Friday, August 27, 2021

Memberi Hadiah

Paginya aku sempat drama di rumah, niatku ingin membuat telur dadar untuk sarapan, namun tiba-tiba ibu mengomentariku dengan nada yang keras,”ya nggak bisa to misah kuning dan putih telur pakai itu” . Aku tahu niat ibuku sih memberi tahuku, tetapi niatnya disampaikan dengan nada yang keras dan seperti marah, hatiku tidak bisa menerima itu, hatiku tiba-tiba sedih, dan lebih baik aku mengurungkan niat untuk memasak. Kemudian aku meninggalkan dapur tanpa berkata-kata dengan membawa semangkuk telur yang siap untuk didadar.

Lalu, aku menangis tersedu-sedu di kursi rumah sebelah. Sepertinya hatiku sangatlah sensitive untuk suara yang keras seperti membentak, hatiku memang belum bisa menerima apapun bentuk nasihat dengan nada yang tinggi, walapun sudah sedewasa ini umurku, namun diri ini masih belajar menata hati untuk hal-hal seperti itu. Aku akui, aku masih rapuh untuk itu, dan mungkin ini salah satu kekuranganku yang harus aku sadari. Ya memang seperti itu jika aku menilik kejadian-kejadian kebelakang, aku belum bisa menerima nada-nada tinggi, nada-nada keras, marah-marah, dan sebangsanya, ya aku kira aku bisa menerima, namun dengan air mata yang terus mengalir, entah itu selama setengah jam ataupun satujam lebihpun aku pernah mengalaminya.

Tapi anehnya, saat aku bisa menangis selama itu, setelah itu hatiku lega, aku lebih bisa menerima keadaan setelahnya. Oh, i think "crying" is the way how I heal myself. Mungkin ini berlaku disebagian orang, bahwa menangis bisa melegakan hati, mencurahkan segala emosi, dan meringankan kesedihan. In result, terbukti bahwa menangis tanda kita masih bisa merasakan emosi sebagai manusia, it’s normal, dan itu salah satu cara healing diri kita dari segala bentuk kesedihan yang akut, that is why kenapa orang-orang saat sedih itu menangis, itu karena hati mereka sedang bergejolak, dengan menangis segala emosinya bisa diluapkan dan that is great, tidak apa-apa.

Karena alasan-alasan diatas yang aku sebutkan, aku sekarang tidak takut untuk menangis, karena itu membuatku lega, jika kamu menangis juga tidak apa-apa kok, it’s normal, karena menangis bukan berarti kamu lemah, tetapi menangis akan membuat kamu kuat, karena setelah itu kamu sadar bahwa you have to accept what God gives to you, right?

Setelah, berlama-lamaan menangis karena perkataan ibu, you know what?

Siangnya, ibuku kepasar, dan pulang-pulang ibu membelikan aku pakaian-pakaian baru, tidak hanya satu biji, ibu beli pakaian-pakaian baru banyak untukku, karena itu yang aku butuhkan, pakaian lama sudah tidak layak dipakai. Whatt? Kamu tahu apa arti perbuatan ibu ini?

I don’t even think like this.

Dengan kejadian tadi pagi, ibu mencoba menyenangkan hatiku dengan membelikanku pakaian-pakaian baru, ibu mencoba menghiburku karena tadi pagi aku merasa sedih, mungkin karena terlihat dari mata sembabku saat aku dilihatnya.

Sebenarnya satu jam setelah kejadian, setelah aku menangis aku sudah memaafkan ibuku, namun aku tidak mau berinteraksi lama saat itu, aku pikir mungkin sorenya sudah seperti biasa. Wah, ibuku  ternyata punya usaha lain untuk membuat suasana hatiku lebih hangat lagi dengannya, dengan membelikanku pakaian.

Dengan rasa senang karena dibelikan pakaian baru J, aku tahu secara tidak langsung itu adalah cara ibuku meminta maaf, yaitu memberi hadiah. Dalam hatiku berkata untuk ibu “ibu, walaupun kau tidak membelikan aku hadiah, aku telah memaafkanmu ibu, kejadian tadi pagi memang gejolak hatiku yang terlalu sensitive, dan setelah itu aku akan baik-baik saja ibu, hanya butuh waktu”.  Tapi, cara ibu sangatlah ampuh untukku, ibu mempercepat caraku untuk menerima hal yang sudah terjadi. Terima kasih ibu sudah mengajarkanku cara ini.

Hari ini aku belajar bahwa “jika kita berbuat kesalahan kepada seseorang, dan tak mampu berucap maaf, carilah cara lain sebagai bentuk kata maaf, salah satunya adalah memberikan hadiah  untuknya”. 

Sebenarnya ibu sendiri tidak bermaksud untuk memarahiku, ibu tidak bermaksud untuk menyakitiku, setelah aku menangis barulah sadar kalau ada hati yang sensitive dengan perkataan, sehingga bisa kita ambil pelajarannya yaitu, “terkadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita ucapkan itu menyakitkan hati orang lain, oleh karena itu, kita perlu intropeksi ucapan kita, apakah ucapan dan perilaku kita itu menyakitkan orang lain? Jika mungkin jawabannya iya, carilah cara untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk rasa minta maaf. Dan jika kita tidak sadar bahwa kita telah melakukan kesalah, perlulah kita beristigfar semampu kita kepada Allah, karena Dia yang tahu segala bentuk perbuatan kita.”

Semoga Allah menjaga lisan dan perbuatan kita agar tidak menyakiti hati orang lain yaaa.

Hari ini aku berterima kasih kepada ibuku yang telah mengajarkanku satu bentuk pelajaran kehidupan yang sangat bermakna, memberikan aku cara untuk bekal dikemudian hari yaitu memberikan hadiah kepada orang lain adalah bentuk kasih sayang kita.

Aku harap hari ini kamu juga mendapatkan pelajaran dari apa yang telah ibuku lakukan kepadaku.

See you in the next story....

0 comments:

Post a Comment