Namanya
juga hidup, ada masa senangnya, ada masa sedihnya, ada masa yang biasa-biasa
saja. Dengan merasakan banyaknya rasa dalam kehidupan, harusnya kita sudah
mulai pintar bagaimana merespon setiap rasa yang sedang kita rasakan kan? Iya,
harusnya begitu. Namun, yang aku rasakan kebanyakan kita masih banyak kewalahan
untuk merespon banyak rasa, itu yang aku rasakan dan aku amati. Apa kalian
demikian?
Tidak
apa-apa, jika kita masih kewalahan dengan hadirnya banyak rasa kehidupan, itu
artinya kita sedang Allah uji untuk belajar dari kewalahan itu kan? Agar kita
bisa mencari solusi terbaik untuk menghadapi kewalahan rasa.
Aku
harap pada akhirnya kita semua dibantu Allah untuk memiliki kemampuan untuk merespon
dengan baik semua rasa yang kita rasakan, entah senang, sedih, ria, galau, dan
rasa-rasa lainnya. Aku harap pada akhirnya, kita semua Allah bantu kembali
kepada-Nya. Aku harap pada akhirnya, kita semua akan berterima kasih yang
sedalam-dalamnya karena dihadirkan rasa yang belum pernah kita rasakan, itu
artinya memang kita lemah tanpa bantuan-Nya, bersyukur telah diberikan
kesempatan merasakan rasa-rasa dalam kehidupan ini. Aku berharap pada akhirnya,
kita akan sadar dan percaya bahwa rasa yang telah kita rasakan memberikan
pelajaran terbaik untuk bekal kedewasaan kita dan untuk bekal kita dimasa depan.
Dan
pada akhirnya, rasa-rasa yang telah terasakan dan terlewati oleh kita adalah
hal yang tidak perlu kita kwatirkan lagi, tidak perlu diungkit-ungkit lagi,
tidak perlu kita ratapi, dan tidak perlu kita salahi, tapi cukup dengan
menjadikan semua adalah pelajaran terbaik, rasa terbaik, dan perjalanan terbaik,
untuk kita yang lebih baik. Jika rasa yang lama tidak membuatmu bertumbuh dan
berkembang lebih baik, jangan berhenti dirasa yang lama, kita pantas untuk
menikmati kehidupan baru dengan rasa yang baru.
Apapun
rasa yang telah hadir dikehidupan kita, katakanlah “Terima kasih rasa yang
pernah ada, Allah yang telah mengizinkan kau datang, dan Allah juga telah
mencabut kau untuk pergi. Dan itu tidak apa-apa bagiku, karena kau akan hilang
pada waktunya, dan Allah yang selalu hadir bersamaku dan membersamaiku”.
0 comments:
Post a Comment