Monday, February 22, 2016

Rahmat-Mu..



Rahmat-Nya...


Assalamu’alaikum sahabat setia pembaca blog, akhirnya sekian lamaa diri ini jauh dari keyboard laptop, ku mencoba bersentuhan kembali dengan kotak-kotak kecil yang bertulis adjad diatasnya.
Bagaimana? Apakah masih semangat dan ceria? Hahay.... selalu dong ya..
Kali ini aku akan sedikit menulis tentang rahmat-rahmat Allah yang diberikan dikehidupanku, mungkin bisa jadi inspirasi atau apapun yang positif untuk kalian, ya moga aja bermanfaat. Hhehe


Yuk simak dibawah. Konsentrasi ya.. selamat membaca 


Baru-baru ini memang Allah hadirkan hari-hari yang sangat berpengaruh untukku di kehidupan ini, Allah berikan warna-warna yang mungkin tak ku bayangkan sebelumnya. Berawal dari semester satu hingga saat ini, ku mencoba terus mendekati Allah, mencari rhido-Nya. Ya memang itu intinya, hingga rahmat-rahmatnya satu per satu di turunkan untuk ku dan keluargaku. Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Rahmat itu berupa kasih sayang, Allah memberikan kasih sayangnya melalui banyak cara. Dari orang tua kita, dari teman kita, bahkan dari orang yang sebelumnya belum kita kenalpun bisa Allah hadirkan melaluinya. Kasih sayang orang tuaku sungguh bagaikan bumi dan langit, sangatlah luas. Secara, orang tua mana yang tak sayang dengan anaknya. Mungkin bukan hanya aku saja, kalian pasti juga selalu diberikan kasih sayang yang lebih dari kedua orang tau kalian, sampai sedewasa ini, sampai bisa bepikir bahwa kasih sayang orang tua merupakan cahaya yang menyinari kehidupan kita, sangat terang. Ku bedoa, agar kita selalu diberikan jalan untuk bisa berbakti pada kedua orang tua kita. 

Bagaimana aku tak tunduk pada Allah? Sedangkan Dia selalu memberikan kasih sayangnya padaku, memberikan petunjuk atas segala yang ada didunia. Bagaimana aku tak resah? Ketika aku berbuat maksiat, sedangkan Allah selalu melihat tingkah ku. “Aku berlindung pada Allah, Tuhan semesta alam. 

Yang bisa merasakan kasih sayang yaitu diri kita, jiwa kita, yang terkadang sulit untuk menguraikannya dalam bentuk kata-kata. Perlunya belajar untuk bisa menterjemahkan semua bentuk kasih sayang-Nya. Bagaimana aku tak bersyukur pada-Nya? Atas semua yang diberikan.
Kalau kita mau berpikir, semua makhluk-Nya sudah diberikan rahmat yang indah dari Allah. Hanya saja berbeda kadarnya, seberapa besar, seberapa mengena di hati, seberapa pentingnya dan seberapa indahnya rahmat itu, tergantung tiap jiwa yang menilainya. Sungguh, Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang. 


Barangkali, diri sendiri yang belum pandai mengartikan sebuah rahmat-rahmat itu, hingga terkadang kita lupa bersyukur, menerima pemberian-Nya dengan ikhlas. Atas semua itu, disini ilmu berperan, disini pemikiran dibutuhkan. Kita dituntut untuk bepikir atas semua rahmat yang diberikan Allah agar kita pandai bersyukur kepada-Nya. Sehingga kita sadar tak ada yang pantas sesuatu itu  disembah kecuali Allah saja. Allahukbar.


Sekilas melintas di pikiran, aku teringat nasehat Ustad Yusuf Mansur dalam kajiannya tentang pergi ke masjid, bahwa diberikan saran darinya setiap kali masuk masjid, berarti kita masuk rumah Allah, maka berdoalah sebelum memasukinya, yang mana doa itu paling tidak berbunyi “ Ya Allah berikanlah untukku rahmat-rahmat-Mu.” Begitu banyak rahmat yang Allah punyai, mari berdoa agar salah satu rahmat-Nya di tujukan untuk kita agar hidup kita penuh dengan keberkahan.


Rahmat itu berupa tanggung jawab, kini juga dihadirkan dalam kehidupanku. Aku memaknai tanggung jawab yang aku emban sekarang adalah sebuah rahmat-Nya. Aku mengartikan bahwa Allah mempercayai aku untuk melakukan tugas ini, Allah mempercayai aku untuk mengambil kesempatan ini. Awalnya, aku sempat bingung. Namun, kebingungan itu tertindas oleh orang-orang yang baik yang selalu mengsupport aku. Ya, beliau selalu mengajarkanku betapa pentingnya bergerak itu, tidak diam saja, beliau memberikan dampak yang kuat dalam kehidupanku, karenanya aku bisa menambah wawasanku dalam mendalami islam, karenanya pula aku dikenalkan berbagai macam kehidupan, diberikan sebuah bimbingan memang perlu. Alhamdulillah, mbak satu ini dihadirkan Allah bertemu dengan aku, yang Allah kirim untuk aku. Beliau sungguh luar biasa bagiku, dan perlu diri ini mencontoh perilaku baik dan semangatnya yang selalu berkobar-kobar. Maka, nikmat mana lagi yang kau dustakan? Begitu nikmat rahmat Allah yang diberika kepada hamba-nya yang takhluk pada-Nya. 
Sampai detik ini juga, rahmat-rahmat-Nya selalu mengalir untuk hamba-hamba-Nya. Allahuakbar. 

Ketika kita sadar bahwa akan semua itu, kita tak lagi merasa kekurangan, merasa kecukupan, karena kita akan diajarkan bersyukur dengan hadirnya rahmat-rahmat itu.

Semoga bermafaat, 
Salam manis dari penulis. Salam pemuda.
29 januari 2016 

0 comments:

Post a Comment