku ingat dari salah satu dosenku itu ya, jangan lupa setiap habis sholat baca surat Al-insyiroh, maka kesulitan-kesulitan yang kalian hadapi di kuliah maupun diluar kuliah bakalan enteng, kata salah satu dosen ku yang saat itu menceritakan pengalamannya tentang keajaiban surat al-insyiroh. Ahh lupa critanya beliau seperti aapa, hehe intinya dari surat Al-insyirah beliau diberikan Allah kemudahan dalam menghadapi kehidupan.

          Nah guys, itu semua cerita aku diatas tentang bagaimana aku menghapapi kesulitan-kesulitan selama ini. Aku ringkas yaa, pertama; kudu deket samaa Al-qur’an, it doesn’t mean you put your Qu’ran beside you, BIG no, but you have to read it as you can, and try to tadaburi its meaning. then, yang kedua, ingat nasihat-nasihat yang pernah kau dapat darimananpun itu asalnya, it will help you to find solutions. Nah yang terakhir jangan lupaa banget, istigfaaarr yang banyak, jangan sebutin “faar…far… farr” nooo, hahaha, ucaplah astagfirullahaladzim… wah cakep lu ..

Dalam Kesulitan Ada Kenikmatan #semester6

          Dari awal masuk semester enam, aku kudu meyakinkan diriku sendiri, kalau aku pasti bisa melewati semester ini. Karena melihat sks yang lumayan banyak, jadi aku juga kudu ekstra juga. Ektra usahanya, ekstra doanya, ekstra membantu, ekstra memberi, dan ekstra2 lainnya, tpi bukan ekstrak kulit manggis, hohoho. Biar kalau aku menanam ekstra pasti aku juga memanen yang ekstra juga, kalkulasi otak ku seperti itu. Hehehe apalagi kalau terus bawa Allah kemana-mana pasti nggak cucian aja yang jadi enteng, tapi masalah juga ikut enteng terselesaikan. Hehehe. Iya bener itu. Allah selalu memberi kemudahan kepada hamba-hambanya yang meminta dimudahkan. Nah, kalau kita g sering minta, g sering doa kepada Allah, nah pasti kan g optimal Allah memberinya pada kita, katakanlah seperti itu.
          Aku juga gitu, ku usahakan yang optimal selalu kalau doa ke Allah itu, minta ke Allah itu. Dan dengan mudahnya Allah pasti memberi apa yg kita butuhkan. Guys,,, ku boleh jujur yaa, semester ini ku cap sebagai semester terberat dari semester-semester seblumnya. Iyeelah yaw.. gueeee harus lembur-lembur tugas karena banyak feedback yang diberikan dosen, banyak revisi, banyak pembenahan, tapi aku seneng dengan semua itu. Eh maap tadi aku pake gue. Ini aku pakai kata aku lagi kok. Hehee. Jadi yaaa seperti itu, tugass selalu membayangi mimpi indahku, tugas kuliah. Tapi rasanya nikmat banget kalau punya tugas itu. Lho kok bisa. Bisalah yaw… sini aku ceritain kenikmatan yang aku dapat dari banyaknya tugas kuliah . hehehe
          Pertama nikmat itu datang ketika banyak tugas, otaku itu harus mikir cerdas, nggak mikir keras, mikir pagimane ini harus aku selesaikan sekarang, pagimane harus sesuai dengan permintaan dosen, bagimane harus kelihatan lebih bagus dari punyanye temen aku, dan lain-lain, itu nikmat rek rasanya, kayak otak itu berjalan gitu, nikmatnya itu aku bisa mengencerkan otak dan pikiranku, karena semua harus berpacu dan menjadi suatu paduan yang baik untuk jadi hasil yg maksimal. Dari situ otakku dan pikiranku aktif, bisa berpikir kreatif, bisa menalar, dan bisa mengetahui hal-hal yang sebelumnya belum aku ketahui. Itu sangatlah nikmat bagiku, nikmat berpikirlah kata lainnya. Hehee. Setelah berpikir itu kadang aku sadar yaa, wah ternyata otaku juga bisa berpikiran sampai seperti ini. It’s amazing lah yaw.. ini yang bikin aku merasakn kenikmatan dari banyaknya tugas.
Terus nikmat selanjutnya, ketika aku banyak tugas, aku bisa lebih dekat sama Allah. Kok bisa?? Iya nih penjelasannya. Jadi yaaa, saat aku banyak tugas kuliah itu bawaanya kan kudu ngerjain terus, tapi kadang malessnya datang, jadi kayak aku nunda-nunda gitu. Naah saat itu, aku berpikir, aku harus minta bantuan ke Allah, aku kudu bisa libatin Allah disini. Terus aku bilang tuh ke diri aku sendiri,”Nin, ketika kamu mengutamakan Allah, pasti kamu akan diutamakan Allah dalam berbagai hal, contoh aja: liatlah sholatmu nin, kamu sering menomorduakan Allah, sering ketugas dulu, baru laksankan sholat, baru ingat Allah gt.” Akhirnya dari situ aku sadar lagi, ooh iyaaa yaaa. Makanyaa tugasku g selesai selesai, lawong aku juga menunda bercakap-cakap dan melaksanakan perintah Allah. Kepikiranlah untuk selalu menomorsatukan Allah. Yang mana Dia menguasai tubuhku, otakku, dan semua apa yang ada di diriku. Mulai juga berpikir kalo ide muncul karena Allah yang kasih, tugas slese karena Allah yang bantu, dan males datang karena jauhnya dari Allah. Itu itu yang kadang buat aku merinding sendiri, dan bersikokoh untuk mengutamakan Allah dulu, berussaha semaksimal mungkin mengutaamakan Allah saat baanyak tugas datang. Dan sebanyak apapun itu tugas, aku kudu berani untuk meninggalkannya hanya untuk menhadap Allah atau sholat dulu gitu. Ntar baru dilanjut setelah sudah berdoa, sudah memohaon pada Allah. Dan saat itu nikmattt bangetttssss dekat sama Allah, rasanya segede apapun itu tugas numpuk, aku bisa melewati, karena kenikmatan mengutamankan Allah sudah diberikan Allah kepadaku.
          Jadi itu yang membuat aku selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadaku saat banyak tugas. Jadi tugas kuliah atau tugas apapun itu bisa kita lewati denngan tenang, baik, dan kalem ketika kita minta trus kepada Allah, mendahulukan Allah. Pasti kenikmatan akan mengiringi dalam mengerjakan tugas yang kita anggep banyak, berat, dan beuhh… moga bermanfaat yaaa cerita gue, moga bisa menginspirasi kalian, jangan lupa share pengalamanmu juga ketika banyak tugas dibwah. Hehe. Thank youu


Perjalanan melewati semester 6…#semester6

Mungkin sebagian orang sudah merasakan gimana rasanya menghadapi semester tua, mereka mungkin juga akan beranggapan “aah itu biasa”, ya pasti sebagian beranggapan seperti itu, yang udah ngrasain. Namun, untukku, yang baru bisa ngrasain semester enam, menjalani semester enam ini sungguh membuat aku menjadi lebih sadar dan lebih krasa, kalau aku ini adalah mahasiswa beneran. Hehe, emang dari awal semester nggak ngrasa? Iya ngrasa sih aku, tapi nggak sehebat ini rasanya. Bener kudu harus kerjasama dengan seluruh tubuh, jiwa, raga, dan pikiran tentunya. Jadi apa aja sih yang aku alami selama semester enam ini, banyak banget yang harus aku lewati. It is because aku udah mulai umur kali ya, makanya tanggunggannya lumayan sedikit banyak gitu. Hehehe, iya maybe.

Seperti yang aku bilang tadi, kalau disemester yang baru aku selesaikan satu minggu kemaren itu banyak rasa dan ceritanya. Harus bisa menyatu-padukan pikiran, tenaga, dan seluruh jiwa deh. Hehe alay gak sih aku. Ngggak, semester enam itu emang bener banyak tugas, banyak project juga, tapi project aku nggak sebanyak semester empat dan lima kemaren sih, Cuma banyak tugas dari bidang akademik. Sungguh, yaa tiap minggu itu harus nyelesaikan berapa tugas kuliah, setiap mata kuliah ada tugas semua, Allahuakbar deh, aku pasti bisa nglewatinya, yang kadang aku itu ngerjainnya semalam sebelum tugas itu dikumpulkan, betapa luarbiasanya kan aku.wkwk Please, jangan ditiru kalau ini. Sangking banyaknya tugas kadang juga aku capek sendiri, lelah hayati, kurang tidur gitu. Sampek aku sering drop , darah rendahku kumat lah. Tapi aku gak menyalahkan diri kok, kalau aku kurang ini kurang itu, aku bersykur deh ditempatkan Allah diposisi saat ini, tambah aku itu sering menyemangati diri sendiri. Kayak self-talk gitu.. 

Alhamdulillah, saat itu aku selalu memohon sama Allah untuk selalu bantuin aku mengerjakan segala urusanku dikuliah. Yaa, dari situ banyak warna dan cerita yang aku lukis di semester enam kemaren. Senang sedih, sakit, capek, semua Alhamdulillah teratasi dengan lancar karena bantuan Allah dan doa orang tua tentunya. Saran aku buat kalian yang ntar menempuh semester enam, enjoy aja deh, jangan spanneng kayak aku kemaren, banyak tugas dan ngedrop dah, jadi ada sebagian tugas yang nggak maksimal aku ngerjainnya. Duh.. gpp lah aku, hehe. Yang terpenting juga, kalian harus prioritaskan segala hal yang menurut kalian itu penting dari yang lain. Bener itu, kalian harus reng-reng tugas mana yang duluan diselesaikan, mana yang perlu dinomor duakan. Kalau aku sih pake memo di browser aku, jadi setiap buka laptop aku buka browser apa sih namanya itu , iya browser ya, aku untuk ngecek tugas mana yang harus aku lakukan duluan. Mungkin kalian juga bisa ngelist tugas diHP kalian yang sering kalian cek setiap saat. Jadi kalu semester enam nggak usah spanneng-spanneng deh, enjoy aja, pasti kelar kok.

Semester enam itu asik juga lo. Asiknya gimana? Gini, ketika aku banyak tugas, aku sempet-sempetin juga menghibur diri aku sendiri. Jadi yaaa… aku itu tipe orang yang nggak langsung bisa langsung fokusss 100 % , bener, jadi ngerjakan tugas itu kyak harus bertahap gitu,  aku g bisa langsung jadi, hmmm, kadang bisa sih, tapi harus dipaksakan. As I said before, aku kadang ngerjakan tugas semalam seblum hari dikumpulkan, parahkan? Nah itu model ngerjakanku nggak langsung lurussss gitu nggak, aku harus selangin waktu dimana aku harus istirahat, tepatnya gak hanya tubuh dan pikiran ku aja sih yang butuh distirahatkan tapi juga laptopku juga, hoho. Jadi ketika aku ngerjakan dimalamnya, katakanlah habis magrib aku ngerjkan, saat isyak aku harus stop untuk mengerjakan sholat isyak dulu, disitu aku kayak mengecharge pikiranku, menanambah staminaku yang kekuras satu jam itu. Habis sholat aku kadang ga ngerjkan lagi, tapi aku sambi maen kekamar temenku sebelah, hehe, kayak mengrefresh otak gitu, bercanda beberapa menit gitu. Nah, baru aku nyalakan laptop dan mulai lagi nerusin kerjaanku, dan aku juga harus berdoa juga biar dikasih kemudahan Allah gitu. 

Setelah itu aku break lagi mungkin sekitar jam sepuluh lebih dikit gtu ya. Habis itu aku set alarm ku untuk jam set 12 gitu. Aku istirahatkan tubuh dan mataku dlu. Akhirnya aku udah ckup istrahat baru aku bangun di set jam 12 gtu. Tapi kadang aku kebablas tidur. Heheehe jadi aku biasanya bangun sekitar jam 3 an pagi. Itu fresh banget dah…. Sholat baru ngerjakn tugas. Itu cara asikku mengatasi tugas kebut semalam. Jadi aku g forsir tubuh dan otakku terlalu ekstra. Toh akhirnya aku selesai juga paginya, dan allhamdulillah aku bisa kumpulkan tu tugas dengan baik. So,kesimpulannya dari cara or trik aku mengerjakan tugas yang kepepet gt. Hhe .. jadi itu semua kadang yang membuat aku mikir asyik banget semester enam ini, yang sebelumnya jarang ngelakuin rutinitas kayak gini, nah semester enam ini sering gitu. Hehehe.. dan saran lagi ya,jangan lupa jaga kesehatan lo saat banyak-banyak tugas menghampiri biar kuatt dan bisa slesai dengan baik. Gitu ceritanya kenapa semester enam itu asyik buat aku.

Next, semester enam itu aku sering banget minta doa sama orang tua aku. Ibu dan bapaku. Aku kalau minta sih g dominant kesalah satu, duanya aku maintain terus doa, walaupun katanya doa ibu yang paling mujarab ya, tapi aku minta sama rata kekeduanya, setiap hari aku minta didoakan ibuku sama bapaku. Mulai dari aku bangun tidur sampai selesai kuliah, doa itu sangat aku butuhkan untuk melancarakan segala urusanku dikampus dan di keseharianku. Allah, Alhamdulillah Ya Allah aku memiliki orang tua yang sangat care banget sama aku, walaupun aku belum menjadi kebanggaannya, aku selalu berdoa supaya ibu bapak sehat dan lancer terus rezekinya. So rek, kalian yang sudah menginjak semester enam, haruss banget deket samaa orang tua lo, biar kalian dapat berkahnya di kehidupan kalian, entah berkah itu ngalir saat kuliah atau dilain hal, pasti berbakti kepada orang tua itu akan memberikan berkah kenikmatan tersendiri untuk kita. Bener banget itu, orang tua adalah kunci kesuksesan. Jadi kita kudu banyak banyak minta didoain beliau, minta dikirimin al-fatihah, sholawatin, biar kita juga dimudahkan Allah mengatasi hal-hal sulit yang kita hadapi saat perkuliahan.  

Akhir dari point ini aku negaskan kalau semakin tua semester kita, harus semakin dekat sama orang tua, dekat untuk minta doa, yang enggak minta terus ya kita, kita juga harus mendoakan orang tua kita. Eits, aku lupa, jangan lupa juga doakan teman-teman kita seperjuangan, ketika kita mendoakan teman kita dalam keadaan kesulitan untuk diberikan kemudahan, InsyaAllah doa baik akan kembali ke yang mendoakan. Jadi ini juga rumus jitu, missal kalau aku lagi dalam kesulitan, aku doakan aja tmenku biar dimudahkan Allah mengatasi segala kesulitan hidupnya, pasti imbalannya Allah akan memudahkan kita juga melewati rintangan dan kesulitan yang ada. That’s right. Salah satu ilmu yang diberikan oleh ustad di kajian, hehe. Sering tuh aku nyadar sendiri kalau bisa jadi salah satu yang mudahkan aku menyelesaikan tugas ini adalah karena seringnya aku mendoakan teman-temanku untuk dimudahkan dalam halnya, jadi lewat ini Allah bantu aku, yapps, that’s right.

Alhamdulilah semua tugas terselaikan, semester enam sudah terlewati. Dan Yeay……. Akhirnya aku bisa pulang menemui bapak dan ibuk dirumah tercinta.


Berjuanglah di areamu

Malam ini aku susah untuk tidur,

Padahal sudah aku matikan lampu kamar, sudah aku siapkan tempat ternyaman, dan sudah atur alarm di Hp. Entaah why aku yang sudah berniat untuk tidur tak bisa memejamkan mata. Sebentar terbuka sebentar terpejam, ketika terpejam banyak hal yang ingin ku pikirkan, ku kerjakan, namun itu semua sudah ku jawab besok aja memikirkan itu, iya itu adalah jawaban untuk mengerjakan tugas kuliah. Tapi, disini aku ada hal lain yang ku pikirkan, hal ini mulai datang lagi ke pikiranku, ku tak tahu rencana apa yang akan Allah datangkan kepadaku, aku yang masih tergelentang diatas kasur dalam keadaan mati lampu membuka mata, ku merasa bahwa semakin gelap sekitarku semakin teranglah penglihatanku, semakin ku fokus melihat sesuatu, entaaah itu Cuma perasaaan atau memang begitu adanya. Aku memikirkan hal ini, hal yang sering aku alami ketika aku sendiri seorang. 

Tiba-tiba perasaan untuk bertanya siapakah diri ini mulai muncul lagi, siapakah sebenarnya aku ini, dan untuk apa aku ini disini, sering kali muncul, dan aku yakin bahwa pasti Allah merencanakan hal besar untuk ku dimasa depan, ku tegaskan ku tak tahu. Akhirnya ku berbalik kearah kiri, ku coba bicara dengan Allah “Ya Allah siapa kah aku ini?”, lagi ke berbalik ke arah kanan, “Aku tak tahu kelak menjadi apa, yang kuinginkan adalah kedamaian dibumi ini, dan ku hanya dalam jalan yang Allah tunjukan, yaitu di agama Islam.”  Aahh.. aku tak tahu aku lagi mikiran apa dan lagi bicara apa. Akhirnya ku tak kuat lagi, ku bergegas berdiri dan menyalakan lampu kamar. Dan segera ku buka laptop dan menuangkan segala keluh kesahku.

 Ya Allah... ku hanya ingin memahami diriku sebentar, ada apa gerangan ini?. Ku tahu tugasku adalah menghamba kepada-Mu, tugasku adalah menyembah dan melaksanakan ibadah yang telah Engkau perintahkan. Sebelum membuka laptop, aku menyahut Hp yang sedang diatas meja belajar, ku coba temukan hal menarik dari tumblr, dan ku tak tahu tiba-tiba aku sedang membaca postingan baru dari penulis terkenal “kurniawangunadi” yang ditulisnya pada tanggal 22 november 2017 kemaren. Tulisanya cukup memberikan inspirasi dan membuka pikiranku yang saat ini lagi buntu, yaaak... kuriniawangunadi mencoba menulis apa yang dia rasakan di zaman now, Ia menulis bahwa hidup di fase Quarter Life Crisis ini kita kudu pinter-pinter membaca keaadaan, ia menceritakan pengalamannya yang pernah dialaminya, menulis dengan kaya bahasa seperti bener apa faktanya membuat aku “Ngeh” dengan kehidupan ini. Yaak, di zaman now ini, kita biasanya bingung dengan diri kita sendiri, kadang kita merasa diri kita itu nggak ada gunanya, gak bermanfaat sama sekali, dan kadang membuat kita jarang untuk menghargai diri sendiri. Nah itu yang kadang membuat kita kayak stress sendiri gitu, frustasi gitu.

 Karena seringnya kita membandingkan kemampuan kita dengan kemampuan temen-temen kita yang seumuran, yang kadang kita nilai itu punya kelebihan khusus dibandingkan kita, kadang kita memaksa diri untuk bersaing dengan apa yang sudah teman kita lakukan, padahal disisi lain kita tak mampu untuk mencapainya, atau mungkin diri kita lelah, tapi kita memaksanya. Iyaapss, perasaan ini sama persis yang sedang aku rasakan, dan sering muncul sih di pikiran, pun seperti itu cerita dari kurniawangunadi, dia menceritakan perasaannya dulu waktu kuliah sering menganggap dirinya rendah dari temen-temannya, seperti temen-temennya udah punya usaha sendiri sedangkan dia enggak, teman-temennya udah buka start-up dia belum, temennya udah gajian sendiri dia belum, pun disuasana kelas dikampus, kurniawangunadi pun pernah mengalami perasaan yang pernah aku rasa, temen-temennya dikelaspun aktif dengan ilmu yang mereka kuasai, tapi dia enggak, berpendapat sesuai dengan apa yang mereka ketahui, dia pun kadang merasa minder dengan kemampuan berpendapatnya. 

Disitu kadang merasa bahwa diri kita lebih rendah dari orang lain, padahal diri kita sebenarnya ingin dimengerti, hanya kitalah yang bisa mengerti diri kita ini passion dan kemampuannya di apa. Sekarang kurniawangunadi pun memilih dirinya untuk berkecimbung dengan tulisan-tulisan, dia sangat senang dengan menulis karena merasakan hal yang membuat dirinya menghargai kemampuan dirisendiri, dengan menulis kurniawangunadi ingin menginpirasi banyak orang, dan lewat tulisan dia semakin nyaman untuk dicurahkan, merangkai kata disetiap kejadian membuatnya betah untuk tetap menjadi penulis, karena dia sudah mulai sadar bahwa medan yang dikuasainya adalah tulisan, sehingga dia tidak mau bersaing di dunia yang bukan menjadi dunia kenyamannya. Dan kata yang paling mengena dihati aku adalah 

“ Bersainglah dan berjuanglah di medan yang kita kuasai. Di ilmu yang kita tahu. Di tempat yang hati kita bisa merasa tentram. Di hal yang kita merasa Tuhan memudahkan jalan kita untuk beribadah kepada-Nya.”

Selamat Berjuang Pemuda
Surabaya, 27 November 2017